Mira mendesah lirih ketika bibir vaginanya dibelai lembut oleh jemari tangan Vivi. Di lehernya, bibir Vivi tak henti-hentinya mencumbu dirinya seakan seorang musafir yang sedang melepas dahaga akibat lama tak menemukan sumber air. Semakin lama, semakin basah bibir vagina Mira membuat Vivi semakin mudah memasukkan jarinya ke dalam liang kenikmatan itu.
Mira mendesah semakin keras ketika jari Vivi mulai menyentuh dan memainkan klitorisnya. Sentuhan jemari itu begitu lembut menyentuh titik sensitifnya. Seketika, Mira merasakan hempasan rangsangan yang sangat kuat menimpa tubuhnya. Hempasan itu mungkin akan mendorong Mira jatuh ke belakang jika tubuhnya tak tertahan oleh tembok kamar kostnya.
Ia membuka kedua kakinya semakin lebar yang seakan mengundang Vivi untuk mendekat dan memasuki tubuhnya lebih dalam. Ia dekap kepala Vivi dengan tangan kirinya yang menyiratkan dahaga akan cumbuan yang lebih liar. Tangan kanan Mira pun kini mulai memainkan dada kanannya.
Di tengkuknya, Mira rasakan jemari tangan Vivi mendorong lehernya jatuh semakin dalam ke cumbuan kekasihnya itu.
"Ini surga.", ujar Mira dalam hati sembari menikmati cumbuan dan belain kekasihnya itu.
Rangsangan yang Mira rasakan kian menguat dan semakin menguat, membuat tubuh indah Mira terselimuti oleh lautan ekstasi yang akan menenggelamkan dirinya lebih dalam jika Mira tak disadarkan oleh hasrat terdalamnya malam itu.
"Stop! bukan ini yang kau mau malam ini.", ujar hasratnya dalam hati mengingatkan Mira.
Mata Mira terbuka dari pejamannya. Dengan tangan kanannya, Ia hentikan Vivi agar menghentikan rangsangan di klitorisnya. Dekapan tangannya ke kepala Vivi pun ia lemaskan hingga akhirnya Vivi menolehkan pandangan ke arahnya akibat perubahan sikap Mira.
Pandangan Vivi mengarah ke mata Mira sehingga mereka berdua terpaku menatap mata satu sama lain selama beberapa detik. Pandangan itu seakan mengisyaratkan keingintahuan Vivi akan apa yang Mira inginkan malam itu.
Mira menggenggam pundak Vivi yang ada di depannya, lalu ia mendorong dirinya bangkit seraya memutar tubuh kekasihnya agar bertukar posisi dengannya. Kini Vivi lah yang terduduk bersandarkan tembok dengan Mira duduk berlutut di hadapannya.
"Kini aku yang mengontrol.", ujar Mira dalam hati.
Mira mulai mencumbu bibir Vivi. Beberapa menit ia ciumi bibir tipis itu. Ia lalu menurunkan ciumannya ke leher Vivi dan secara perlahan ia turunkan lagi ciumannya hingga ke payudara mungil Vivi. Mira mengulum puting Vivi yang kini sudah mengeras sembari jemarinya memainkan lembut bibir vagina Vivi hingga basah.
Mira merasakan genggaman tangan Vivi yang mendorong kepalanya agar Mira mengulumnya lebih keras, namun tak dituruti oleh Mira karena ia punya rencana lain di benaknya. Mira menurunkan lagi ciumannya ke arah perut Vivi. Perlahan ia turunkan lagi kepalanya sembari menciumi segala bagian tubuh Vivi yang terjamah oleh bibirnya. Mira pun akhirnya berhenti ketika bibirnya beradu dengan bibir vagina Vivi. Mira mulai mencumbu bibir itu seakan itu bibir di mulut kekasihnya. Tanpa aba-aba, Ia mainkan lidahnya secara liar di bibir itu hingga membuat Vivi teriak kaget, namun langsung diikuti oleh lenguhan nikmat kekasihnya itu.
Tangan kanan Mira meraih ke atas, ke arah payudara kiri Vivi. Ia raba payudara kenyal tersebut sampai ia merasakan puting Vivi dalam cubitan jemarinya. Mira mulai memelintir keras puting itu hingga membuat Vivi meracau tak karuan. Sedangkan, jemari tangan kiri Mira membantu bibir dan lidahnya memainkan vagina yang sedang ia lahap. Ia rasakan pula jemari Vivi mencengkeram pergelangan tangan kanannya seakan mengisyaratkan Mira untuk jangan berani-beraninya melepaskan cubitan di putingnya.
Mira merasakan ada jemari tangan yang dengan lembut membelai pantat kirinya. Setelah beberapa detik menikmati kelembutan dan kesemokan pantat Mira, jemari tersebut lalu pindah ke arah di mana bibir vagina Mira berada. Jemari tersebut mulai membelai dan mengelus bibir vagina Mira yang sebelumnya sudah lebih dulu basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Terlarang (18+) - End
Fiksi PenggemarRasa penasaran Mira yang mendambakan sosok lelaki dalam hidupnya membuat hubungan terlarangnya dengan Vivi semakin tergoyah. Akankah kehadiran Ardan mengakhiri kesetiaan cinta antara Mira dan Vivi yang mereka sudah jalin semenjak 4 tahun lalu?