Chapter 8. Aku Melihatmu (2)

658 78 1
                                    


Setelah sedikit pertikaian, John dan Josh meninggalkan ruangan.

Aku mengamati tempat yang sekarang adalah kamarku. Ini sedikit luas. Ada terlalu sedikit perabotan, tapi aku punya semua yang ku butuhkan: sebuah lemari pakaian, meja, kursi, sofa, bahkan sebuah tempat tidur...

Kelopak mataku perlahan memberat, dan aku merasa mengantuk, jadi aku berjalan ke tempat tidur dan menidurkan diri. Tekstur lembut dari tempat tidur menyentuh punggungku. Sangat nyaman.

Hanya beberapa jam yang lalu saat aku menderita karena kelaparan, dan beberapa jam kemudian aku sekarang beristirahat di sebuah tempat tidur besar. Ini sangat tidak realistis.

Tapi terserahlah.

Aku menutup mataku dan menarik selimut putih hingga leher. Aku puas.

•••

Saat aku membuka mataku kembali, ada sebuah gelap kebiruan di kamarku.

Apa aku tertidur?

Aku terbangun karena sentuhan sebuah tangan lembut. Aku memaksa kelopak mataku yang berat untuk terbuka.

Segera setelah aku membuka mataku, aku melihat senyum cerah Josh berseri-seri kepadaku. Ia berjingkat ke atas kasur, melihatku dari jarak yang sangat dekat.

Banyak hal yang terjadi di hari kemarin seperti mimpi, tapi Josh, yang sedang tersenyum di depanku, dia bukan sebuah mimpi.

"Josh?"

"Ya, Mama, ini Josh."

"Mengapa kamu begadang hingga larut malam?"

"Karena kau kembali... aku pikir kau bisa menghentikan Papa..."

Anak itu menjawab dalam suara gumaman.

"Papa? Apa maksudmu John?"

"Ya, Mama! Ikut denganku untuk bertemu Papa."

"..... Sekarang?"

Josh mengangguk dengan semangat. Matanya terlihat sangat bertekad ketika ia melihatku, penuh dengan motivasi.

Apakah ada yang terjadi dengan John? Aku tidak terlalu mengkhawatirkannya, tapi bukan berarti aku tidak mempedulikannya. Aku peduli... Ini hanya... Uh... Dia belum terlalu terpikirkan olehku. Tapi mungkin aku harus, pada perspektif kemanusiaan murni.

"Iya! Ayo ayo!"

Josh meraih tanganku. Aku mengerang, berjuang, dan berpura-pura bangun. Anak yang imut seperti itu benar-benar dapat membangunkanku. Segera, aku merasa tidak enak melihat wajah anak yang berjuang, jadi aku mengangkat diri. Meskipun aku benar-benar tidak ingin melihat nasib pria sombong ini larut malam. Aku punya firasat buruk.

Aku berdiri dari tempat tidur dan menggosok mataku yang tak bisa tidur. Josh terus menyeretku dan membawaku ke siapa yang tahu di mana. Seperti yang dipikirkan, di situlah John berada.

Josh membuka pintu lebar-lebar seolah itu miliknya.
Melangkah ke dalam kamar John, aroma mengerikan menusuk hidungku. Josh melepaskan tanganku ketika dia berlari ke depan, berhenti di dekat seorang pria yang duduk di depan meja. Dia membenturkan kepalanya. Itu adalah John.

I Suddenly Became a Mother [Terjemahan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang