Part 5: Hair

191 10 48
                                    


warning: mature content, much description, maybe a bit rush?

.

.

.

"Light~! Misa sedang mencoba gaya baru. Apakah menurutmu cocok?"

Misa berputar satu kali. Tak lupa ia berpose imut sambil memainkan ujung rambutnya di hadapan Light. Di ruang tengah ini hanya ada mereka berdua. Misa tak perlu khawatir Light akan marah, sebab sudah ada semacam aturan tak tertulis dari Light yang dipahami Misa: "Jika bukan di ruang kerja, itu artinya Misa boleh menyela."

Benar saja, Light yang sedang menekuni laptop di pangkuannya pun mendongak dan memperhatikan penampilan Misa. Sejujurnya tak ada perubahan yang mencolok dari dandanan Misa selain wig hitam panjang, plus warna alisnya yang jadi lebih gelap. Namun dandanan seperti itu membuat Misa benar-benar tampak seperti gadis Jepang yang polos, murni, dan alami.

Seketika Light langsung paham.

"Poyek baru?" tanyanya.

Misa mengangguk.

"Dan sekarang, kamu jadi bimbang karena itu?"

Misa mengangguk lagi lebih kuat. Ia senang karena Light selalu bisa menebak segala sesuatunya dengan tepat. Gadis itu melompat ke sofa dan memeluk leher pacarnya dari belakang. "Misa dapat tawaran proyek besar untuk film musim semi NHK, tapi syaratnya Misa harus ganti warna rambut. Sampai saat ini Misa masih menimbang-nimbang. Soalnya kan, Misa belum pernah benar-benar mengganti warna rambut semenjak debut. Menurutmu gimana, Light? Apa nggak apa-apa kalau Misa ganti warna rambut? Apa nanti bakal cocok?"

"Bagus kok."

"Lebih bagus rambut hitam atau pirang?"

"Semuanya bagus, Misa."

"Uh, pilih salah satu, Darling! Misa ingin dengar mana yang lebih kamu sukai!"

"Kalau gitu... warna rambut aslimu? Tapi tentu saja mengecatnya juga bukan masalah."

Aww! Mata Misa berkilauan saking senangnya. Ia menghambur ke pelukan Light sambil berseru, "Oh, Light! Misa suka jawabanmu!"

-xXx-

Percakapan itu terjadi lebih dari 2 minggu lalu. Misa tidak pernah lagi menyebut-nyebut soal ganti warna rambut dan Light menganggap pembicaraan itu sudah selesai. Namun pagi ini, ketika Light baru saja tiba di ruangannya di markas pusat NPA, tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan dari Misa?

"Ya, ada apa, Misa?" tanya Light begitu teleponnya tersambung.

"Light! Gimana kalau Misa benar-benar mengganti warna rambut? Kamu sungguhan nggak keberatan kan?" suara Misa terdengar heboh di seberang sana.

Light menghela napas. Ia melirik ke arah pintu terlebih dahulu untuk memastikan kalau rekan-rekannya belum tiba, baru kemudian merespons, "Bukankah sudah kukatakan kalau itu nggak masalah?"

"Benar, ya? Duh, Misa deg-deg-an. Pagi ini manajer akan mengantar Misa mengecat rambut."

"Oh, itu bagus."

"Ya, ya, ya! Misa harap juga begitu! Nanti Misa akan langsung kirimkan fotonya padamu kalau sudah selesai! Mungkin sore nanti?"

"Ya, boleh saja," sahut Light. Ia tidak heran meski Misa meneleponnya hanya untuk melapor tentang rambutnya. Lima tahun bersama Misa membuat Light sudah terlalu terbiasa dengan tingkah-tingkah pacarnya. Misa selalu heboh dan berisik. Misa juga tipikal yang mudah bersemangat. Dan ketika sedang bersemangat, tingkat keberisikan Misa bisa meningkat berkali-kali lipat. Gadis itu akan berkicau sepanjang hari, jam, menit, dan detik tanpa henti. Energi bersuara Misa seperti nggak ada habis-habisnya. Light yakin, sebentar lagi tentu Misa juga akan berceloteh panjang lebar.

CHANDELIER [Light/Misa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang