8. First

26 3 1
                                    

"MIN SOO HYUN?!"

Nurina berlari secepat mungkin untuk menghindari Seokjin.

"Tidak-tidak, yang memakai parfum itu tidak hanya satu orang," Seokjin mengusap kasar wajahnya.

Sedangkan Nurina berusaha menstabilkan deguban jantungnya yang mulai tidak beres. Tidak, Nurina belum ingin Seokjin tahu kalau Nurina adalah Min Soo Hyun. Jujur saja, Nurina menyukai Seokjin.

Apa gunanya Nurina memberi tahu Seokjin kalau dirinya adalah Min Soo Hyun. Seokjin saja sudah mengatakan kalau Seokjin sudah menemukan yang lebih baik dari Soo Hyun. Jadi Nurina pikir, memberi tahu kalau dirinya adalah Soo Hyun adalah hal yang tidak penting.

Mwo? Nurina mengakui kalau dirinya menyukai Seokjin? Mungkin Nurina mendapatkan karma karena dirinya tidak percaya adanya cinta pada pandangan pertama. Tapi, Nurina malah mengalami itu. Nurina jatuh cinta kepada Seokjin pada saat Nurina bertemu di rumah sakit. Pada saat itu Seokjin sangat tampan, tidak-tidak lebih dari tampan. Nurina hampir melongo saat melihatnya pada waktu itu.

Nurina beberapa kali memegang dadanya yang berdegub dengan kencang. Mengambil nafas sangat banyak. Dan -- woah! Kyung Seok mengagetkan Nurina, Kyung Seok menghubungi Nurina semalam ini?

"Kyung Seok-ah? Ada apa? Malam sekali kau menghubungiku," Nurina masih dalam keadaan ngos-ngosan.

"Hanya ingin memastikan, kau masih hidup atau tidak,"

"Maksudmu? Kau ingin aku mati? Awas saja kau Kyung Seok!" Lalu, Nurina mendengar suara cekikikan dari seberang sana.

"Aniyo, bogo sipeosoyeo!"

"Awas saja, aku tidak akan kembali!" Nurina sudah terlanjur kesal dengan Kyung Seok.

"Bogo sipeo, Nurina-yya,"

"Diamlah, aku mau kembali ke hotel! Annyeong Oppa!"

"Kau berada diluar malam-malam begini? YA! CEPAT PU--"

Nurina telah memutuskan sambungannya. Beralih menghubungi Zahra untuk kembali, dan kembali ke hotel.

Tidur Nurina yang nyenyak terganggu oleh sesorang yang menelepon Nurina siang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Nurina yang nyenyak terganggu oleh sesorang yang menelepon Nurina siang ini. Apa? Nurina baru bangun siang ini? Nurina sangat kelelahan.

Ternyata bukan telepon. Tapi, Video Call dari Seokjin. Nurina membelalakkan matanya, dengan cepat mencuci muka, memakai liptint, menyisir rambutnya yang berantakan dan menerima Call dari Seokjin.

Saat telah tersambung, Nurina tersenyum lebar. Sedangkan Seokjin tertawa lepas. Nurina bingung, Mengapa? Setelah meneliti wajah dan rambut, semuanya baik-baik saja. Nurina juga mengenakan pakaian. Tapi mengapa Seokjin tertawa.

Tunggu-tunggu, APA? Seokjin berada di sebelah Nurina sekarang. Oh, betapa malu nya Nurina. Seokjin pasti melihat Nurina berlari dengan cepat untuk mencuci muka, dan melakukan segalanya, lalu tersenyum saat menerima Video Call, seolah tidak terjadi apapun. Nurina sangat malu.

"PERGI KAU!" Nurina memukul lengan Seokjin yang masih tertawa. Nurina cepat-cepat mengambil handuk dan pergi melangsungkan ritual mandinya.

"HAHAHAHAHAHA" Seokjin masih tetap tertawa.

Nurina melambatkan mandi nya, berharap saat dirinya keluar kamar mandi, Nurina tidak lagi menemukan batang hidung Seokjin.

Namun, semuanya sia-sia. Ketika Nurina keluar kamar mandi, Nurina masih menemukan Seokjin di kamar.

Nurina menghampiri Seokjin, dan menjambak rambutnya. Karena kemarin Nurina belum menjambaknya jadi sekarang saja.

"AKU SUDAH MENGATAKAN PADAMU! PERGI!" Nurina menjambak rambut Seokjin yang agak panjang itu.

"AA- Hentikan!" Seokjin berusaha melepaskan tangan Nurina dari rambutnya.

Karena lantainya licin, Nurina terpeleset dan bukannya jatuh ke lantai, Nurina malah jatuh ke tempat tidur. Ralat, bukan tempat tidur. Nurina sekarang berada di atas dada Seokjin.

Mereka berdua cukup lama bertatapan. Tatapan yang sangat berarti bagi keduanya. Tangan Nurina tidak sengaja berada di atas perut Seokjin. Bayangkan saja, Nurina melakukan apa. Nurina tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk meraba sixpack Seokjin. Beruntung sekali Nurina.

Setelah sadar bagaimana posisinya, Nurina berdiri dan menggigit bibir bawahnya. "Mm--Mianhae," Hanya kata itu yang mampu Nurina ucapkan.

"Gwenchana, nanti malam di Bianglala Tempozan ya," Lalu, Seokjin berdiri, berniat akan meninggalkan kamar Nurina dan sahabatnya.

Bodohnya Nurina, tidak berhati-hati dan terpeleset lagi. Beruntung, Seokjin menangkap Nurina. Rasanya Nurina ingin mati saja. Mengapa Nurina sangat gugup kalau berada di dekat Seokjin?

Nurina berdiri, kembali menggigit bibir bawahnya. "Gomawosseoyo,"

Seokjin hanya mengangguk, dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.

Nurina memegang dadanya. Apakah Nurina harus pergi ke dokter? Nurina sangat takut akan terjadi apa-apa pada kesehatan jantungnya. Sebelumnya, Nurina tidak pernah mengalami hal ini.

Didalam hatinya, Nurina mengutuk Zahra dan Dita. Kemana saja dua orang itu?

 Kemana saja dua orang itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianglala Tempozan. Mungkin Nurina akan mengenang sesuatu dari tempat ini.

Padahal untuk saat ini Nurina tidak ingin bertemu Seokjin dan ingin menghindari Seokjin. Tapi, bagaimana lagi? Nurina tidak ingin sendirian. Lagipula, Nurina tidak akan merugi kalau menghabiskan waktunya bersama Seokjin.

Saat berjalan menuju Bianglala, Seokjin mengulurkan tangannya, membuka sela-sela jarinya. Apakah jari Nurina harus mengisi sela-sela itu? Dengan segala do'a, akhirnya jari-jari Nurina telah mengisi sela-sela jari Seokjin.

Seokjin tersenyum tanpa memamerkan giginya, begitupun Nurina yang tersenyun sedikit malu.

"Kita hanya berdua disini?" Tanya Seokjin setelah mereka berdua menaiki salah satu anak bianglala.

"Memangnya kau ingin bertujuh?"

"Tidak, berdua saja," Seokjin menggeleng dan tersenyum tipis.

"Katakan saja kalau ingin berdua denganku," Nurina melipat tangannya.

"Diamlah, kalau aku bersamamu terus, jantungku akan bermasalah,"

Seokjin mengatakan apa? Mulutnya ini bodoh.

"Bagaimana bisa?" Dengan bodohnya Nurina malah memegang dada Seokjin.

Dengan seperti itu pasti jantung Seokjin semakin berdetak dengan sangat cepat.

Seokjin tidak tahan memandangi wajah cantik dan sempurna milik Nurina. Seokjin menundukkan kepalanya. Bibir Seokjin menyentuh bibir Nurina.

'MY FIRST KISS!' Ucap Nurina dengan keras didalam hatinya.

•••
Haii! Jangan lupa vote ya gaiss! Spam comment jugaa.

shfrvzhr

Epiphany || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang