John menegang mendengar pertanyaanku yang asal. Dia menatapku aneh untuk beberapa saat sebelum bicara, "Apa?" dengan alis berkerut.
Dia terlihat bermasalah.
"Apakah kau sedang mengaku* padaku?"
Dia bertanya.
"Tentu tidak. Jangan mengada-ada."
Aku menjawab.
"Oh oke..."
Aku memaksa bekerja dengan John, dan aku sedikit merasakan syok memenuhi diriku.
Aku menggelengkan kepalaku. Pria yang dengan lemah lembut membelai kepalaku di dalam mimpi tidak mungkin John. Aku pasti salah mengenalinya karena rasa lapar ini. Tidak akan pernah ada pertemuan antara seorang bangsawan seperti John dan seseorang sepertiku yang berkeluyuran di jalanan tanpa ingatan.
Juga, John punya anak yang lucu, Josh Lancaster. Seorang pria yang sudah menikah tidak akan pernah melakukan hal-hal kotor seperti itu.
Mimpi yang aku dapat setelah aku hilang ingatan, aku yakin mimpi itu berhubungan dengan ingatanku yang hilang.
John berbalik dan tertawa ketika menarik lengan bajunya ke atas.
"Si pengemis tahu apa yang ia inginkan. Sekarang ikut aku."
John berjalan satu langkah di depanku.
"Sebuah pengakuan* dari seorang wanita dengan bau busuk... itu baru."
Dia berkata dengan dirinya sendiri di suara yang pelan.
Dia pikir aku tidak mendengarnya, tapi aku mendengarnya dengan jelas.
Apa? Pengakuan dari seorang wanita yang berbau busuk? Dia meghinaku, kan? Aku menajamkan telingaku dan membungkuk agar aku bisa mendengarnya dengan jelas ketika aku menyaksikan punggungnya tumbuh lebih kecil ke cakrawala. Tentu saja, dia mengulanginya lagi.
"Aku mengikutimu hanya untuk makan, bukan untuk membuat pengakuan*."
John tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Aku mengangkat pundakku dengan terkejut ketika dia menatapku dengan cepat ke belakang.
"Siapa bilang aku menginginkanmu untuk membuat pengakuan*? Bukannya kau bilang kepadaku kau ingin makan?"
Tidak penting apa yang aku bilang. Bangsawan terlalu penuh dengan diri mereka sendiri, jadi aku memberinya senyum canggung.
"Ayo makan."
John membalas dengan wajah datar, tapi itu lebih mirip dengan helaan nafas.
"Aku harusnya tidak salah mengira wanita itu sebagai dia..."
Aku juga bingung mengapa John dan anaknya salah mengira aku sebagai orang lain. Cukup aneh, aku merasa tersinggung dengan kata-katanya. Dia salah mengira aku sebagai 'dia', dan anaknya berpikir aku adalah ibunya. Jadi, apa itu berarti John salah mengira aku adalah istrinya?
Teori-teoriku tidak berlanjut karena rasa lapar di perutku mengganggu pemikiranku.
Lalu, seorang anak laki-laki yang kecil dan lucu datang ke arahku. Dia anak yang duduk di jalanan dengan tangisan sedihnya. Dia menatapku dengan tersenyum, mata besar manis dan polos dan pipi bulat besarnya.
"Mama, ada banyak makanan enak untuk dimakan di rumah Joshua. Bisakah kita ke rumahku?"
Anak yang memanggil dirinya Joshua mengambil tanganku dan menuntunku ke arah rumahnya. Jari-jarinya sangat lembut di tanganku.
"Baiklah."
Aku berkata saat merasakan keanehan saat anak itu memanggilku 'Mama'.
Aneh. Aku mengikuti orang yang sangat tidak aku kenali, tapi lalu aku megingat situasiku sekarang. Aku tidak punya tempat tinggal. Aku tidak punya uang, dan aku tidak bisa diusir bagaimanapun. Aku tidak punya rumah. Aku seorang pengemis.
Seperti yang John katakan, aku pengemis. Aku tidak ingin mengakui itu, tapi sial, itu benar. Jika seseorang berada di posisiku sebagai pengemis, mereka akan berpikir bahwa itu benar untuk mengikuti John.
Aku memandang punggung John yang lebar saat dia berjalan maju selangkah demi selangkah dengan rasa percaya diri dari seorang bangsawan.
Aku tidak berpikir dia akan berbuat sesuatu yang salah. Aku tidak berpikir dia akan membuatku kesusahan. Lagipula, satu-satunya alasan dia membawaku ke tempatnya adalah karena anaknya. Juga karena dia tidak akan pernah berani berpikir untuk melihatku.
Aku tidak begitu yakin apa yang sedang terjadi. Segalanya bergerak terlalu cepat untukku. Yah, tidak berguna untuk berpikir tentang itu sekarang. Aku akan pergi dan makan bersama mereka. Aku akan memikirkan semuanya nanti.
Anak itu menuntunku dengan matanya yang besar dan polos membawaku ke rumahnya.
Aku mengikuti bocak laki-laki itu, tersentum dan sedikit senang karena tatapan polosnya.
Tidak ada yang diperhatikan kecuali diriku, aku loncat ke kereta kuda tanpa penyesalan.
•••
Mansionnya besar. Tidak mungkin bisa dilihat dengan hanya sekali tatap. Seperti yang John bilang sebelumnya, dia pria yang hebat. Tidak... aku pikir akan lebih akurat bahwa dia kaya raya. Berapa uang yang dibutuhkan untuk memiliki sebuah mansion yang besar?
Aku melihat mansion itu dengan mulut yang sedikit terbuka.
John melihatku dan tersenyum miring.
"Mulutmu akan jatuh."
Tidak ada yang mengerikan, apa yang dia katakan, tapi kenapa aku merasa seperti dia sedang menghinaku?
"Mama, apa yang kau lakukan? Ayo masuk."
-;-
Notes:
* confession = pengakuan
Pengakuan disini berarti pengakuan cinta. Bahasa gampangnya 'nembak'.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Suddenly Became a Mother [Terjemahan]
Fiction HistoriqueType : Korean Novel Status : OnGoing Alternative : 졸지에 엄마가 되었다 Author : Bird Poop Suatu hari, saat berkeliaran di jalanan, mengeluh kelaparan, seorang anak laki-laki yang lucu berlari ke arahnya dan berteriak...