Delapan

945 56 5
                                    

Gimana gimana?.. Ada saran / kritiknya?, ..
Kalo ada, kalian bisa chat pribadi aja guys.. Biar santai😊

And btw,, .. semoga pada suka sama ceritanya & ngga ngebosenin.

Karena pada dasarnya aku sendiri.. Sejujurnya penulis yang masih Amatir, yang coba-coba menuangkan Ide di otak,, biar ngga makin menumpuk!😌

Oke, langsung cuss baca aja ya..

Happy Reading😘

......  ......  ......

Kini Faiz mulai mengerti, karena Aiza telah menceritakan semuanya.

Dunia memang benar-benar sempit, pernyataan itu yang ada di otak nya saat ini.

Awalnya ia sempat tak percaya, namun setelah kejadian hari ini, -telah mengubah pandangannya tentang pernyataan tersebut.

Kini ia berada di gazebo pesantren, bersama Aiza dan adiknya, dengan di temani secangkir es teh dan jamuan lainnya.

Sepertinya ia mulai menikmati suasana di pesantren ini, meskipun cuaca panas, namun tetap sejuk.

Hembusan angin membuat matanya sesekali terpejam, ia mengantuk.

'Aah, pantas saja gadis yang berjarak dua meter dari posisi duduknya ini tadi sempat tertidur, suasana di sini menenangkan, pas untuk tidur' pikirnya.

"bang!" panggil Ammar tiba-tiba.

Setelah melihat Faiz menghadap ke arahnya, ia melanjutkan.

"Ammar mau ke abi dulu ya, tadi di panggil" ucap Ammar.

"oke", sahut Faiz, singkat.

"eeh ning, ma'af saya hampir lupa, tadi di panggil sama gus Nizam. Katanya minta makan", kata Ammar, dengan wajah menyesal,- karena hampir saja ia melupakan mandat dari gus-nya itu.

"ooh, ya sudah saya langsung ke sana saja" sahut Aiza, sigap.

Tadinya ia pikir akan berdua-an dengan Faiz, di sini.

Helloo, yang benar saja. Semenjak tadi, ia sangat tidak nyaman, namun berhubung untuk menghormati Faris serta menjelaskan peristiwa tadi, dan lagi pula ia tidak punya alasan untuk menolak.

Oke, sepertinya dirinya harus berterimakasih pada Ammar nanti, Ucapnya dalam hati.

"ooh Nizam adik kamu yang waktu itu ya Za?", tanya Faiz.

"iya", jawab Aiza singkat, lalu mengundurkan dirinya dari sana.

Dalam hati, ia mulai bersorak, tadi benar-benar tidak nyaman.

...... ...... ......

Aiza kini tengah duduk di ruang makan yang menghadap langsung gerbang utama pesantren ini, -menemani Nizam yang sedang makan.

Ia minta di buatkan sayur asam dan sambal, makanan favoritenya.

Sesekali Aiza memainkan ponsel nya, lalu menghela nafas.

Sejujurnya ia masih tidak bisa melupakan kejadian di masa-lalu, yang membuatnya seperti ini.

Selalu menjauhi makhluk yang bernama laki-laki, pria, cowo atau apapun yang berhubungan dengan itu.

Di tangannya kini, banyak chattan yang masuk dari para pria yang modus padanya.

Padahal dirinya sudah mengatakan alasannya tidak masuk kuliah hari ini.

'IZIN, ADA KEPERLUAN YANG MENDESAK',

Tulis Aiza di Group kelas dengan huruf kapital, apa mereka tidak bisa membaca, batin Aiza- mendengus kesal.

REAL GUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang