Kedatangan Elios

13 0 0
                                    

Kembali ke Crystal College.

Setelah melakukan pemanasan, kelima murid bermain lempar lembing di lapangan. Pak Makoto membimbing dan mengajari mereka teknik-tekniknya.

"Baik, anak-anak, kita mulai permainannya!" ujar Pak Makoto. "Sebelum melempar lembing, ada beberapa tahap yang harus kalian perhatikan. Yang pertama sikap awalan, bisa dilakukan dengan berjingkat, dengan langkah silang di depan dan langkah silang di belakang. Lalu saat melempar, tarik bahu kanan dan lengan, lalu lepaskan lembing. Terakhir, langkahkan kaki ke depan untuk menyeimbangkan gerakan."

Pak Makoto menjelaskan teknik bermain lempar lembing sambil mempraktekkannya. Murid-murid memperhatikan dengan baik.

"Nah, sekarang coba kalian lakukan. Yang pertama Kayra!"

Kayra pun maju dan mulai melempar lembing. Hasil lemparannya cukup jauh.

"Bagus, Kayra!" ujar Pak Makoto. "Sekarang, Jason!"

"Baik Pak." jawab Jason. Ia pun melempar lembing seperti yang dilakukan Kayra tadi.

Namun, saat ia ingin melempar, sebuah pesawat berwarna hitam mendarat di lapangan. Jason dan murid-murid lain kaget melihatnya.

"Ini pasti ulah Elios!" kata Mikhail. "Heran, kenapa orang itu sejak dulu tidak pernah berhenti mengganggu kita!"

Sesaat kemudian, Elios yang memakai baju perang ala-ala film Avengers, keluar dari pesawat, bersama kedelapan anak buahnya.

"Long time no see, my old friend!" katanya kepada Pak Makoto. "Apa lagi yang kau dan murid-murid bodohmu itu lakukan?"

"Elios!" teriak Pak Makoto. "Mau apa lagi kamu?!"

"Oh, tidak ada apa-apa. Hanya ingin membuat sedikit pesta di sekolah ini saja." ujar Elios. Ia pun mengeluarkan kekuatan bayangan hitam. Pak Makoto dan murid-muridnya langsung menghindar.

Elios bertepuk tangan. "Wah, kalian lincah sekali rupanya." ujarnya. "Berarti kalian harus merasakan yang lebih parah lagi!"

"Enyahlah kau, Elios!" seru Mikhail. Sekujur tubuhnya berapi-api karena marah. Ia mengeluarkan api dari tangannya untuk menyerang Elios, dibantu dengan kawan-kawannya dan Pak Makoto yang menyerang dengan skill masing-masing. Namun semuanya berhasil dipatahkan. Elios segera balas menyerang dengan menyemburkan cairan hitam dari mulutnya, sehingga seisi lapangan kotor terkena cairan itu. Kemudian, kedelapan anak buahnya menggebuki mereka sampai babak belur.

Setelah puas dengan kekacauan yang ia buat, Elios tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, mampuslah kalian kotor-kotoran, sebentar lagi ada 6 cleaning service baru nih hahahaha! Hei, kenapa ekspresi kalian kayak kaget gitu? Kan bukan pertama kalinya kalian kena serangan cairan hitam dariku!"

"Bersihin nih lapangan, Iblis! Jangan ngebacot doang!" seru Kayra marah.

"Heh, Nona Cantik, kamu pikir kamu siapa? Ibuku? Kok seenaknya saja nyuruh-nyuruh aku, padahal aku lebih tua dan lebih berkuasa darimu?" balas Elios dengan tatapan sinis. Kayra mengepalkan kedua tangannya, bermaksud untuk meninju Elios, tapi Elios dan anak-anak buahnya sudah berlari, menaiki pesawat hitam mereka. 

"Pengecut!!" Kayra berteriak marah, ketika pesawat itu terbang ke angkasa.

"Hehehe, pesta kita sampai di sini ya! Kalian sudah kalah dariku! Aku pergi dulu~" kata Elios, mempercepat laju pesawatnya. Dalam hati ia berencana memikirkan strategi dan taktik yang tepat untuk membuat kekacauan besar di seluruh kawasan, termasuk di perumahan warga desa The World of Fantasy ini.

Setelah Elios pergi, Pak Makoto dan murid-muridnya kembali ke ruangan mereka masing-masing untuk mandi, lalu bergotong royong membersihkan lapangan yang kotor terkena cairan hitam. Semua murid berkeluh kesah.

"Sialan si Iblis Hitam itu!" Kayra mengumpat, seraya membanting tongkat pel yang ia pegang. "Terpaksa deh, kita harus membabu gara-gara dia!"

"Kita sudah gagal menghadapinya berkali-kali. Rasanya aku mau menyerah saja." ujar Rei menunduk.

"Hei, masa warrior seperti kalian mengeluh begitu? Ayo bangun!" kata Pak Makoto, ketika melihat muka murid-muridnya yang murung. "Jangan ngomel terus dong! Ayo bangun!"

"Pak, kita semua sudah lelah menghadapi Elios." kata Mikhail. "Sudah segala macam cara kita coba, dari sebelum kedatangan Jason ke sini, tapi kita selalu kalah darinya."

Pak Makoto menghampiri murid-muridnya. "Anak-anak." katanya. "Musuh terbesar kita itu sebenarnya bukan Elios, tapi diri kita sendiri. Keegoisan, rasa iri hati dan ingin menjatuhkan sesama, sikap mudah menyerah. Semua itu harus kita lawan. Jadi, kalian jangan mudah menyerah jika mengalami kegagalan, karena dengan mengalami kegagalan, kita dapat lebih banyak belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Elios itu sebenarnya mudah dikalahkan. Yang sulit dikalahkan adalah sikap-sikap buruk yang kita miliki."

"Hmm," gumam Mikhail, berpikir sejenak, "Benar juga, Pak. Tapi bagaimana cara melawan Elios, ya, Pak?"

"Pasti ada cara yang tepat, dan itu yang harus kita pikirkan." jawab Pak Makoto. "Sebelum itu, lawanlah sikap pesimis kalian dulu. Sekarang, mari kita lanjut bersih-bersih."

Semua murid mengangguk. Dalam hati mereka sedikit termotivasi karena kata-kata Pak Makoto tadi. Namun mereka masih bertanya-tanya, apakah benar ada cara yang cukup ampuh untuk menghadapi si Iblis Hitam alias Elios itu?


The World of FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang