Saat ini Pak Makoto dan Jason sedang berjalan melewati sebuah lorong yang panjang. Di kanan-kirinya ada banyak pintu dengan bentuk, ukuran, dan warna yang semuanya sama.
Pak Makoto membuka setiap pintu sambil menjelaskan setiap ruangan yang ada di dalamnya. Total pintu di pinggir lorong tersebut ada 10: 5 di sebelah kiri dan 5 di sebelah kanan. Di dalamnya terdiri dari 3 ruang kelas (untuk belajar teori), 1 ruang guru, dan 1 ruang makan untuk di sebelah kiri, 1 ruang seni rupa, 1 ruang komputer, 2 toilet (1 untuk pria dan 1 untuk wanita), dan 1 ruang musik untuk yang di sebelah kanan.
"Lho, tapi katanya pelajaran di sini cuma 3, Pak?" tanya Jason. "Kok ada ruang musik, ruang komputer sama ruang seninya? Memangnya ada pelajaran seni rupa, TIK, sama musik ya, Pak?"
"Ruang seni rupa, komputer, dan musik digunakan untuk tempat berkreasi bagi siswa-siswi di sini." jawab Pak Makoto. "Jadi kalau sedang jam istirahat, kalian bisa main-main ke 3 ruangan itu, bikin karya-karya seni, main musik, atau main komputer."
'Widiii!' seru Jason dalam hati. 'Kalo di sekolah gw semasa SMA, 3 ruangan itu cuman boleh dipakai di jam pelajaran. Di sini, bisa dipakai pas istirahat?! Kerennnn! Lumayan gw bisa main game di ruang komputer, kalo jam istirahat!'
"Nah, sekarang kita ke lapangan, ya." ujar Pak Makoto. Mereka pun menuju sebuah lapangan olahraga. Jaraknya tidak jauh dari lorong itu, tinggal luruuusss saja keluar dari lorong, udah deh, sampai!
'Wahh gila sih! Nih lapangan luas banget! Ada tempat buat lempar lembing, lempar cakram, sama lempar peluru! Ditambah lapangan basket, futsal, badminton, voli, sama ada kolam renangnya lagi! Bener-bener beda 180 derajat sama sekolah gw, di dunia manusia!' batin Jason, mengagumi lapangan ini. Sepertinya ia sedang mengalami euforia dengan Crystal College.
Setelah menjelajahi lapangan sekolah yang seluas samudera itu, mereka langsung naik ke lantai 2. Di sana ada 3 ruangan, antara lain ruang gym, aula (biasanya digunakan untuk praktek pelajaran bertarung dan pertemuan-pertemuan atau event tertentu), serta dapur untuk praktek pelajaran memasak. Selain itu, ada pula 5 kamar siswa dan 2 kamar guru.
Setelah menjelajahi semua ruangan, Jason dijelaskan tentang berbagai peraturan dan pelajaran yang ada di Crystal College.
"Baiklah, petualangan kita sampai di sini ya." kata Pak Makoto setelah mereka selesai mempelajari Crystal College. "Sekarang, ayo kita ke aula! Saya sudah siapkan peralatan bertarung di sana."
"I...ini mau latihan bertarung, Pak?" tanya Jason kaget.
"Iya, Nak." jawab Pak Makoto. "Sebagai pendatang di Crystal College, kamu harus mengikuti latihan bertarung, sebelum resmi menjadi murid. Tujuannya adalah supaya kamu menemukan skill atau keahlian yang paling kamu kuasai, yang akan digunakan jika melawan musuh dan berburu nanti."
"Oh begitu." ujar Jason singkat.
"Latihan ini harus kamu ikuti selama sebulan." lanjut Pak Makoto. "Setelah itu, kamu secara resmi menjadi siswa di sekolah ini."
"Hah? Sebulan? Yakin Pak? Gak kelamaan tuh?" tanya Jason bertubi-tubi.
"Sebulan itu sudah sangat cukup, tidak lebih, tidak kurang." ujar Pak Makoto.
'Gila sih, lama banget menurut gw.' Jason mengeluh dalam hatinya. 'Tapi gapapa lah ya, demi bisa ngerasain jadi karakter game. Kapan lagi cuyyy~'
Di dalam ruang aula..
"Kita mulai pemanasan dulu ya, Jason!" kata Pak Makoto. "Push up!Satu, dua, tiga, empat...50! Yak, sekarang sit up 60 kali."
'Buset...' batin Jason. 'Perasaan gw gak pernah push up atau sit up puluhan kali dah. Yah, paling maksimal 10 kali.'
KAMU SEDANG MEMBACA
The World of Fantasy
FantasyBagaimana jadinya jika seorang gamer online yang sudah bermain berbagai macam game, tiba-tiba masuk ke dalam game yang bahkan tidak ia ketahui sama sekali? Berhasilkah ia menyelesaikan misi-misi dalam game tersebut dan mengalahkan sang penjahat? Ata...