"....."
Wajah kami berdekatan bersamaan; bahkan napasnya bisa ku dengar. Aku mengencangkan genggaman tanganku menduga hal yang tidak diketahui, tapi tidak ada yang terjadi. Tidak ada tekanan pada bibir. Cengkraman John di pinggangku juga lemah.
Aku merasa lega tak berdaya. Atau sungguhkan aku? Aku menutup mataku, bernapas perlahan, mencoba mencari tahu kembali apa yang harus dilakukan di situasi ini.
Kepala John beristirahat di pundakku, dan badannya sedikit mengendur, seperti dia telah jatuh tertidur.
Apakah dia sungguh tertidur?
"Hey, John...? Apa kau bangun?"
Aku memanggil namanya berhati-hati, tapi tidak ada jawaban.
"Jangan bilang kau tertidur?"
Jadi... dia tertidur. Tuhan, aku merasa malu. Wajahku memerah. Apasih yang ku harapkan?
Merasakan panas muncul dari wajahku, aku menarik tubuh tertidur John ke ranjang. Untungnya, ranjang tidak terlalu jauh, atau aku akan kehabisan napas. Aku mencoba untuk melepaskan dia di atas ranjang, tapi...
"Ugh!"
Entah bagaimana, tubuhnya terjatuh diatas tubuhku. Aku terbebani dengan fisik besarnya, dada lebarnya menekanku.
"Mama, apa kau baik-baik saja?"
Josh, yang diam-diam menonton dari tempatnya, datang ke tepi ranjang dan bertanya dengan penasaran.
"Tidak, tidak, aku tidak baik-baik saja! Josh, bantu aku keluar..."
"Mama, apa yang kau bicarakan? Pasangan biasanya tidur bersama."
"Apa?"
Aku mendorong tubuh John ke samping dengan semua kekuatanku. Sedikit sulit untuk bernapas dengan dirinya berbaring di atasku meskipun terasa nyaman, dia tampak terpancar.
Lagipula, aku berpikir aku akan bisa hidup.
Saat aku akan bangun dari tempat tidur, Josh meringkuk di antara John dan aku. Dia tampak sangat menggemaskan melihat dia diam-diam mendekat. Dia tersenyum. Seolah keluarganya yang hancur telah pulih sekali lagi.
Dan lalu... ada pria di sisi lain ranjang yang mengunci dari segala bentuk pelarian. Dia menempatkan lengannya mengelilingi pinggangku jadi aku tidak akan bisa untuk melarikan diri.
"Hari ini, kita bertiga akan tidur bersama."
"Josh, aku..."
Aku bukan ibu kandungmu.
Yang ingin aku ucapkan, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk melakukannya. Saat aku melihat wajah tersenyumnya, aku tidak bisa membuat diriku menjadi penyebab patah hatinya.
Josh tersenyum dan menelusupkan kepalanya ke arahku.
"Mama, baumu, terasa seperti rumah. Aku tidak percaya kita tidur bersama lagi... aku sangat senang."
"....."
Josh, mengapa suaramu harus penuh dengan kebahagiaan?
Kata "bau ibu" membuat hatiku nyeri untuk aku tahu aku tidak akan bisa menjadi ibunya. Dia bukan berasal dari darahku... dia bukan anakku.
Aku melihat ke anak itu dengan tidak tahu harus berkata apa. Dia berpura-pura tertidur dengan matanya menutup rapat seolah untuk menghentikanku dari menjawab.
Aku bisa melihat kelopaknya tertutup dan terbuka. Heh, dia bahkan tidak tertidur.
Dengan sedikit usaha, aku bisa menggoyangkan belenggu Josh pada diriku, tapi aku tidak berhasil. Aku berhenti menyulitkan diri lebih jauh. Aku menyerah dan memeluk anak kecil ini.
Aku harap bauku cukup. Aku harap itu bisa menjangkau Josh. Aku harap dia bisa untuk mencium bau dari ibu kandungnya. Aku harap dia tidak merasa sedih.
Aneh untuk merasakan perasaan yang kuat dengan seorang anak kecil yang aku baru kenal beberapa jam. Mungkin itu kepolosannya yang membolehkannya untuk diam-diam masuk ke hatiku.
Aku merasakan Josh memelukku lebih kuat. Aku tersenyum dan menutup mataku dan perlahan membelai rambu pirang, lembut dan halusnya. Besok, saat John bangun dari tidurnya, aku tahu dia tidak akan suka dengan pemandangan yang dia lihat... tapi aku penasaran... aku penasaran apa yang akan terjadi saat dia mengeluarkan aku dari mansion. Hari ini mungkin hanya mimpi. Jika benar mimpi, aku harap ini akan berlanjut. Aku akan benci berpisah dengan anak kecil yang lucu ini.
Segera setelahnya, pikiranku menjadi pudar...
Segalanya menjadi gelap...
Samar...
•••
John tidur dengan tenang. Dia sangat damai untuk sekali ini. Mungkin itu karena dia melihat Senna di mimpinya.
Setelah kehilangan dirinya, dia tidak pernah sama lagi. Dia tidak pernah tidur. Malam adalah saat menyeramkan yang panjang, dan dia menenggelamkan dirinya dalam wine di setiap kesempatan sampai dimana dia tidak bisa tidur hingga dia mabuk. Jika dia tidak minum, wajah Senna... dia tidak akan pergi.
Waktu membuat segalanya membosankan, dan kerinduannya semakin berat seiring waktu berlalu. Itu aneh.
Gambaran dirinya, dia tidak pernah terlihat untuk pergi hingga dia terperangkap di dalam keadaan mabuknya.
Dia mengingat itu dengan sangat jelas. Dia tidak bisa melupakan bagaimana perasaannya ketika dia memeluknya di dalam pelukannya seperti yang selalu ia mimpikan. Seolah imajinasinya berhubungan dengan kenyataan.
Perlahan John bangkit dari tempat tidur dan menyentuh pelipisnya. Itu berdebar dan terasa sakit. Dia memikirkan bagaimana dia harus mengurangi alkoholnya demi Josh.
Lalu, dia menyadari bahwa dia tidak sendirian di ranjangnya. Dia menoleh ke samping. Apa yang dia lihat adalah...
"Senna?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Suddenly Became a Mother [Terjemahan]
Ficción históricaType : Korean Novel Status : OnGoing Alternative : 졸지에 엄마가 되었다 Author : Bird Poop Suatu hari, saat berkeliaran di jalanan, mengeluh kelaparan, seorang anak laki-laki yang lucu berlari ke arahnya dan berteriak...