14. Lost

3.6K 462 87
                                    

Mika bersembunyi di kamar mandi. Membasuh kedua tangannya berulang-ulang.

"Aku membunuhnya. Apa yang aku lakukan?!"

Mika mulai cemas. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia memikirkan bagaimana caranya meminta maaf, atau kabur, dan sebagainya.

.
.
.

Ushijima begitu memarkirkan mobilnya keluar dan berlari begitu saja ke IGD.

"Maaf, Anda mencari siapa?" Tanya seorang perawat.

"Pasien a.n Ushijima [Name]?"

Perawat itu menunjukkan bed dimana [Name] dibaringkan. Terlihat Shirabu masih menunggu [Name] disana.

"Eh? Ushijima-san?"

"Apa [Name] baik-baik saja?" Tanya Ushijima dengan panik.

Shirabu menghela nafasnya, "Dr. Ayumi akan kemari untuk observasi. [Name]-san mengalami pendarahan." Jelas Shirabu singkat.

Begitu beberapa menit berselang, Dr. Ayumi tiba disana. Setelah memeriksa TTV pada [Name], ia meminta untuk tubuh [Name] diperiksa lebih lanjut dengan USG.

Begitu Dr. Ayumi datang, Shirabu memutuskan untuk kembali ke Timnya.

"Ushijima-san, aku masih ada tugas lain. Maaf aku harus kembali bertugas." Ujar Shirabu.

Ushijima mengangguk, "Terima kasih."

Manik Dr. Ayumi membulat sempurna saat melihat monitor USG. Rahim [Name] bersih. Tak terlihat ada jaringan janin di dalam sana.

"Complete Abortion?" Batin Dr. Ayumi.

Ushijima diajak mengobrol diruangannya.

"Maaf, dengan berat hati saya mengatakan jika [Name] telah keguguran."

Ushijima mengepalkan tangannya, "Bagaimana bisa?"

"Ada beberapa faktor penyebab keguguran. Namun keguguran pada trimester pertama yang disebabkan karena jatuh adalah hal yang seharusnya tidak mungkin. Janin akan dilindungi oleh tulang panggul. Namun ketika saya baca laporan IGD, benturan keras pada perut dan posisi tengkurap saat jatuhlah yang menyebabkan keguguran itu. Ditambah lagi dengan banyaknya aktivitas yang [Name] lakukan selama awal kehamilan. Kelelahan dan stress yang ekstrim."

Ushijima hanya menatap nanar meja yang dihadapannya. Sakit dan sedih. Itu yang ia rasakan. Sampai ia tak mampu berkata apa-apa lagi.

"Saya mengerti kesedihan Anda. Tapi Anda harus tetap tegar dihadapan [Name]. Dia dimungkinkan akan mengalami mental breakdown jika mengetahui janinnya telah pergi."

"A-apa yang harus saya lakukan?" Tanya Ushijima.

"Wanita yang baru saja keguguran pasti akan menyalahkan dirinya sendiri, diliputi duka yang dalam. Tugasmu sebagai suami adalah mengalihkan perhatiannya. Jangan menyalahkan istri. Beri ia dukungan moral." Jelas Dr. Ayumi.

Dr. Ayumi menambahkan, "Aku akan mengobservasinya semalam. Aku akan meminta ijin Dr. Tetsuya selaku pembimbing koasnya untuk meliburkannya 10 hari. 3 Hari untuk pemulihan fisik, dan seminggu untuk pemulihan mentalnya. Akan berbahaya jika mentalnya dan moodnya kurang baik saat bertugas."

Ushijima mengangguk, "Baik. Terima kasih, Dokter."

.
.
.

[Name] membuka maniknya mengamati sekeliling.

"Aku dimana?"

[Name] mencoba untuk bangun, namun nampak Ushijima masuk ke dalam ruangan itu.

Ushijima melihat istrinya mencoba bangun itu lengsung menghampiri, "Jangan terlalu banyak bergerak."

[END] USHIJIMA FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang