Naura menyipitkan kedua mata nya saat merasakan cahaya matahari yang menyorot ke arah wajah nya. oh apakah ini mimpi? dia tidur di apartement seorang laki laki. Naura mengucek mata nya, lalu bangun dari kasur.
Naura keluar dari kamar,mencari keberadaan Sean yang tak terlihat. ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Sean, kepala nya menongol di balik pintu. Sean masih tertidur, Naura menautkan kedua alis nya karena melihat Sean memeluk boneka beruang.
"cowo suka boneka?" Naura masuk ke dalam nya agar bisa lihat lebih dekat. di lihat, Sean sangat pulas. Naura terkikik geli melihat Sean seperti anak kecil memeluk boneka manja. "kapan gua jadi boneka nya ya? idih amit"
Sean langsung melotot.
"LO NGAPAIN MASUK KAMAR GUA?!"
Naura meloncat kaget, rupa nya Sean mendengar semua omongannya.
"g-gua..."
"KELUAR!!"
"oke gua jelasin dulu..."
"GUA BILANG KELUAR NAURA!!"
Naura menganggukan kepala nya cepat, dan beringsut keluar dari kamar Sean. ya tuhan, tadi itu apa? kenapa Sean seperti beruang yang kelaparan? Naura bergidik ngeri. dia harus cepat cepat pergi dari sini.
Naura kembali terkejut saat pintu di belakang nya terbuka, menampilkan wajah Sean yang kusut. "ngapain lo disini?" tanya Sean ketus.
"g-gua...nunggu lo" gumam Naura pelan.
"ngapain nunggu gua? udah sana ke dapur! siapin sarapan, gua laper!" perintah Sean seenaknya. Naura mengangguk lagi, dia harus membuatkan Sean sesuatu. ya anggap saja untuk pengganti kata maaf.
Naura sampai di dapur, membuka kabinet. hanya ada spageti dan makaroni, dia tidak suka makanan seperti itu. Naura beralih membuka kabinet di sebelah nya, kedua mata nya terbuka sedikit lebar. Naura mengambil dua mie instan kuah, pagi pagi begini pasti segar makan mie instan di campur dengan saos.
Naura saja sudah tergiur membayangkannya.
Sean menyenderkan punggung nya di tembok, memperhatikan Naura dari belakang yang sedang membuatkannya sarapan. Sean merasa diri nya sudah menjadi pasangan suami istri. alis Sean bertautan melihat Naura membuat mie instan.
"lo bego atau tolol?" tanya Sean membuat Naura menoleh.
"gua pinter"
"kalau otak lo nyambung, lo engga akan pilih mie instan buat sarapan"
"gua pilih sesuai dengan selera gua" kata Naura santai.
"tapi gua engga selera makan mie!" omel Sean.
"tinggal terima jadi aja ribet banget sih! udah sana duduk di bangku, nanti juga jadi makanannya!"perintah Naura layak nya seorang ibu.
"lama! gua udah laper nih" Naura membuang nafas nya kasar.
"lo bisa ganjel apa dulu kek buat perut karung lo itu"
Sean berdiri di samping Naura dan melongokkan wajah nya ke arah panci sampai wajah Sean sangat dekat dengan Naura. nafas Naura langsung tertahan melihat pipi mulus nya Sean. "udah mateng tuh mie nya, kenapa engga di angkat?" tanya Sean, lalu menoleh ke arah Naura dan dia juga ikut tertahan nafas nya.
mata Sean fokus ke arah mata cokelat nya Naura. Sean sadar bahwa Naura tidak seburuk itu, bahkan Naura terlihat lebih manis jika di pandang dari dekat. tanpa sadar Sean menyelipkan rambut Naura ke sela telinga.
"AWAS!" usir Naura galak membuat Sean kembali sadar dari alam bawah nya.
Sean mundur beberapa langkah, dia jadi kikuk sendiri. Naura menuangkan mie nya ke dalam dua mangkok. lalu menaruh nya di atas meja. Sean terus memperhatikan Naura, ada desiran aneh di dada nya jika melihat wajah Naura. Sean membuang nafas nya kasar. ada apa dengan diri nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE
Teen Fiction"EH KO ITEMAN?" "KOK BADAN LO KURUS SIH?" "BADAN LO MAKIN LEBAR AJA NIH" "WAJAH NYA BERMINYAK BANGET,JADI ANEH" WOY KUAH SEBLAK!! lo yang pada komentar kaya begitu dengan santai nya, sebenarnya membunuh mereka secara perlahan. apa lo engga tau omon...