Hilang

195 15 3
                                    

*Flashback On*

Adnan berjalan menuruni anak tangga menuju kelasnya di lantai dua. Di tengah jalan ia berubah pikiran dan membelokkan langkahnya menuju kelas Zara. Namun beberapa langkah lagi sampai ke kelas Zara, Adnan menghentikan langkahnya manakala melihat Zara sedang berbicara dengan Zayn di depan kelas.

Melihat senyum di wajah Zara saat  berbincang dengan Zayn, membuat Adnan mengurungkan niatnya untuk menemui Zara. Adnan pun membalikan badan dan memilih untuk kembali ke kelasnya.

*Flashback Off*

"Woy Nan!" Kata Genta sambil menepuk helm milik Adnan

"Apaan sih Ta?! Lo ngapain mukul-mukul helm gue, hah?" Tanya Adnan kesal

"Kok jadi Lo yang marah sih?" Tanya Genta balik

Adnan menghentikan motornya dan menoleh ke arah Genta yang berada di belakangnya. "Gimana gak marah coba? Gue lagi ngendarain motor, diem gak ngusik Lo, tiba-tiba malah Lo getok helm gue?" Tanya Adnan

"Heh, gue kasih tau ya. Lo itu udah salah arah. Ini bukan jalan menuju rumah gue atau menuju rumah Lo. Gue tanyain Lo daritadi tapi ga dijawab-jawab. Malah ngelamun. Ya gue getok lah pala Lo biar Lo sadar." Jawab Genta emosi

Adnan melirik ke semua arah jalan dan ia baru menyadari bahwa ia telah salah arah jalan pulang.

"Eh kita dimana?" Tanya Adnan panik

"Gue tau Lo pasti mau nge-prank gue kan kayak youtuber-youtuber diluar sana? Sorry aja nih gak mempan Lo mau bohongin gue kayak gini." Ucap Genta sambil memukul dadanya bak pahlawan

Adnan menyerngitkan dahinya bingung, "Apa sih Ta? Gue serius. Gue gak tau kita lagi dimana?"

"Serius Nan, Lo gak tau daerah sini? Terus kita gimana dong? Lo aja yang sering jalan-jalan aja ga tau daerah sini, apa lagi gue anak rumahan yang ga tau sama sekali daerah ini." Ucap Genta mengomel

"Coba Lo buka hp Lo deh. Pake google maps aja."

"Nan, hp gue kan mati dari pas istirahat kedua tadi. Mau nge-charge di kelas tapi colokan dipake sama anak-anak."

Adnan menghela nafas keras. Ia pun mengambil ponsel miliknya di tas ranselnya. Ia membuka aplikasi google maps dan mengetikan alamat rumah Genta di ponselnya. Namun saat Adnan fokus melihat arah peta, dua orang laki-laki yang berboncengan motor modif itu mendekati motor Adnan dan salah seorang yang diboncengnya mengambil ponsel milik Adnan.

Adnan dan Genta pun terkejut. Tanpa pikir panjang, Adnan mengejar sepeda motor pencuri itu dengan kecepatan tinggi. Genta yang dibonceng Adnan, hanya bisa memejamkan mata dan memegang jok motor bagian belakang erat.

Di lain tempat..

Setelah membeli buku di toko buku langganannya, Zayn mengantar Zara pulang ke rumahnya. Zara turun dari motor dan melepaskan helm. Rambut Zara yang acak-acakan membuat Zayn tersenyum melihatnya.

Zara yang melihat Zayn tersenyum menoleh ke arah belakang, "Senyumin apaan sih?"

"Senyumin Lo." Jawab Zayn tertawa kecil

"Hah? Ada apa emangnya, kok tiba-tiba senyumin gue?" Tanya Zara

"Emang kenapa? Gak boleh gue senyumin Lo? Lagian senyum itu kan ibadah." Jawab Zayn mengambil helm Adiknya itu dari genggaman Zara

"Mm..iya sih. Cuman aneh aja kan tiba-tiba Lo senyumin gue kayak gitu. Btw, makasih ya Zayn udah nganterin gue pulang." Ucap Zara menarik rambutnya ke belakang telinga

"Iya sama-sama. Gue yang harusnya berterima kasih sama Lo, karena Lo udah mau nemenin gue beli kado buat adik gue."

"Iya gak papa kok. Semoga adik Lo suka ya. Dan titip salam juga dari gue." Kata Zara

"Siap. Pasti bakal gue sampein kok. Yaudah gue balik ya, Ra."

"Oh iya. Hati-hati ya Zayn." Ucap Zara yang dibalas anggukan Zayn

Saat Zara ingin masuk ke dalam pagar rumahnya, Mamcyk berlari keluar rumah menghampiri Zara.

"Ra!! Zara tunggu, Nak!" Panggil Mamcyk

Zara menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Mamcyk. "Ada apa Mamcyk?"

