Chapter 5

6.9K 60 1
                                    

Ardan melemparkan dirinya ke kasur kamar kostannya.

"Hah, weekend dan Senin yang meletihkan!", teriak Ardan.

Bagaimana tidak, dimulai dari drama yang ia mulai sendiri dengan pasangan lesbian di lantai 2 itu, hingga Michelle yang ngomel-ngomel karena Ardan telat datang ke apartemennya. Itu pun akibat dirinya terlibat dengan pasangan lesbian yang lagi ngambek itu. Iya, Ardan akui itu memang salahnya mengganggu Mira dan Vivi, namun beberapa hari terakhir memang sangat meletihkan.

Walaupun dirinya dapat bercinta berkali-kali dengan Michelle selama weekend, itu tak juga melepas penatnya. Justru ia seperti bosan dengan Michelle dan bercinta dengannya malah menjadi seperti suatu rutinitas yang sudah tak lagi mengasyikkan. Itu lah mengapa ia sangat letih hari ini. Apalagi dari apartemen Michelle, ia langsung lanjut kuliah di hari Senin ini. Baru sekarang ia bisa mendapatkan waktu untuk benar-benar beristirahat.

"Apakah memang aku harus bercinta dengan wanita yang berbeda dulu, ataukah memang aku harus tinggalkan Michelle selamanya?", tanya Ardan dalam hati.

Dug! Dug! Dug! suara pintu kostannya diketok lumayan kencang.

"Aduh siapa sih!?", Ardan mengomel dalam hati.

Dug! Dug! Dug! suara itu terdengar lagi dengan masih sama kencang.

"Halah resek! Kagak dibuka-buka malah gw kesel denger suara ketokannya.", ujar Ardan yang segera bergegas untuk membuka pintu kostannya dengan hati yang gusar.

Saat Ardan membuka pintu kostnya, sosok Vivi sudah menyambut di depannya.

"Aduh kenapa lagi si lesbi ini?", kata Ardan dalam hatinya.

"Eh Vivi, kenapa? Gimana kaki lo? Udah mendingan?", tanya Ardan sopan yang sangat berbanding terbalik dengan hatinya.

Vivi tak menjawab. Ia malahan mendorong Ardan ke dalam kamarnya sembari masuk tanpa diundang.

Ardan masih terdiam kaget.

Di belakang Vivi, Mira pun berjalan masuk mengikuti kekasihnya itu sebelum menutup dan mengunci pintu kamar Ardan.

Tambah kagetnya Ardan ketika Vivi dan Mira mulai berciuman di depannya. Vivi menggenggam kedua pipi Mira di tangannya dan melumat bibir kekasihnya itu dengan penuh nafsu. Mira pun menikmati ciuman kekasihnya itu sembari memeluk Vivi. Sesekali tangan Mira menggerayangi tubuh Vivi yang dibalut dengan atasan berwarna putih.

 Sesekali tangan Mira menggerayangi tubuh Vivi yang dibalut dengan atasan berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vivi pun mulai menggerayangi muka Mira dengan ciuman-ciumannya. Vivi ciumi pipi kiri Mira lalu ke belakang ke dekat telinganya, pindah lagi ke lehernya sebelum pindah ke sisi kanan Mira yang ia cumbu sama liarnya.

Ardan hanya kebingungan untuk beberapa saat hingga Vivi melepaskan ciumannya dari Mira dan menatap dirinya dengan muka yang galak.

"Lepas celana lo!", ujar Vivi dengan galak.

Hasrat Terlarang (18+) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang