Minggu pagi Rara sudah bersiap-siap akan pergi menemani bundanya melamar kerja di Restaurant dekat rumahnya. Rara segera keluar kamar karena bundanya sudah menunggu di luar. Sesampainya Rara di ruang makan
"Sayang, sebelum berangkat makan dulu ya, bunda tadi udah beliin kamu bubur ayam nih," ucap Nia.
Bunda Rara -- Nia Menyiapkan makanan dan menaruh bubur di meja makan yang tak terlalu besar itu.
"Bunda, kenapa gak bilang Rara, biar Rara tadi yang beliin bubur," kata Rara merasa tak enak.
"Gapapa sayang, tukang buburnya juga tadi lewat depan rumah, jadi sekalian bunda beli buat makan sebelum berangkat," jawab bunda dengan senyum khasnya.
Rara langsung memeluk dan mencium pipi bundanya dengan terharu. Dan langsung memakan buburnya.
Setelah selesai makan Rara dan bundanya segera berangkat menuju Restaurant dekat rumahnya. Sesampainya di sana. Rara dan bundanya memasuki Restaurant dan memandang takjub Restaurant mewah itu.
"Restaurant nya mewah ya Bun," ucap Rara takjub.
Nia hanya tersenyum menanggapi putrinya yang berbinar menatap mewahnya Restaurant itu.
Rara dan bundanya segera memasuki Restaurant tersebut.
Bruk ....
Tak sengaja seorang pria memakai topi dan setelan jaket hitam yang ingin keluar, menabrak Rara yang berada di sebelah kiri pintu saat memasuki Restaurant."Maaf pak, saya gak sengaja." Rara menunduk dan meminta maaf.
"Maaf juga dek, tidak apa-apa saya permisi," pria itu menundukkan topinya dan segera berlalu.
Nia yang berada di belakang Rara tidak sengaja menatap mata hitam legam pria itu.
"Kamu Gapapa Ra?" Nia memegangi pundak Rara.
"Gapapa Bun." Rara tersenyum seraya menggandeng tangan bundanya menuju meja Resepsionis.
Sesampainya di meja resepsionis bunda Rara diterima bekerja sebagai pelayan atau waiters dan Rara yang diperbolehkan membantu bundanya jika ada tambahan shift. Nia mulai bekerja esok hari.
***
Rara sedang di dalam kamarnya disibukkan dengan berkas-berkas untuk persiapan kepindahan di sekolah barunya dan akan mengajukan program beasiswa.Tok ... Tok ... Tok ....
"Iya Bun, masuk aja." sahut Rara dari dalam kamar.
Kret ...
Bunyi pintu terbuka dan muncul seorang perempuan yang segera berlari menuju Rara."Nicya!" teriak seseorang yang memasuki kamar dan memeluk Rara.
"Renn," kaget Rara.
Reni memeluk Rara melepaskan kerinduan kepada sahabatnya itu.
"Yeah, sahabatku balik lagi," ucap Reni senang.
"Ren, aku kangen," ucap Rara.
Reni pun melepaskan pelukannya dengan senyum bahagia.
"Apa kabar Lo? Kok gak ngabarin? Kapan Lo sampe? Gimana perjalanannya?" tanya Reni menggebu-gebu.
"Sabar dong Ren, tanya satu-satu, oke," ucap Rara tersenyum manis mendengar pertanyaan beruntun sahabatnya.
Rara menyuruh Reni untuk duduk terlebih dahulu dan mengatur napasnya, Reni kalau sudah mengajukan pertanyaan pasti seperti dikejar hantu, terburu-buru.
"Oke ... Oke, jadi?" Reni mengatur napasnya dan menaikan salah satu alisnya menunggu jawaban Rara.
"Jadi apanya?" tanya Rara polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
RevSya [Ongoing]
Teen FictionKisah dua insan yang mempunyai masalah tersendiri dalam hidupnya memasang wajah bertopeng seakan baik-baik saja. Mereka adalah Revano Asga Aridjaya cowok berparas tampan, putih, serta tinggi dan Anisya Rara Senjaya perempuan berparas cantik, putih...