"Sayang, kamu gak pulang bareng sama Adnan?" Tanya Mamcyk

"Enggak Mamcyk. Tadi Zara pulang bareng temen Zara. Emangnya Adnan belum pulang?" Tanya Zara balik

"Haduuhh. Kemana sih tuh anak? Jam segini belum pulang ke rumah juga. Mamcyk jadi khawatir deh. Mamcyk pikir kamu pulang bareng Adnan." Ucap Mamcyk cemas

"Loh, kemana ya? Aku pikir Adnan udah pulang duluan Mam, karena Aku tadi sama teman ku mampir ke toko buku dulu. Mamcyk udah coba telepon Adnan?"

"Udah berkali-kali, Ra. Tapi gak aktif. Mamcyk jadi takut deh Adnan kenapa-kenapa." Ucap Mamcyk

Zara merangkul sambil mengusap punggung Mamcyk lembut. Menenangkan Mamcyk dan menyuruhnya untuk ikut masuk ke dalam rumah Zara.

Di dalam rumah, Mamcyk menangis tersedu-sedu memikirkan anak laki-laki kesayangannya itu belum pulang dari sekolah. Karena seperti yang ia tahu, Adnan tidak pernah pulang telat, dan kalau akan pulang telat pasti menghubungi dirinya entah melalui pesan singkat atau telepon.

Zara menaruh segelas teh hangat di meja ruang tamu, "Mamcyk tenangin diri dulu ya. Ini Zara udah buatin teh hangat buat Mamcyk."

"Makasih ya Nak. Mamcyk minum ya." Kata Mamcyk mengambil gelas teh

Zara mengangguk. Mamcyk menegak air teh dengan cepat dan membuat gelas bening itu kosong seketika. Zara yang melihatnya hanya bisa terdiam dan mencoba untuk menawarkan minuman lagi pada Mamcyk.

Kemudian Lina, Kakak Adnan, datang ke rumah Zara dan mencoba menenangkan Mamcyk yang masih menangis itu. Ia datang setelah mendapat pesan dari Zara yang memintanya untuk segera pulang.

"Mam, ada apa sih? Kok Mamih nangis gini dan kenapa bisa ada di rumah Zara?" Tanya Lina bingung

"Adik kamu Lin. Adnan--" kata Mamcyk menangis

"Adnan kenapa Mam?" Tanya Lina penasaran

"Adnan hilang, Lin."

Perkataan Mamcyk tentu mengejutkan Lina yang baru saja pulang dari modeling. Namun Lina tak mau membuat suasana menjadi semakin runyam. Ia berusaha untuk berpikir jernih dalam menyikapi masalah saat ini.

"Hilang? Hilang gimana maksud Mamih?" Tanya Lina

"Iya hilang, Lin. Adik kamu belum pulang sekolah dari jam 4 tadi, dan sekarang udah jam 7 malam tapi Adnan belum juga pulang. Mamcyk takut Adnan kenapa-kenapa, Lin."

"Mam.. bisa aja kan Adnan itu bukan hilang, melainkan dia lagi main dulu gitu ke rumah temennya." Ucap Lina

"Ya kalo emang Adnan main ke rumah temennya, kenapa ga izin dulu sama Mamcyk?" Tanya Mamcyk dengan nada tinggi

"Ya..ya bisa aja kan Adnan lupa gitu karena ada tugas kelompok yang harus dia dikerjakan." Ucap Lina asal

Zara mengangguk. "Nah, iya bisa jadi itu Mamcyk. Kemungkinan Adnan itu main ke rumah Genta. Bentar, Aku coba hubungi Genta dulu ya."

Zara membuka layar ponselnya dan mencoba untuk menelpon Genta. Namun bukannya mendapat balasan dari Genta melainkan operator mengatakan bahwa nomor telepon Genta berada di luar jangkauan. Begitu juga dengan Adnan yang tetap tidak bisa dihubungi.

Zara menurunkan ponselnya dengan wajah cemas. Mamcyk dan Lina yang melihat raut wajah Zara dengan cepat menanyakan apa ada informasi yang di dapat dari menelpon Genta dan Adnan itu pada Zara

"Gimana, Ra? Ada jawaban?" Tanya Lina yang dibalas gelengan kepala Zara

"Tuh kan, Lin. Udah kamu telepon polisi sekarang juga dan kasih tau kalo Adik kamu satu-satunya itu hilang." Kata Mamcyk semakin kejer



Terima kasih buat yang sudah baca ya. Aku harap kalian terhibur dengan membaca cerita aku. Dan mohon jangan jadi pembaca gelap ya, setidaknya hargai cerita aku dengan vote kalian. Agar aku lebih semangat buat lanjutin ceritanya 😊

Hatsukoi no Kaori IchigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang