Pulang Bareng

190 6 2
                                    

"Ngapain kalian disini?" Tanya laki-laki dari arah depan Genta dan Zara

Genta dan Zara pun sontak menoleh ke arah orang di depannya, "Adnan?" Tanya mereka bersamaan

"Lo kemana aja sih, Nan? Dari jam pertama Lo ngilang gitu aja udah kayak doi aja yang ngilang pas lagi sayang-sayangnya." Kata Genta meraih tangan Adnan

Adnan yang di genggam Genta pun melepaskan genggamannya dan Zara hanya bisa menahan geli dengan tingkah nyeleneh Genta.

"Apaan sih Lo Ta. Lebay banget." Jawab Adnan

"Gue ga lebay, Nan. Lo tau gak sih tadi di kelas selama pelajaran matematika gue tuh keringet dingin, gara-gara enek banget ngeliat angka-angka yang di tulis Bu Desi di papan tulis." Ucap Genta merinding

Zara melipatkan kedua tangan di depan dada, "Lo habis darimana sih, Nan? Dicariin ke perpus kok gak ada? Biasanya kan kalo Lo lagi bosen atau jam istirahat pasti ada di perpus." Kata Zara penasaran

"Iya, kita ke perpus. Bukannya ketemu Lo, malah ketemu Pak Aul." Kata Genta menambahkan

Adnan terdiam beberapa detik dan mengkerutkan keningnya. Kerutan di kening Adnan pun membuat Genta dan Zara penasaran akan jawaban Adnan.

"Kalian nemuin Pak Aul di perpus?" Tanya Adnan serius

"Iya."

"Barusan gue nganterin Pak Aul ke parkiran loh." Kata Adnan yang membuat Genta terkejut

"Nan, gak lucu deh kalo kayak gini caranya." Ucap Zara sedikit kesal

"Emang siapa yang ngelucu? Gue ngomong serius. Ini gue juga bawa kunci buat ngunci perpus." Ucap Adnan memperlihatkan kunci yang ia genggam

Karena ketakutan, Genta memegang lengan Zara kuat, "Ra..berarti tadi siapa yang kita temuin dan kita ajak ngobrol di perpus?"

"Hayoloh siapa itu?" Tanya Adnan menakuti

"Ra, kacau Ra. Ga bakal lagi deh gue ke perpus kalo kayak gini. Merinding gila gue jadinya. Ini sih lebih merinding dari pelajaran matematika. Udah ah gue mau ngerem di kelas aja." Kata Genta berjalan menuruni anak tangga meninggalkan Zara dan Adnan di lantai 4

Zara memanggil Genta namun tak digubris oleh nya. Ia kesal dan mengutuk Genta karena meninggalkan dirinya.

"Lo pasti bohong kan, Nan?" Tanya Zara to the point

"Bohong apa sih?" Tanya Adnan balik

"Bohong kalau Pak Aul itu gak ada di perpus saat jam sekolah gini." Ucap Zara

"Loh? Namanya juga ada urusan dadakan. Emang gak boleh Pak Aul izin di jam sekolah? Dia juga manusia yang punya urusan, bukan robot." Debat Adnan

Zara menghela nafas, "Masih mau kekeh bohong sama gue?"

"Kenapa Lo yakin banget kalo gue lagi bohong sama lo?" Tanya Adnan

"Ck! Nan, kita udah kenal berapa lama sih? Lo lagi bohong, Lo lagi jujur, Lo lagi marah, Lo lagi bercanda, Lo lagi suka sama siapa gue tau. Gue tau itu Nan." Kata Zara yang membuat Adnan terdiam

"Apa Lo juga tau kalo gue suka sama Lo, Ra? Apa Lo tau itu, Ra?" Batin Adnan

"Kan. Diem. Berarti bener kalo Lo lagi bohong. Udah ah, gue mau balik ke kelas. Gue duluan." Ucap Zara berjalan meninggalkan Adnan sendirian di koridor lantai 4

Adnan membalikan badan melihat Zara pergi, menuruni tangga dan menghilang dari pandangannya. Ia tertunduk lemas dan menghela nafas. Mengutuk dirinya yang tidak punya nyali untuk menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Zara.

Hatsukoi no Kaori IchigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang