beberapa murid yang berlalu lalang berbisik tak jelas dengan teman di sebelah nya, mereka menatap Naura rendah. Naura hanya menunduk,menahan tas nya agar tidak terjatuh dari belakang rok atau dalamannya akan terlihat.
"ini semua pasti ulah Zahra"
"dia emang engga ada kapok nya"
"kapan gua bisa bales dia?"
"butuh bantuan?" Naura langsung menoleh ke belakang. Zahra menarik tas nya, Naura tak sempat menahannya. semua murid di sekitar memecahkan tawa nya sedangkan Naura berteriak, berusaha menutupi bagian robeknya dengan kedua tangan.
"hahaha"
"aw ternyata pantat lo tepos ya"
"tenang aja, disini engga akan ada yang nafsu lihat penampilan lo"
"jadi lo masih aman"
"KEMBALIIN TAS GUA!!" teriak Naura marah.
"lo pikir segampang itu gua ngasih?" Zahra melempar tas nya ke tempat sampah. "wajah lo sama tas harus nya di tempat sampah!"
"sialan! engga otak lo ya!" ia rasakan Naura kedua mata nya panas, oh ya tuhan dia tidak boleh lemah. dia pasti kuat! Zahra hanya tertawa lalu pergi bersama teman nya.
"pergi kalian dari sini! engga usah tawain gua lagi!" seru Naura kepada murid lainnya.
"tahan Naura"
"lo bisa"
"pasti bisa hadapi semua ini"
"lo bukan cewe lemah,oke?"
Naura menutupi belakangnya dengan satu tangan sedangkan satu tangan lainnya berusaha mengambil tas nya di dalam tempat sampah. hidung Naura mengernyit ketika mencium bau tak sedap, "bau banget sih"
"ngapain?"
"hah?!" Naura terkejut. "jauh jauh dari gua! rok belakang gua robek"
"seriusan?" tanya Sean. Naura mengangguk lemah. "yaudah buruan ikut"
"gua mau ambil tas dulu" Sean menghela nafas nya, ia yang mengambil tas itu tanpa merasa jijik padahal bau nya sangat menyengat.
"ayo" ajak Sean lagi.
"mau kemana? gua engga mau kemana mana,nanti daleman gua keliatan" ucap Naura menahan malu.
Sean memutarkan mulut nya, berpikir apa yang harus ia lakukan. "yaudah tunggu sini"
Naura hanya bisa mengangguk, melihat tubuh Sean yang berlari menjauh dari nya. perasaan sedih seketika hilang karena Sean. pria itu pasti ingin membantu nya lagi.
selang beberapa menit, Sean kembali membawa switer di tangannya lalu memberikan pada Naura. "lo iket switernya di pinggang lo" perintah Sean.
Naura pun menuruti perintah Sean, jantung nya berdegup kencang. sudah dua kali Sean membantunya, pria di hadapannya itu benar benar seperti malaikat. "m-makasih ya,kalau engga ada lo gua engga tau harus gimana" Sean terkekeh pelan.
"gua cabut dulu"
"iya" Sean pun meninggalkan gadis itu yang wajah nya bersemu merah.
Naura harus membuat sesuatu sebagai ucapan terima kasih nya, jika hanya omongan itu tidak cukup bagi nya.
***
"GILA!"
"engga nyangka gua tadi lihat lo bantuin si cewe kerempeng" kata Daniel heboh.

KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
Novela Juvenil"EH KO ITEMAN?" "KOK BADAN LO KURUS SIH?" "BADAN LO MAKIN LEBAR AJA NIH" "WAJAH NYA BERMINYAK BANGET,JADI ANEH" WOY KUAH SEBLAK!! lo yang pada komentar kaya begitu dengan santai nya, sebenarnya membunuh mereka secara perlahan. apa lo engga tau omon...