Aku Kembaran Kakashi?

235 15 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana semua calon siswa Sekolah Akademi Ninja Konoha akan di tes masuk. Tujuan dari tes ini adalah untuk menentukan layak tidaknya seseorang untuk menjadi ninja. Ada empat tes yang akan diberikan diantaranya tes tertulis, tes melempar shuriken, tes bunshin, dan tes jutsu.

Untuk tes tertulis aku bisa dengan mudah menjawabnya karena aku sudah membaca banyak buku di Perpustakaan Konoha. Sedangkan untuk tes melempar shuriken aku agak ragu karena aku tak pernah menggunakan shuriken yang asli, aku biasanya menggunakan shuriken yang ku buat sendiri dari es.

Sedangkan Kakashi dengan lihainya melemparkan tiga shuriken dan semuanya tepat mengenai pusat lingkaran papan. Sedangkan Obito hanya satu saja yang mengenai pusat lingkaran papan sedangkan sisanya meleset. Kemudian tibalah giliranku untuk melemparkan shuriken.

‘Ayolah Riko, kau pasti bisa!’ Batinku menyemangati.

Ternyata semua shuriken yang ku lempar tepat mengenai pusat lingkaran papan. Aku pun melompat-lompat kegirangan hingga menarik perhatian yang lainnya bahkan aku di tegur Kakashi “Kau ini seperti anak kecil saja.”

”Ayolah Kakashi, aku kan memang masih kecil.” ucapku dengan nada bercanda.

”Terserah kau saja.” ucap Kakashi

”Kau ini memang menyebalkan.” Ucapku.

Setelah tes melempar shuriken selesai, kemudian dilanjutkan dengan tes bunshin, yaitu membuat minimal satu bunshin. Yang pertama kali di panggil adalah Obito. Dan ku lihat dia hanya mampu membuat satu bunshin berwarna putih. Itu artinya dia hampir berhasil. Selanjutnya giliran Kakashi, dia berhasil membuat dua bunshin. Seisi ruangan bertepuk tangan dan bersorak kagum melihatnya.

Hingga tibalah giliranku. Aku berkonsentrasi penuh. Aku berteriak “Kagebunshin No Jutsu!”
Lalu muncullah 4 bunshin. Semua yang melihat langsung bertepuk tangan kagum.

Kemudian kami di beri istirahat sebentar sebelum melanjutkan tes selanjutnya. Saat aku sedang duduk di kelas, Kotetsu menghampiriku dan duduk di dekatku ”Riko-San, bagaimana dengan tesmu?”

”Semuanya berjalan lancar.” Jawabku.

”Ngomong-ngomong apa kau kembaran Kakashi?” tanya Kotetsu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aku terkejut mendengarnya ”Hah? Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau bicara begitu?”

Kotetsu  :”Karena kemampuanmu sangat hebat seperti Kakashi, dan juga warna rambutmu sama seperti Kakashi.”

Aku      :”Souka. Tapi aku tak punya hubungan darah dengan Kakashi.”

”Souka. Jadi bagaimana kau bisa sehebat itu?” tanya Kotetsu

”Tentu saja dengan latihan yang keras.” Jawabku sambil mengepalkan tanganku di udara.

”Siapa yang mengajarimu?” tanya Kotetsu.

Aku menunduk sedih ”Tidak ada. Aku berlatih sendiri dengan kekuatanku dan juga dari buku Perpustakaan Konoha yang ku salin ”

Kotetsu memegang bahuku “Maafkan aku Riko Sensei jika membuatmu sedih.”

Aku mengangkat kepalaku “Hah? Riko Sensei?”
“Tentu saja. Kau kan sudah menjadi Senseiku.” Jawab Kotetsu.

Aku menunduk malu ”Jangan memanggilku seperti itu Kotetsu. Aku jadi malu.”

”Kenapa harus malu, Riko Sensei? Bukankah panggilan itu cocok untukmu?” tanya Kotetsu dengan nada menggodanya.

”Ku rasa kau ada benarnya. Jadi kapan kau bisa berlatih denganku?” balas dan tanyaku.

”Terserah Sensei saja.” jawab Kotetsu

”Yosh. Pulang sekolah nanti kita akan berlatih di halaman rumahku. Jadi setelah pulang sekolah nanti kau harus menemuiku dulu.” ucapku dengan penuh semangat.
”Haik.” Balas Kotetsu

”Ku harap kau dapat berlatih dengan serius agar kau bisa menjadi ninja yang hebat dan dapat melindungi Konoha.” ucapku.

