Awal Mula

36 3 0
                                    

5 September 2019, Jakarta Barat, Indonesia.

Lagi-lagi hari ini Jason Jonathan, seorang pengangguran berusia 27 tahun, bermain game online seharian di kamarnya.

Maklumlah, dia memang pecandu game. Kerjaannya setiap hari bermain game online. Berbagai macam game sudah pernah ia mainkan. Bahkan ia sudah pernah meraih juara dalam beberapa kompetisi dan turnamen game dan esport. Skill gaming-nya memang sudah tidak diragukan lagi.

"Yesss akhirnya kalah kau!" serunya setelah selesai bermain Queen of Fighter All-star. Ini adalah game favoritnya sejak seminggu yang lalu. Dia pun mulai bermain game selanjutnya, yaitu PBG.

"Kring...kring..."
Tiba-tiba HP-nya berdering, pertanda ada yang menelepon. Ternyata itu ibunya!

"Aish...baru aja mau main." keluhnya. Ia pun mengangkat teleponnya.

"Kamu ngapain aja sih?!" terdengar suara ibunya marah-marah di telepon.

"Aduh, Ma, jangan langsung marah dong." kata Jason. "Bilang 'halo' dulu kenapa?"

"KAMU INI JAWAB ORANG TUA MULU!" ibunya mulai membentak.

"Iya, iya, maap." kata Jason. "Ada apa sih? Tiba-tiba nelepon."

"Kamu ngapain aja sih selama 3 bulan ngontrak di Jakarta? Kok gak pernah hubungin Mama, tanya-tanya kabar Mama di Malang gimana. Jadi anak kok gak pedulian banget."

"Biasa, main game." ujar Jason dengan santai. "Tadi abis main QOF, bentar lagi main PBG."

"Ya ampun Jason...kamu ini main game terus..." keluh ibunya. "Cari kerja kenapa sih? Mama udah pusing denger kamu telepon-telepon minta uang buat bayar kontrakan sama uang makanmu. Belajar mandiri dong!"

"Udah cari beberapa minggu lalu, gak ketemu yang bagus." jawab Jason.

"Ah, alesan aja kamu! Mama udah tau, pasti tiap minggu kamu bukannya cari kerja malah main game! Kamu ini, mau jadi apa sih nantinya?!" ibunya memarahinya lagi.

"Apa aja boleh dah." kata Jason lagi dengan santai.

Ibunya tambah kesal. "Bercanda mulu kamu ya!!" katanya. "Mama gak mau tau, pokoknya kalo akhir bulan ini kamu gak dapat kerja, Mama gak bakal transfer uang ke kamu lagi! TITIK!"

Klik! Ibunya menutup telepon.

'Dih baper.' batin Jason. Tak lama kemudian HP-nya berdering lagi. Kali ini temannya, Roy, menelepon.

"Hey bro." ujar Roy, memulai percakapan. "Lagi gabut gak lu?"

"Oh, halo bro. Gak sih, gw gak lagi gabut. Tapi mood gw lagi jelek nih." jawab Jason.

"Lho, kenapa?" tanya Roy.

"Abis dimarahin nyokap gara-gara main game kelamaan." ujar Jason.

"Oalah." kata Roy. "Eh, btw nongki kuy, di Warung DownNormal! Katanya lagi ada promo tuh!"

"Oh ya?" tanya Jason. Semangatnya langsung bangkit lagi. "Oke lah. Gaskeun bro!!"

"Oke bro. Berangkat bareng ya kita!" kata Roy.

"Siap bos! Gw tunggu lu ke rumah gw ya." jawab Jason.

"Oke!" ujar Roy.

Klik! Telepon ditutup lagi. Jason pun bersiap-siap untuk pergi ke Warung DownNormal bersama Roy. Setelah itu dia menunggu Roy di ruang tamu.

Satu setengah jam telah berlalu, namun Roy tak kunjung datang.
Padahal jarak rumah Roy tidak jauh dari kontrakan Jason.

'Gila tuh orang, lama bener.' batin Jason. 'Gapapa lah, gw tunggu 15 menit lagi.' katanya lagi dalam hati.

The World of FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang