Sejak kejadian kemarin, Ibu menjadi was–was. Walau sudah di tanya berkali–kali tentang keadaannya, Eleana dan aku hanya mendapat keheningan. Kami juga mencoba menghiburnya agar melupakan tentang kemarin, tapi tidak ada perubahan. Saat itu Vallen dan ibu sedang mengobrol, tiba-tiba ibu berbicara dengan suara yang pelan dan gemetar, "Si Rubah licik itu melakukan kecurangan, ia membuat cabang baru!"
Kebetulan aku dan Eleana mendengarnya saat menuruni anak tangga, "Apa yang ibu bicarakan?"
Vallen dan ibunya terdiam. Dengan nada santai Vallen menjawab, "ini hanya cerita dongeng masa kecil ibu sukai dulu"
"Rubah?" aku menaikan alis.
"Yah, tokoh antagonisnya seekor Rubah"
"Tapi kenapa suara ibu gemetar begitu?"
"Haha, ibu terlalu mendalami karakter protagonisnya. Ibu sangat, sangat, sangat menyukainya. Ya, kan, Bu?" Vallen melirik ibunya. Dan membalasnya dengan mengangguk pelan.
"Aku curiga kalau sifat aneh kak Vallen itu ternyata dari Ibu" ucap Eleana. Aku menyikut Eleana untuk menjaga perkataannya. Hening sejenak.
"Jadi, menurut Eleana ibu ini berbeda dari yang Eleana kenal?" tanya ibu.
Wajah Eleana langsung panik, "Eh, bukan begitu. Hanya saja, ibu tidak menjawab pertanyaanku tentang keadaan ibu yang aneh akhir–akhir ini"
"Sudahlah, gimana kalau aku buatkan kue panekuk?" tawar Vallen, mengubah topik pembicaraan dan berjalan menuju dapur.
"Memangnya kakak bisa masak? Terakhir kali, pancinya gosong menghitam sampai gak bisa dibersikan" ucap Eleana, mengejek kakaknya.
"Aku sudah memahami caranya"
"Bagaimana kalau gagal?"
"Kalau gak mau, ya, sudah"
"Aku bertaruh kalau kakak akan gagal. Aku akan ikut untuk melihat dapurnya meledak. Hehehe" Eleana menyusul Vallen pergi ke dapur.
●●●
Aku tidak menyangka kak Vallen berhasil membuat kue panekuk, tidak ada kegaduhan kali ini. Padahal dia jarang memasak, kalaupun memasak dia akan panik dan terus bertanya pada ibu bagaimana caranya. Dan berakhir gosong dengan panci dan wajan yang menghitam. Dan kue panekuk kakak lumayan, jadi aku berikan jempol. Kak Zen dan ibu juga bilang kalau itu perkembangan yang bagus.
"Jadi, mana taruhannya?" kak Vallen mengangkat alisnya. Aku menyerahkan uang jajanku. Tapi, tak apa aku mendapat kue panekuk.
Setelah makan, aku kembali ke kamar untuk menghiasi boneka. Dia masih duduk manis di atas meja. Tiba–tiba saja kakinya bergeser. Tanpa pikir panjang, aku membenahkan kembali. Lalu tangan bergeser dan matanya terbuka. Dan perlahan seluruh badannya bergerak. Dia melambaikan tangannya. Aku langsung lari dan membuka pintu, tapi terkunci. Aku tidak menguncinya tadi.
"Tenanglah" ia mendekat. Ia juga bisa berjalan. Ia tersenyum ramah, "Kamu beruntung memilikiku. Aku akan mengabulkan mimpi–mimpimu"
"Benarkah?" tanyaku, rasa panikku hilang ketika mendengar kalimat terakhir. Ia mengangguk. "Seperti apa?"
"Apa pun" ia melambaikan tangannya dan seluruh ruangan menjadi gelap dengan lautan cahaya mungil di lantai. Aku terduduk dan berusaha menangkap cahaya kecil itu. "Wah!"
Lalu muncul ikan cupang yang bersinar dari lautan cahaya. Seketika kamarku seperti surga. "Seandainya ada tempat yang seperti ini"
"Memang ada" jawab boneka itu.
"Ada?!"
"Di duniaku yang sangat penuh akan mimpi"
"Dunia paralel! Di mana? Antar aku ke sana!"
"Aku sudah menunggu permintaan itu" ia melambaikan tangannnya, lalu muncul pusaran awan putih di tengah–tengah. "Masuklah"
Aku tidak akan pergi tanpa persiapan, aku membawa tas dan kamera untuk membuktikan bahwa teori dunia paralel itu nyata.
●●●
Saat aku melewati kamarnya Eleana terdapat kabut putih dan kunang-kunang keluar di bawah pintunya. Sepertinya ada yang aneh, lalu akau mengetuk pintu.
"Elea, tolong buka pintunya" tidak ada balasan. Aku membuka pintu, "Eleana?"
Terdapat kabut putih yang sangat tipis di lantai, juga sebuah pin bergambar bintang bersudut empat. Kamar itu tidak berpenghuni. Bonekanya juga tidak ada. Mungkin dia bermain di ruangan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIONET [HIATUS]
Fantasi"Waktunya untuk kembali dan memperbaiki kesalahpahaman. Cukup untuk petak umpetnya. Aku kembali untuk mengingatkanmu, Eleana..." _________________________________________ Seseorang dari masa lalu datang untuk membalas dendam dengan memberikan hadia...