Kotetsu mengepalkan tangannya di udara “Pasti!”

Itulah awal mula dari hubungan guru dan murid antara aku dan Kotetsu. Sejak itulah aku dan Kotetsu selalu berlatih bersama. Dia sangat serius dalam berlatih. Dia juga sangat menghormatiku hingga memberiku panggilan khusus. Dia selalu memanggilku dengan sebutan Riko Sensei sejak hari itu. Bahkan dia tetap memanggilku seperti itu dimanapun juga termasuk ketika di Akademi.

Setelah waktu istirahat berakhir, kami kembali ke lapangan untuk tes jutsu. Ternyata tes jutsu ini dilakukan dengan pertarungan. Ini sungguh mengerikan karena aku hanya bisa bertarung dengan ninjutsu ataupun menggunakan bantuan senjata seperti pedang, kunai maupun shuriken tetapi aku tak terlalu pandai dalam taijutsu. Rasanya aku tegang sekali. Tanpa ku sadari ada seseorang yang memperhatikanku “Riko Sensei mengapa kau terlihat tegang?”

”Aku hanya pandai ninjutsu dan tak pandai taijutsu. Sepertinya aku harus menggunakan ninjutsu saat bertarung.” jawabku

”Memangnya jutsu apa yang kamu bisa?” tanya Kotetsu.

”Sebenarnya aku punya kekuatan salju dan es. Aku bisa melakukan apapun dengan salju dan es.” Jelasku.

Kotetsu memasang puppy eyesnya ”Bisakah kau tunjukan padaku kekuatanmu? Aku ingin melihatnya.”

Aku tersenyum”Baiklah nanti pulang sekolah akan ku tunjukkan.”

Kotetsu  tersenyum cerah ”Arigato Sensei.”

Saat ini Kakashi dan Obito sedang bertarung. Aku tak begitu memperhatikan karena aku sibuk memikirkan apa yang harus ku lakukan untuk melewati tes ini. Hingga akhirnya aku terpikirkan sebuah ide untuk menggunakan kagebunshin untuk memenangkan pertarungan dan menggunakan kekuatanku tetapi tanpa melukai lawan.

Akhirnya pertarungan itu dimenangkan Kakashi. Dan tiba-tiba saja aku diminta untuk bertarung melawan Kakashi.
Saat ini aku sedang berhadapan dengan Kakashi. Aku sudah siap untuk menggunakan kagebunshin no jutsu.

Saat pertarungan dimulai aku langsung membuat empat bunshin. Sedangkan Kakashi sama sekali tidak membuat bunshin. Aku memerintahkan bunshinku untuk menyerang Kakashi. Saat Kakashi sedang sibuk dengan bunshinku. Aku menghentakkan kakiku ke lantai hingga area pertarungan berubah menjadi es. Dan saat Kakashi tergelincir aku hentakkan kaki ke tanah lagi dan seketika es itu berubah menjadi salju. Sehingga Kakashi terjatuh di atas salju yang empuk sehingga dia tidak terluka.

Namun tiba-tiba Kakashi yang tadi ku lawan berubah menjadi kayu. ‘Ah tidak mungkin! Jutsu apa yang di pakai oleh Kakashi?’ Batinku bertanya. Aku dan ke empat bunshinku pun mulai memasang posisi siaga dan waspada.

Namun tiba-tiba Chino Sensei menghentikan pertarungan dan menyatakan bahwa aku dan Kakashi seri. Semua yang hadir pun bertepuk tangan termasuk Kotetsu. Dia kelihatan sangat senang dan bangga padaku. Dan sejak saat itulah aku menjadi Sensei bagi Kotetsu. Aku mengajarkan padanya beberapa jutsu dan juga tekad api yang sudah di ajarkan Hokage Ke-3 kepadaku.

Dan sejak saat itu juga banyak yang beranggapan bahwa aku adalah kembaran Kakashi hanya karena kemampuanku yang hebat dan selalu seri dengan Kakashi, di tambah lagi rambutku yang berwarna putih sama seperti Kakashi. Meskipun aku sudah mengatakan bahwa aku tidak punya hubungan darah dengan Kakashi. Namun tetap saja mereka menggapku sebagai kembaran Kakashi.

Terima kasih yang sudah baca sampai sini😁
Nanti akan di update lagi secepatnya
See you in next chapter

BEST FRIEND KAKASHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang