Kesepuluh : Extra Chap #2

1.8K 126 71
                                    

Pagi ini, Boruto bangun lebih awal. Bukan kebiasaannya memang. Melainkan karena Sumire akan datang dan sarapan bersama dengan keluarganya.

Di meja makan, terlihat keluarga Uzumaki beserta Sumire sedang sarapan bersama. Mereka membicarakan acara pernikahan antara Boruto dengan Sumire.

Hal yang bagus untuk Naruto dan Hinata. Tetapi tidak untuk kedua anak mereka. Himawari tersenyum palsu, sedangkan Boruto, menatap Sumire dengan tatapan membunuh.

"Boruto, kira-kira kau mau pilih tanggal berapa?" tanya Sumire dengan nada yang dilembut-lembutkan

"Terserah" jawab Boruto singkat. Jujur, ia sangat malas dengan kondisi yang seperti ini. Apalagi ayahnya mengancam kemarin malam.

Himawari menepuk pundak sang kakak pelan, dan mengedipkan sebelah matanya. Rupanya mereka sudah merencanakan sesuatu kemarin.

"Kak Sumire, boleh tolong ambilkan Hima boneka di belakang?"

Sumire mengangguk, "Tentu saja"

Sumire berjalan menuju pintu belakang. Diikuti oleh Himawari di belakangnya.

Ceklek

Byurr

Rupanya saat Sumire membuka pintu, satu baskom berisi air dingin mengguyur dirinya.

"Pfttt" Hima membekap mulutnya, berusaha agar tidak tertawa

Kedua tangan Sumire terlihat mengepal. Perempatan siku terlihat jelas sudah.

"Hima, apa it- Buahaha!" Boruto melepas tawanya saat melihat Sumire yang basah kuyup

"Kak, ayah sama ibu mana? Jangan sampai mereka tahu" bisik Himawari ke telinga sang kakak

"Tenang, mereka baru saja pergi tadi"

"Hihihi, baiklah! Rencana kita berhasil"

Sumire membalikan badannya. Pakaian dan rambutnya basah akibat terguyur air.

Brak!

"Hei! Kenapa aku ditinggal sendirian?" Sumire menggedor-gedor pintu pekarangan kediaman Uzumaki

"Biar saja! Sana pergi, aku muak denganmu" ucap Boruto dari dalam rumahnya

"Hima juga benci liat Sumire kekeyi"

Sumire terkejut. Hima yang biasanya memanggil dirinya dengan sebutan 'Kak', sekarang hanya memanggil namanya langsung.

"Dasar adik tidak sopan! Awas kalian ya!" Sumire berjalan pergi meninggalkan rumah Boruto untuk pulang

Dia tidak sabar akan memberitahu ini semua kepada Naruto.

***

Brak!


Naruto dengan keras memukul meja makan hingga membuat anak dan istrinya terkejut.

"Sudah berapa kali ayah bilang, jangan sakiti Sumire! Dia itu anak yang baik, Boruto!"

"Cih, anak baik kata ayah? Kalau dia anak baik mana mungkin dia menyakiti perasaanya sendiri" ucap Boruto datar. Ia sudah malas meladeni bentakan sang ayah

"Terserah kau mau bilang apa. Yang jelas besok, kau sudah harus bertunangan dengannya" Naruto memukul meja sekali lagi dan melangkah masuk ke dalam kamarnya

"Boruto.." Hinata memandang wajah masam putranya

"Ibu.. apa yang harus aku lakukan?" Boruto memandang makan malamnya yang belum disentuh sama sekali

"Lakukan saja nak. Ibu sudah berusaha meyakinkan ayahmu. Tapi, semua hasilnya sia-sia"

"Kak, Hima ga mau punya kakak seperti kak Sumire"

Boruto menghela nafas panjang, "Mau buat apalagi. Takdirku sudah seperti ini, Hima"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

31 maret 2024

"Kau tampan sekali, Anata" Sumire tak bosan-bosan memandangi calon suaminya

"Dan kau justru nampak sangat buruk di depanku! Semua tentangmu, itu sangat menijikan!"

Senyuman Sumire seketika luntur. Tatapannya berubah menjadi kesal.

"Apa maksudmu!?

"Maksudku, kau adalah gadis paling buruk dimataku"

"Cih, dasar Uzumaki bodoh!" umpat Sumire kesal

"Mau sampai kapan kalian bermesraan disitu?" tanya Naruto dari ambang pintu

"Aku sama sekali tidak bermesraan, ayah!"

.
.
.
.
.

09:00 AM

"Kakei Sumire, apakah anda bersedia menjadi istri dan ibu dari anak Uzumaki Boruto nanti?"

"Ya, aku sangat bersedia!"

Sumire tersenyum senang. Tapi tidak untuk Boruto.

"Dan kau Uzumaki Boruto, apakah anda bersedia menjadi suami dan ayah dari anak-anakmu bersama Kakei Sumire?"

"Cih, tidak akan pernah!"

"Baiklah, terserah kau saja" ucap Boruto malas

"Tidak! Jangan!"

"Kalau begi-"

"NANTI!" cegat Boruto

Boruto mendapati sosok yang familiar di depannya. Dirinya kembali memastikan siapa sebenarnya sosok itu.

"Ada apa, Boruto!? Lanjutkan saja!" Naruto berteriak, membuat semua orang terkejut

Tanpa basa-basi lagi, Boruto mengambil cincin pernikahan miliknya dan melemparnya jauh.

"Hoi, apa yang kau lakukan, BORUTO!"

Naruto berteriak lagi. Sedangkan Sumire menggerutu kesal. Ia tahu, siapa sosok yang sedari tadi memerhatikan dirinya.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Boruto menggapai lengan gadis itu. Tangan kekarnya mengambil sebuah kotak dari dalam saku celana dan memasangkan cincin pada jari manis gadis itu.

"UZUMAKI SARADA, YANG AKAN DAN SELAMANYA MENJADI ISTRIKU!"

Deg!

"APA!?"















-THE END-

-

Yey udah tamat. Lega juga:v
Makasih udah nungguin cerita absurd punyaku ini.

Makasih vommentnya, koreksi jika ada typo.

Have a nice day <3

[✔] Caramel Macchiato Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang