BAB 9 Ajari aku mencintainya

51 7 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌹Langsung aja🌹

Sudah tak terpikirkan tentang peristiwa yang ku alami sejak dulu

Sudah tak di perdulikan lagi tentang luka apa yang aku rasakan dahulu

Sang pencipta sudah menyembuhkan luka ku dengan seseorang yang kini datang menjemput

Semoga ia datang untuk membahagiakan

Tapi,

Aku belum tau apakah dia jodohku?

Yang pasti aku akan menjaga, walaupun ada seseorang yang ingin sekali merebutnya.

**

Tak terasa sudah 2 bulan bersama Al begitu manis dan pahitnya kebersamaan, walaupun jarang sekali adanya pertemuan

Ku lihat tak ada lagi seseorang yang mencoba mengganggu, seperti Stevany yang tidak jelas apa maunya, dia sudah ku lupakan, dia seperti hembusan angin di tengah hari bolong

DORR..

"Hiks kakak, ngagetin aja" tarik nafas Fathin dalam-dalam

"Wkwkw, lagian ngelamunnya serius banget? sambil senyum-senyum lagi" tertawa lantang kak Faishal saat itu

Fathin langsung membuang muka ke arah burung merpati yang sedang berduaan di atas genteng rumah Syafiq

Fathin dan kak Faishal sudah terbiasa dari kecil berada di teras atas setiap pagi

Fathin tersenyum melihat burung-burung yang ada di sana

Sampai Kak Faishal berbicara

"Dek, burung itu selalu bersama ya"

"Iya kak kayaknya dia paham yang harus di lakukan dalam hidupnya selain mencari makan, sampai pagi yang indah ini dia masih sempat menikmati indahnya alam"

"Liat deh, burung itu nampak indah ya, berwarna putih dan coklat" ucap Kak Faishal menunjuk ke arah burung-burung yang sedang beterbangan

"Wah iya kak, kayaknya mereka senang, sang pencipta masih mepertemukan dengan keluarga dan sahabatnya"

"Oh iya, Dek, masih Inget kan Point inti dalam kehidupan ini adalah ayat terakhir al-kahfi yakni ayat 110 yang membuat makna kaidah"

لا إله إلا الله و محمد رسول الله أي شهادتين

Fathin menjawab tersenyum ke arah kak Faishal

"Kalimat yang kita ingin hidup dengannya, mati dengannya dan hidup lagi dengannya"

"Bener dek, intinya pertanyaan utama dalam hidup adalah, bagaimana cara kita memahami bahwa hari ini kita masih hidup" tertawa sedikit kak Faishal sambil mengedipkan matanya ke arah adiknya Fathin

Fathin tak bisa menahan tawa akhirnya Fathin membalas dengan memutarkan bola matanya

Fathin kembali melihat ke arah burung-burung yang tadi bersama

Tetapi, semuanya sudah pergi meninggalkan pagi, kabut mulai hilang dan matahari pun semakin terpancar

Sungguh indahnya alam ilahi, walaupun kecil semoga kita selalu memperlakukannya dengan baik

Produktif dalam yang tidak manfaat, itu bukti bahwa siapa yang menghargai waktu, waktu kelak memperlihatkan bahwa dia adalah orang berharga.

***

Setelah selesai muroja'ah hafalan, Fathin dan kak Faishal langsung ke ruang tengah untuk makan bersama Bunda

Keluar suara sedih Fathin
"Bunda, maaf, aku belum bisa muroja'ah setiap hari"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maaf Aku SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang