1- Anisya Rara S.

82 15 15
                                    

"Selamat tinggal kota dengan sejuta kenangan, aku pergi. aku akan datang lagi dengan membawa rasa hatiku yang baru."
Rara - Bandung 2017
~~~

~ Happy Reading ~

Rara POV
Hari ini, aku dan Bundaku akan meninggalkan kota Bandung dengan segala kenangan nya. Aku lahir di kota Jakarta, tetapi sejak berumur 6 tahun aku dan keluargaku tinggal di kota Bandung dan Ayahku bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan di Bandung. alasan aku dan Bundaku pergi ke Jakarta karena keluarga ayahku ada disana dan sebuah alasan ibuku yang belum aku ketahui. ayahku bulan lalu meninggal dunia. bundaku sangat sedih akan hal itu
walaupun hubungan ayah dan ibuku bisa dibilang tidak baik karena sebuah alasan, yang entah aku tidak pernah tau apa alasannya.

POV end

Pagi itu, Sabtu. 09:00 wib Rara dan bundanya -- Nia. telah tiba di Bandara Soekarno Hatta. Mereka langsung pergi menggunakan taksi menuju kediaman keluarga ayah Rara. Selama perjalanan mereka melewati gedung-gedung tinggi hingga tak terasa memasuki area kompleks. Di mana semua rumah mewah berjejer rapi.

"Bun, ini bener alamat rumah kakek? tanya Rara. "Rumahnya mewah banget bun." Rara takjub dengan rumah di hadapannya, seraya membaca ulang alamat dari peninggalan Ayahnya.

"Iya sayang, bener kok ini alamatnya gak mungkinkan, ayah kamu ngasih alamat palsu," jawab sang bunda.

"Alamat palsu? Kayak judul lagu Bun, hehe," celetuk Rara.

"Kamu ini, masih aja yah bercanda." Nia memeluk Rara dan tersenyum.

"Maaf Bun, bunda gak boleh sedih lagi yah. karena kalau bunda sedih, ayah nanti di sana sedih. Rara juga ikut sedih, nanti kalau Rara sedih gak ada yang bawel lagi dong?" Rara membalas pelukan bundanya.

"Kamu ini, duh sayangnya bunda. yaudah kita tanya ke satpam bener gak ini rumah kakek atau bukan." Nia melepas pelukannya.

Mereka berjalan menuju rumah mewah di depannya dan menanyakan alamat kepada satpam yang berjaga di gerbang rumah itu.

"Permisi pak, saya ingin menanyakan apa benar ini alamat rumah bapak Senjaya?" tanya bunda Rara kepada pak satpam seraya memberikan alamat yang ia pegang.

"Iya Bu, benar ini alamat rumah pak Senjaya sekaligus majikan saya," jawab pak satpam dengan ramah setelah membaca alamat yang diberikan.

"Apa sekarang beliau ada di rumah?" kali ini Rara yang bertanya.

"Tidak neng, untuk sementara beliau sekeluarga sedang ada di luar negeri," jawab pak satpam.

"Baik pak, beliau di luar negeri sampai kapan ya pak? Dan apa ada nomor yang bisa dihubungi?" tanya Rara.

"Kalau masalah itu saya kurang tahu, mereka tidak menitipkan nomor telepon, Neng." pak satpam yang tiba-tiba teringat akan kebaikan pak Ridwan menjadi sedih.

"Kalau boleh tahu ibu dan neng ini ada urusan apa dengan pak Senjaya?" tanya pak satpam lagi.

"Saya dan bunda saya adalah anak dan istri pak Ridwan -- anaknya pak Senjaya." Rara tersenyum.

"Oalah, anaknya pak Ridwan toh. Cucu pak Senjaya," ujar pak satpam.

"Setau saya kalian tinggal di Bandung dengan pak Ridwan dan saya turut berduka cita atas meninggalnya pak Ridwan," lanjut pak satpam sedih

RevSya [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang