I'm Fine | Bab 2

65.4K 9.1K 581
                                    

Bab 2. I'm (not) Fine

- i'm fine -

Bibir gadis itu bergetar, perasaan ngilu sakit menggerogoti dadanya secara dominan. Keysa menatap kosong pandangan didepannya. Hatinya sakit, air matanya luruh bersamaan dengan isak tangis yang keluar dari suaranya yang serak.

"Kenapa harus Bella?" Keysa lemas, badannya limbung kemudian terjatuh dengan posisi duduk. "Kenapa harus Bella, Edgar?"

Si empunya nama, Edgar Rama Faluffi terdiam. Ia tidak membalas setiap pertanyaan yang dikeluarkan oleh gadis itu. Raut wajahnya datar bercampur dengan penyesalan. Tapi, bukan Edgar yang menjadi atensi mata Keysa saat itu. Melainkan sesosok tubuh wanita berbalut kain hitam yang bersembunyi malu-malu di balik tubuh kokoh pria itu.

"Gue tanya kenapa harus Bella, Edgar?!" Suara Key meningkat satu oktaf. Tapi hal tersebut tidak menghilangkan getar pilu di tiap kata yang ia lontarkan.

Edgar tau Keysa terluka. Tapi pria itu tidak pernah berniat untuk bangkit kemudian menyambut tubuh ringkih tunangannya kedalam pelukan hangat yang biasanya ia lakukan.

"Gue ... udah percaya banget sama lo, Gar. Gue udah beneran sayang sama lo, gue udah beneran serius tapi kenapa lo harus pilih Bella?!"

"Kak ..." suara pelan timbul kecil dari bibir gadis yang masih bersembunyi. Lambat laun, ia menampilkan wajahnya. Wajah yang Keysa kenal, adik tirinya.

"Kakak ... kakak... kakak ngapain disini?" Tanpa emosi, Bella bertanya dengan nada pelan.

"Lo yang ngapain disini? Kalau mau ngejalang harus tau tempat, Bell."

Bella berkedip polos, "jalang itu apa kakak?"

"Gue ..." Suara Edgar bersahut memecah keributan di ruangan tersebut, "Gue gak bisa milih antara lo atau Bella. Gue gak mau ninggalin lo Key, tapi gak mau nyakitin Bella."

"Gila lo! Terus lo gak keberatan nyakitin gue, Gar? Lo gak keberatan ninggalin hubungan kita?"

"Bukan gitu maksud gue, Key. Gue tau gue salah, tapi gue gak bisa milih diantara kalian."

Keysa tertawa, ia melihat tubuh polos kedua manusia itu yang menatapnya dengan raut menyesal. "Enam tahun kita pacaran dan dari kecil kita sahabatan, Edgar! Tapi bisa-bisanya lo bingung milih antara gue dan Bella?"

Hati Keysa panas. Belum sembuh dengan luka yang Hendrik lukiskan, kini tergores luka baru yang sama dalamnya.

"Tapi Key, gue paling tau lo. Gue yang paling mengenal lo. Lo orangnya gak tegaan, apalagi sama gue. Dan ini, ada adik lo juga. Jadi setelah kita menikah, lo gak keberatan kan kalo gue seriusin Bella juga?"

"Lo seriusan nanya hal ini ke gue, Gar? Lo lagi manfaatin sifat 'gak enakan' gue dengan nikahin adek tiri gue juga? Lo waras?"

Edgar terdiam.

"Tapi gue juga sayang ke Bella. Gue cinta ke dia."

"Terus gue?"

"Gue juga cinta ke lo, Key." Edgar menggaruk kepalanya yang tak gatal. Keadaan apartemen sore itu semakin keos. "Mangkanya itu gue gak bisa milih."

"Oh lo tenang aja," Keysa bangkit. Ia mengusap air matanya yang tak juga kunjung berhenti mengalir. "Dari awal gue gak pernah ngasih lo pilihan, jadi kalo lo cinta dan sayang ke Bella, lo bisa pilih dia. Tinggalin gue, nikahin Bella. Gue gak butuh pilihan dari laki-laki pengecut kaya lo!"

"Key, gue mohon ..."

Keysa terdiam, hatinya sakit. Edgar adalah sahabat masa kecilnya, lelaki yang paling mengerti dirinya. Lelaki yang sama yang berjanji tidak akan pernah mengkhianati sekalipun Keysa berhenti mencintai.

I'm Fine ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang