Hello Guys.. I'm comeback😊
Ada yang nungguin ning Aiza ngga nih? Ngarep😁
Oke, langsung baca aja dah.. 😉
..................
Happy Reading........................
"nggeh.. Nggeh, nanti Aiz sama Izam yang ngurus", ujarnya.
"......"
"mba Rahmah wau medal kalih kang Rifqi", jawabnya lagi.
"....."
"nggeh bah, abah sakniki wnten teng pundi toh?", tanyanya.
"....."
"oh, nggeh-nggeh,.. Nggeh pun", sahutnya lagi, menjawab seseorang di seberang sana.
"......"
"nggeh-nggeh, Wa'alaikumussalam Warrahmatullah", jawab Aiza, mengakhiri.
Aiza mulai menghela nafas, ia mulai mengingat pembicaraan tadi dengan abah-nya.
Iya, yang menghubunginya tadi adalah Kyai Abdillah, yang tak lain adalah abahnya.
"Abah pulangnya di undur, otomatis tugas di pondok nambah lagi", ujar Aiza, berbicara pada dirinya sendiri.
Sambil melangkahkan kakinya menuju halaman depan pesantren, tak lupa pandangannya mulai mengamati para santri yang sedang menghafal, mengingatkan dirinya sewaktu di pondok dulu, aah dirinya mulai merindukan suasana di pesantrennya dulu.
Ada yang saling menyimak bergantian, ada yang dengan berjalan bolak-balik mungkin lebih tepatnya maju-mundur cantik. Namun ada yang lebih cukup ekstrim, ia melihat salah seorang santri yang menghadap tembok dengan membawa mushaf kecil di tangannya serta tak lupa dengan kepala yang di bentur-benturkan. Aiza berpikir, apa itu tidak sakit?, ia pikir selagi dirinya mondok dulu, tidak sampai begitu.
Setelah sampai, ia mulai duduk di tempat yang sudah di sediakan.
Oke, itu sepertinya masih lebih baik, setelah Aiza amati, ada satu pohon mangga di ujung komplek asrama putri yang dahannya cukup banyak.
Ia melihat beberapa santri di atasnya, membawa mushaf ataupun kitab, ia samar-samar melihat, karena jaraknya cukup jauh. Yang jelas mereka tengah menghafalkan- hafalannya.
Aiza mulai mengingat kembali semasa ia di pesantren dulu, apa memang seperti itu? ia mulai terbahak, setelah berhasil mengingat kilas balik masa-masa dirinya di pesantren dulu, terutama ke-absurdan teman-temannya.
"ning, ngapunten kulo bade setor hafalan", sahut salah satu santri, membangunkan Aiza dari dunianya sendiri.
"ooh, nggeh monggo" sahut Aiza, berjengit, mungkin karena terkejut.
"surah apa?", tambahnya.
............ .............
Setelah sesi simak-an selesai, Aiza masih berada di tempatnya, bermalas-malasan menyender di tembok, dengan di temani jajanan kesayangannya.
Ia masih di sibukkan dengan jajanannya, sampai mengabaikan waktu yang terus berjalan. Sepertinya Aiza melupakan jadwal kuliahnya yang di ampu oleh dosen killer.
Ia benar-benar nyaman dengan posisinya ini, hingga ingin tertidur. Oke, ia mulai menguap, rasa kantuk mulai menyerang kesadarannya, hingga akhirnya membawa Aiza ke alam tidur.
Setelah beberapa saat, barulah sebuah mobil memasuki pekarangan pesantren Al-Ikhlas. Terlihat seseorang keluar dari dalam mobil itu, di susul dengan orang lainnya yang keluar dari pintu yang sama. Ia mulai mengedarkan penglihatannya ke arah sekitar, lalu melihat seseorang yang tengah pulas tertidur di halaman pesantren.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL GUS
عاطفيةSebuah Pencarian Yang Tidak Akan Ada Akhir! Sebuah pengembaraan untuk mencari jati diri! Dan Sebuah Cinta-kasih yang harus di korbankan! Tanpa Nama, tanpa Nasab, & tanpa Seseorang di sampingnya.