Happy Reading
~~~Suara riuh tepuk tangan mengisi sebuah pertandingan basket babak final tingkat nasional, Setelah salah satu kapten tim basket memasukkan bola basket ke dalam ring. Membuat skor yang tadinya seri di menangi oleh tim basket sekolah Darmajaya Dan diakhiri dengan kata 'selamat' antar tim. Dan saatnya pembagian medali kepada tim pemenang.
Namun, seorang laki-laki yang memenangi tim basket, ketua tim. Meninggalkan acara penyerahan medali tersebut dengan langkah ringan seolah-olah itu bukan suatu yang besar dan menyerahkan semua kepada sahabatnya. Membuat salah satu sahabatnya memaklumi kebiasaan sahabatnya, sedangkan sahabatnya yang berada di kursi penonton menggeleng saja.
Brum ....
Suara motor melesat meninggalkan acara pertandingan basket.***
Laki-laki tadi telah sampai di sebuah rumah sakit di Jakarta. Dan memasuki rumah sakit tersebut menuju salah satu kamar rawat dimana ibunya dirawat.
Kret ....
Suara pintu terbuka menunjukkan seorang wanita paruh baya terbaring lemah dengan suara monitor yang menemani tidurnya. Terdapat laki-laki paruh baya yang duduk di samping ranjang wanita itu menengok ke arah laki-laki yang masuk.Tap ... tap ... tap ....
Laki-laki itu berjalan menuju ranjang pasien, ibunya.
"Revan, bagaimana pertandingan kamu, Nak?" ucap laki-laki paruh baya itu.
"Baik," jawab Revan sekenanya.
Sret ....
Pria paruh baya itu, Papa revan. bangun dari duduknya."Baik, kalau begitu papa pergi kerja dulu nak," Papa Revan tersenyum kearah putranya dan berjalan keluar.
"Hmm," jawab Revan dengan dehaman.
Sret ....
Revan duduk di kursi dekat ranjang dan menggenggam tangan ibunya."Ma, kapan mama bangun?" tanya Revan dengan wajah murung seolah sedang berbicara dengan ibunya.
"Ma? Apa mama gak capek tidur terus? "Revan mohon bangun ma," ucap Revan sekali lagi dan berharap mamanya mendengar yang ia ucapkan.
Hingga Revan duduk tertidur di samping ranjang seraya memegang tangan mamanya.
***
Kret ....
Revan terbangun karena terganggu dengan suara pintu terbuka, menampilkan seorang suster yang akan mengganti selang infus mamanya. Setelah selesai suster itupun pamit dengan Revan dan keluar.Revan beranjak pergi menuju kantin di rumah sakit, ingin mengisi perutnya yang sedari belum diisi saat pulang lomba basket.
Sesampainya di kantin rumah sakit
Revan memesan makanan bubur ayam dan duduk disalah satu kursi kantin.Tap ... tap ... tap ....
Suara derap langkah dua orang laki-laki menuju meja Revan."Hai bro, lo dicariin dari tadi ternyata ada disini, kirain masih di ruangan nyokap Lo," ucap Denis seraya menepuk pundak Revan.
"Uhuk ... uhuk ....," Revan tersedak bubur karena Denis menepuk pundaknya.
"Sorry bro," ucap Denis merasa bersalah dan langsung memberi Revan minum, sebelum Revan menatap tajam kepadanya.
"Kebiasaan Lo den," ucap Tio memarahi Denis.
"Maaf Yo, ga sengaja," ucap Denis cengengesan.
"Mending Lo pesan makanan juga, sekalian gue juga," suruh Tio.
"Uh, yaudah gue pesan dulu ya, biasa kan?" Dumel Denis karena disuruh memesan.
"Yoi," jawab Tio sambil tertawa.
Denis pun pergi memesan makanan untuk dirinya dan Tio. Setelah Denis pergi memesan Tio duduk dekat Revan dan memainkan hpnya karena Revan kalau makan gak bisa diajak ngobrol kecuali hal penting. Beberapa menit Kemudian, Tio teringat sesuatu hal yang harus dia bicarakan dengan Revan.
"Oh iya Van, tadi Lo dicariin sama kepala sekolah tadi," kata Tio memulai percakapan.
"Hmm, kenapa?" jawab Revan.
"Mungkin karena Lo ngelewatin acara pemberian medali," ucap Tio
Saat Revan ingin menjawab, Denis datang dengan pesanannya dan Tio
"Ini makanan lo Yo, bakso spesial dari Denis yang paling ganteng, tapi masih gantengan Revan," ucap Denis ngelawak.
"Nyadar juga Lo, makasih Denis yang katanya ganteng tapi masih gantengan Revan, haha ....," Tio tertawa sembari mengambil makanannya.
Denis pun duduk di depan Tio dan Revan.
"Van, Yo, gue kesel sama si ... siapa tuh anak IPA 3 namanya?" kata Denis menggebu-gebu sangking kesalnya.
"Reni," jawab Tio
"Yah, itu Reni ... apaan sepatu dia mental pas tepat di muka ganteng gue ini," seru Denis kesal.
"Hahaha.. lucu banget apalagi gue pas ngeliat muka Lo kena sepatu hahaha." Tio tertawa kencang mengingat muka sahabatnya saat terkena sepatu.
"Apaan sih Lo Yo malah ngeledekin gue, untung aja kadar kegantengan gue gak berkurang satu inci pun," ucap Denis penuh percaya diri.
"Eleh, Denis, emang Lo berani sama tuh cewek? Apalagi kemarin malah galakan dia daripada lo, haha ....," tawa Tio sudah pecah saat meledek Denis, hilang sudah sifat 'agak cool' yang Denis punya jika sudah menyangkut sahabatnya.
"Van, bantuin gue, hanya Lo Van yang bisa marahin Tio," adu Denis kepada Revan yang diam saja.
"Gak bakal lo dibelain Revan, orang lagi makan, dia gak bisa diganggu sama tingkah pecicilan Lo hahaha," ucap Tio semakin meledek Denis.
"Awas Lo, gak gue bayarin!" ancam Denis
"Yah, gapapa gue bayar sendiri, wlee," ledek Tio semakin membuat muka lucu Denis dipojokkan.
Begitulah tingkah mereka saat bertiga, Denis yang pecicilan dan selalu dipojokkan dan itu hanya bercanda, persahabatan mereka sudah seperti saudara. Dan jarang ngomong nya Revan yang membuat mereka berdua gemas dengan hal itu.
***
Hai maaf baru update
Gimana part ini?
Terimakasih ya sudah membaca
Jangan lupa, vote dan komen nya ya
Sampai jumpa
@fina024
KAMU SEDANG MEMBACA
RevSya [Ongoing]
Teen FictionKisah dua insan yang mempunyai masalah tersendiri dalam hidupnya memasang wajah bertopeng seakan baik-baik saja. Mereka adalah Revano Asga Aridjaya cowok berparas tampan, putih, serta tinggi dan Anisya Rara Senjaya perempuan berparas cantik, putih...