PART 3 PERHATIAN

19 2 0
                                    

VOTE DAN KOMEN
MOHON FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA CERITA INI DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KETIKA KALIAN MEMBACA YA
HAPPY READING
"MUSIC ON I LIKE YOU SO MUCH,YOU"LL KNOW IT"

"Lo ngapain sih buat sandwich segala" ujar Rey pada Kinan yang berdiri di hadapan
Nya.

"Buat cari perhatian kamu lah masa jualan"
Jawab Kinan santai. Rey menghela nafas nya gadis di depannya ini memang sudah tergila gila oleh nya.

Iya tau tau gue emang ganteng tapi gak gini juga lah batin Rey.

"Sombong bener" author.

"Sampai kapan sih Lo begini terus?" Tanya Rey dengan nada sedikit kesal. Kinan yang mendapat pertanyaan seperti itu membuat nya tersenyum getir.

"Sampai Lo suka lah sama gue dan mau pacaran sama gue" lagi dan lagi Kinan menjawab pertanyaan Rey dengan tenang.

"Sampai Lo tau Rey sebesar apa rasa yang gue punya buat Lo" lanjut Kinan dalam hati.

"Gue kan udah bilang kalo gue itu gak akan pernah suka sama Lo!" Tanpa sadar ucapan Rey telah mencubit hati Kinan.

"Gue akan ubah fakta itu Rey" ujar Kinan final lalu pergi meninggalkan Rey yang masih terpaku dengan jawaban yang di berikan nya.

Kinan tak mampu berdiri lama di hadapan Rey itu tak baik bagi hatinya. Sudah cukup bagi nya hari ini mendapat perlakuan seperti itu dari Rey.
.
.
.
.

Suasana kelas Kinan saat ini sedang heboh pasalnya guru yang mengajar matematika diberitakan tidak dapat hadir karena sakit.
Semua orang dikelas itu merasa senang tak terkecuali Kinan.

Yang perlu kalian tau Kinan tak sekelas dengan Rey, sejak awal ia menginginkan bisa satu kelas dengan lelaki itu tapi tampaknya takdir tak berpihak padanya.

"Nan Lo sama si Rey gimana ada kemajuan?" Tanya Lala pada Kinan yang saat ini sibuk dengan buku novelnya.

Kinan menghela nafas sebentar " Hm gitu deh" ujarnya dengan sedikit lesu.
"Tapi gue gak akan nyerah gitu aja gue akan berjuang buat dapetin dia" tambahnya lagi dengan kedua tangan ter kepal di atas menandakan dia sedang menyemangati dirinya sendiri.

"Perasaan seseorang gak bisa di paksain nan,dia juga punya pilihan hidupnya sendiri kita gak bisa maksain apa yang kita mau sama dia" ucap Cindy mencoba memberi saran.

Ya Kinan tau itu tapi apakah salah jika ia berjuang demi cinta nya apakah ia harus diam dan melihat dari kejauhan saja tanpa mampu melakukan apa apa kalo seperti itu sampe jaman kucing bertelor juga kagak bakal peka dia.

"Gue tau cin gue tau banget tapi gue berjuang gak selamanya,gue tau kapan harus berhenti jadi kalian harus semangatin gue dong" ujar gadis itu dengan senyum nya.

"Iyaa deh iya semangat Kinanjar" teriak Lala.

"Heh! Nama gue Kinan aja gak pakek jar"
Omel Kinan yang langsung membuat kedua sahabatnya tertawa.

Kringgg

Suara itu adalah suara yang paling di nantikan oleh seluruh siswa gravity. Yap bel istirahat dimana seluruh siswa dapat terbebas dari segala macam beban hidup selama di kelas hehe.

"Kantin Im coming!" Teriak Kinan membuat Lala dan Cindy hanya menggeleng kepala, mereka sudah mengenali watak sahabatnya yang satu itu terlalu hiperaktif dan ia selalu mengekspresikan apa yang ia rasakan.

Ketiga gadis cantik itu sedang berjalan menelusuri koridor dan sampailah mereka di kantin. Kondisi kantin kali ini tak terlalu ramai, ntah lah mungkin anak gravity yang lain pada rajin Bawak bekal kali ya.

"Kita duduk disitu aja" ajak Cindy mengambil tempat tepat di pinggir dekat dengan taman sekolah, tempat ini memang sangat strategis.

"Kalian mau pesan apa sini biar gue aja" saran Lala.

"Samain aja deh sama lu" jawab Kinan yang masih sibuk mengedarkan pandangan nya mencari keberadaan seseorang.

"Gue juga" tambah Cindy.

"Oke" setelah kepergian Lala ke salah satu stand makanan Kinan pun akhirnya menemukan dia.

"Wah mereka datang"

"Gile makin ganteng aja suami kuu"

"Ya ampun Rey pacar gue"

"Farhan juga ganteng"

"Nando omaigat"

Kinan memutar bola matanya malas mendengar berbagai teriakan lebay itu.
Kinan berdiri dari tempat duduknya dan tanpa sadar ia tersenyum lebar membuat beberapa murid laki-laki meliriknya.

"Nan mau kemana?" Belom juga pertanyaan Cindy di jawab Kinan sudah lebih dulu melenggang pergi. Kemana lagi kalo bukan ke tempat pujaan hat nya. Kinan mah bucin.

"Hai Rey" sapa seorang gadis lengkap dengan senyum merekah nya. Rey benar benar malas menanggapi gadis itu sekarang.

"Ekhem Rey doang ni yang disapa" ujar bagus.

"Eh hai semuanya" ucap Kinan sambil terkekeh ia hampir saja melupakan ada orang lain disini. Duh Kinan udah bucin kuadrat.

"Hai juga neng kinan" balas nando jangan heran sama manusia satu ini emang terkenal dengan gelar fucekboy di gravity.

"Kalian mau makan juga?" Tanya Kinan basa basi dengan tatapan fokus pada Rey yang sibuk dengan ponselnya.

"Yaiyalah Lo kira kita kesini mau ngelayat apa!" Rey akhirnya membuka suara. Kinan yang mendapat Jawaban seperti itu menepuk jidatnya sendiri betapa bodohnya dia menanyakan hal seperti itu.

"Loh Kinan mana?" Tanya Lala sambil membawa nampan berisi tiga mangkok batagor dan tiga Aqua botol.

"Biasa tempat ayang beb" ujar Cindy santai.

"Yaudah deh makan aja lah laper gue" balas Lala sambil melahap batagor nya yang di ikutin juga oleh Cindy.

"Lo gak makan nan?" Tanya Farhan karna sedari tadi Kinan terus saja memperhatikan Rey yang sedang menyantap semangkuk bakso nya.

"Enggak gue liatin Rey makan aja udah kenyang" ujar Kinan tanpa mengalihkan pandangan nya dari Rey. Farhan hanya geleng-geleng kepala.

"Uhuk uhuk" Rey tersedak mendengar perkataan Kinan barusan itu sangat menggelikan menurutnya.

Kinan menyodorkan sebotol air mineral kepada Rey tanpa basa basi Rey langsung meneguk air itu sampai habis setengah masa bodoh dengan kinan yang sekarang sedang tersenyum malu, lebih penting tenggorokan nya yg sudah sangat perih.

"Haha biasa aja dong Rey masa Kinan bilang gitu aja lu udah keselek" ujar Nando sambil terkekeh.

"Diam lu!" Sarkas Rey.

Kinan semakin merasa bersemu semu sudah di pastikan pipi nya sekarang sudah merah merona.

Jangan lupa vote & comment

 Kinan's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang