32. Kronologi 🌻

1.3K 161 51
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

A story by
DINDA VIRANI

———

11.30 AM
(Berapa hari sebelum berita tersebar)

Hari ini kantin pusara benar-benar ramai. Zhira yang ingin membeli air mineral sampai kesulitan berjalan. Tubuhnya yang mungil sudah pasti kalah dengan manusia yang ada di dalam sana. Mau tidak mau ia harus mundur beberapa langkah untuk menghindari kerumunan siswa-siswi yang berdesakan di kantin.

"Mau beli apa?"

Gadis itu mendongak, mendapati sosok asing tengah berdiri di sebelahnya.

" ... "

"Zhira, gue tanya lo mau beli apa biar gue beliin. Kok malah diem?"

Kali ini Zhira mengerutkan dahi.
"Siapa lelaki ini? dia mengenalku?"

"Halooo."

Mata Zhira mengerjap beberapa kali.
"Nggak usah, aku bisa beli sendiri."

"Yakin?" lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. Sekilas melirik keadaan kantin sudah seperti pasar.

"Udah sini gue beliin. Lo pasti mau beli minum, 'kan?" tebaknya tepat sasaran.

Reflek Zhira mengangguk tanpa suara.

"Mau minuman apa?"

Sudah kepalang tanggung karena tadi sempat mengangguk, pada akhirnya Zhira menjawab ucapan itu. "Air mineral."

Lelaki itu berjalan tanpa basa-basi. Menerobos masuk ke dalam kantin yang sangat penuh dan sesak. Mengambil dua botol air mineral ukuran sedang untuk Zhira dan dirinya. Kemudian membayar dengan uang pas, lalu kembali datang di hadapan Nazhira.

"Nih," ucapnya sambil menyodorkan Air.

"Makasih ... ini uangnya," balas Zhira sembari memberikan lembar uang lima ribuan.

Bukannya mengambil, lelaki itu malah tertawa. Seumur-umur, baru kali ini ia menemukan sosok perempuan seperti Nazhira. Secara tidak langsung Zhira tengah menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang lelaki.

"Polos banget nih cewek," ucapnya dalam hati.

"Kok malah ketawa? Kurang ya uangnya? Masa air mineral udah naik, sih? Perasaan kemarin masih tiga ribuan," gumam Zhira kebingungan. Tatapan itu tertuju pada botol mineral yang berada di genggaman.

"Nggak usah bayar, Ra."

Nazhira mendongakkan kepala.

"Loh, kenapa? Kan tadi belinya pakai uang kamu. Berarti ya aku harus bayar. Kalo enggak bayar, minumannya nggak bisa aku minum."

"Kenapa nggak bisa di minum?"

"Karena belinya bukan pakai uangku, jadi aku nggak punya hak apa-apa."

Lelaki itu menghela napas lalu menggeleng pelan. "Ya udah, lo boleh bayar tapi nggak dengan uang."

Gadis itu semakin bingung. "Terus bayarnya pakai apa?"

"Temenin gue duduk di sana," lanjutnya sambil menunjuk kursi kosong yang ada di pojokan kantin.

Awalnya Zhira menolak, tapi karena sudah sangat haus akhirnya ia menerima tawaran lelaki tersebut. "Sebentar aja ya, aku masih ada urusan lain soalnya."

Lelaki itu mengangguk. Setelah itu keduanya melangkahkan kaki dan duduk di kursi tersebut.

"Oh iya, kita belum kenalan. Nama gue Leo." Lelaki itu mengulurkan tangan.

BAD FATE (End✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang