Syarif Paisokhta berkata;
Pembuat Rahmat suci itu
Yang mempu melupakan dunia
Dia adalh jiwa sejti;
Dia jiwa yang merdeka
Dia meliputi luasnya pikrianmu
Karena dia tujuan, dia merdeka..
Kata-kata di atas sangat memalukan. Kata-kata itu bukan sanjungan untuk raja tidak pula pujian untuk diri sendiri. Wahai manusia kerdil, kesenangan macam apakah yang diberikan padamu hingga dia mampu berbagi denganmu? Ini bukan cara sahabat yang berbicara, melainkan cara musuh berbicara. Sebab, seorang musuh akan berkata, "Aku tidak berkepentingan padamu. Aku mampu melakukan itu tanpamu." Perhatikanlah wahai pecinta penuh nafsu, manusia yang ketika berada pada puncak ekstasi kenikmatan akan berkata bahwa kekasihnya mengabaikannya. Dia akan pergi penjaga api ruangan pendidih yang berkata, "Sultan tidak mempedulikan aku yang hanya seorang penjaga api. Dia mamu melakukannya tanpa bantuan seluruh penjaga api". Kesenangan macam apa yang dimiliki penjaga api celaka itu atas ketidak pedulian sultan kepadanya? Yang mesti dikatakan penjaga api seharusnya: "Aku berada pada atap tungku pembakaran ketika sultan lewat. Aku menyalaminya, dan dia menatap lama kepadaku. Bahkan begitu lewat dia masih memperhatikan aku." Kata-kata seperti itu akan memberikan kesenangan kepada penjaga api. Pujian semacam apa yang akan diberikan raja bahwa dia tidak mempedulikan penjaga api? kesenangan macam apa yang diberikan kepada penjaga api?"Dia meliputi luasnya pikiranmu ......" Wahai manusia kecil, pada kehendak macam apa pikiranmu akan dilayarkan, tanpa itu pun manusia mampu untuk berbuat tanpa pikiran dan kesenanganmu? Dan jika engkau mengada-ada dongeng tentang mereka dari imajinasimu, mereka akan menjadi bosan dan melarikan diri. Kesenangan macam apa di sana yang dengannya Tuhan menjadi tidak merdeka? Ayat kecukupan diri diwahyukan untuk para orang kafir. Tuhan melarang itu untuk orang beriman. Manusia kerdil, kecukupan dirinya adalah bukti nyata. Apabila engkau memiliki wilayah spiritual sekecil apa pun, maka keberadaan Dia yang tidak merdeka darimu tentu berada dalam wilayah kekuatan spiritualmu.
•••
Ahli Fiqih memang pandai dan bisa mendapat nilai sepuluh kali lipat untuk pernyataan mereka, tetapi di antara mereka dan dunia lain ada sebuah dinding yang dibangun untuk memelihara alam licet dan nonlicet mereka. Apabila mereka tidak dibatasi dinding, mereka tidak ingin melakukan apa yang mereka lakukan, dan akan selalu menunda pekerjaannya. Ini sangat mirip dengan perkataan guru agung kami bahwa dunia lain itu bagaikan laut dan dunia ini bagaikan busa. Tuhan ingin agar busa tumbuh subur, maka dia meletakkan manusia pada punggung laut untuk membuatnya berhasil baik. Apabila mereka tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan ini, orang akan menghancurkan satu sama lain dan busa akan musnah.
Maka, sebuah tenda dipancangkan untuk raja, orang tertentu dipersiapkan untuk memeliharanya. Seseorang berkata, "Apabila saya tidak membuat tali, bagaimana mungkin tenda mampu berdiri?" Yang lain berkata, "Apabila aku tidak membuat pancang, pada apa mereka akan mengikatkan tali?" Dan setiap orang tahu mereka adalah budak raja yang akan memasuki tenda dan memandang pada kekasihnya. Apabila seorang tukang tenun berhenti menenun dan ingin menjadi wazir, seluruh dunia akan telanjang. Maka dia kemudian memberikan kenikmatan tertentu di dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keahliannya. Maka, negara diciptakan untuk menjaga agar busa tetap terbentuk, dan dunia itu diciptakan untuk memelihara orang suci. Semoga berkah melimpahi orang-orang, yang untuknya pemeliharaan dunia diciptakan: Dia tidak diciptakan untuk memelihara dunia. Setip orang kemudian memberikan kenikmatan dan kebahagiaan yang berbeda-beda pada kerja Tuhan, bahwa apabila hidup seribu tahun, dia akan segera melakukan pekerjaannya. Setiap hari rasa cinta terhadap pekerjaannya akan meningkat. Keahliannya lahir dari mempraktikkan kerajinan, mendapatkan kenikmatan dan kesenangan dari sana. Tidak ada sesuatu pun di sana yang tidak memuji-Nya (QS. 17 : 44). Pembuat tali memiliki satu jenis pujian dan tukang kayu yang membuat sudut tenda memiliki pujian yang lain. Pembuat pancang memuji Tuhan dengan cara tertentu, dan penjalin kanvas dengan cara lain. Orang suci
yang mendiami tenda dan merenung di dalam kebahagiian sempurna memuja Dia juga dengan cara yang lain.•••
Apabila aku berdiam diri, orang-orang yang datang kepadaku menjadi bosan. Tetapi sejak apa-apa yang kami katakan cocok dengan mereka, kami jadi letih. Mereka pergi dan membincangkan hal-hal yang tidak baik tentang kami dan berkata pada orang-orang bahwa kami telah bosan dengan mereka dan pergi meninggalkan mereka. Bagaimana mungkin ranting dapat melarikan diri dari pot? Pot mungkin bisa pergi ketika tidak mampu menahan api. Tetapi ketika api kemudian pergi, sebetulnya dia tidaklah melarikan diri, tetapi menolak untuk muncul, karena melihat pot itu lemah. Dengan begitu, akan terlihat seolah pot-lah yang pergi meninggalkan. Kepergian kita terjadi karena kepergian mereka. Kami adalah cermin, maka apabila mereka mempunyai hasrat untuk pergi, akan nampak di permukaan cermin. Kami pergi karena keinginan mereka untuk pergi. Cermin adalah sesuatu yang di dalamnya seseorang melihat dirinya sendiri. Apabila mereka berpikir kami bosan, kebosanan itu sungguh-sungguh merupakan kebosanan mereka. Kebosanan adalah salah satu sifat lemah, dan tidak ada tempat bagi yang bosan dan lemah.
•••
Suatu ketika terjadi suatu peristiwa di pemandian di mana aku amat berlebihan merendahkan diri di hadapan Syeh Salahuddin, dan dia pun menjadi amat berlebihan merendahkan dirinya kepadaku. Kerendahannya begitu mencolok, sehingga muncul pikiran pada diriku bahwa aku telah berlebihan dengan kelembutanku sendiri. Aku pikir aku lebih baik seandainya aku melakukannya secara bertahap. Kalian mesti menggosok tangan seseorang terlebih dahulu, kemudian kakinya sedikit demi sedikit sehingga dia menjadi terbiasa, sampai dia tidak lagi memperlihatkannya. Tentu saja engkau mesti jangan menyusahkannya, dan kalian mesti membalas kesopanan dengan kesopananmu. Kemudian kalian akan membiasakan dia dengan kerendahan hati kalian. Hal itu merupakan satu perbuatan baik di dalam pergaulan dengan seorang sahabat. Seseorang pun harus melakukan hal yang sama terhadap seorang musuh, yakni sedikit demi sedikit, secara bertahap. Sebagai contoh, pertama-tama kalian memberi nasihat sedikit demi sedikit kepada musuhmu di suatu waktu. Apabila dia tidak mendengarkan, tamparlah. Apabila tidak mau mendengar juga, kalian harus memaksanya. Di dalam Al-Qur'an dikatakan, "Marahilah mereka dan pisahkan mereka ke dalam ruangan terpisah, dan hukumlah mereka (QS. 4 : 34). Kemudian pergilah menuju setiap peristiwa di dunia ini dan lihatlah! Tidakkah kalian lihat betapa ketenangan dan kebaikan musim semi pada awalnya menyebarkan kehangatan sedikit demi sedikit dan kemudian meningkat? Lihatlah betapa pepohonan tumbuh meninggi sedikit demi sedikit pada awalnya, kemudian melepaskan kuncup, lalu menumbuhkan dedaunan dan bebuahan pada dirinya, kemudian, seperti yang dilakukan para darwisy dan sufi, menawarkan untuk memberi seluruh yang mereka miliki!.
Apabila manusia tergesa-gesa di dalam kerja di dunia ini dan dunia selanjutnya, dan membesar-besarkan permulaan, pekerjaan yang dilakukannya akan menjadi tidak mudah. Hal itu dilakukan para pengikut : Manusia yang normalnya makan satu maund roti mesti memakan seperdelapan ons kurang setiap hari. Secara bertahap, setelah satu atau dua tahun, dia akan mengurangi makanan setenegahnya, dan tubuh tidak akan memperhatikan pengurangan itu. Perilaku ibadah, pengasingan diri, ketaatan pada hukum ilahi dan ibadah shalat memang seperti ini, Manusia yang ingin beribadah dengan seluruh hatinya dan memasuki Jalan Tuhan mesti pertama-tama melihat kelima shalat yang telah diuraikan. Di kemudian hari dia mampu meningkatkan jumlahnya secara tidak terbatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalaludin Rumi, Fihi ma Fihi
RomanceHanya salinan karya Rumi, Fihi ma Fihi. *Onprogress