1| Dia

244 27 18
                                    

Versi revisi dengan nama karakter yang beda #2023
Hope you like guys!!!

🌼🌼🌼

"Seulgi... bangun, Nyet."

"Hh... ngantuk gue Wen," gumam gue masih dengan mata terpejam. Gue ngantuk banget, karena semalam begadang sampai pagi untuk menulis.

"Ada dosen Nyet. Bangun."

"SEULGIII BANGUN! Kerjaan tidur, mau jadi apa kamu. Kamu itu perempuan. Jaga sikap. Gak ada masa depan. Keluar dari kelas saya!"

Gue mendongak dengan ogah-ogahan saat mendengar suara itu. Memutar bola mata jengah. Siapa dia? Beraninya bilang gue gak ada masa depan? Emak gue aja gak pernah bilang gitu, pengin rasanya gue hajar tuh dosen satu.

Astagfirullah!

"Permisi Bu, saya keluar." Gue pun segera berlalu dari hadapan ibu dosen menyebalkan itu. Menggendong tas dan berjalan ke arah taman kampus. Bodo amat sama teriakan temen kelas gue, udah biasa.

Cuaca pagi ini sangat cerah, dedaunan bergerak kesana-kemari mengikuti udara yang cukup dingin pagi ini. Padahal cuaca cerah dan tak ada mendung sedikitpun. Tapi hawanya sangat dingin.

Gue duduk dibangku taman yang biasa gue tempati. Mengeluarkan buku dan pulpen untuk mencatat kegiatan seorang lelaki, yang sekarang sedang gue perhatiin. Dia lagi duduk di depan kelas mengotak-atik handphonenya.

Dia orangnya itu tinggi. Badannya ideal. Matanya tajam dibalik kacamata. Dia juga suka banget pake sweter. Entah hari apa, cuaca apa, sweter number one bagi dia pokoknya dah.

Tentu saja gue tau, gue stalker handal. Gue juga sering buntutin dia pulang. Kalo gue gak ada kelas gue suka ke kampus dan ngeliatin dia. Setelah itu semua, gue pulang dan ngelanjutin nulis gue tentang dia.

Dalam tulisan gue di wattpad, tentu bukan kehidupan gue kayak sekarang sebagai penguntit atau apalah, tapi sebagai pacarnya dia. Sangat berbeda bukan?

Jelas. Hahai.

Ketimbang kuliah, gue lebih suka nulis. Karena cita-cita gue juga jadi penulis, kayak ibu dan kakak gue.

🌼

Sudah 30 menit gue duduk ditaman, menulis kegiatan yang dia lakukan. Namun kebanyakan memandangi wajahnya. Gue tau, semua orang pasti ngira dia culun karena pendiam, tapi menurut gue nggak. Dia cowok keren dan cool. Jarang banget gue liat dia bercengkerama sama cewek, dan gue semakin yakin dia orang yang setia.

Haha... gue jadi semakin ngarepin dia jadi pacar gue sungguhan.

"Nyeeet."

Suara itu buat gue kaget dan menoleh. Wendy, teman kost gue dan temen kelas gue. Orangnya galak, fashionable banget meski agak tomboy, aktif di kampus dan... tipe-tipe jomblo cantik yang dikejar banyak cowok kampus. Yah, seperti itulah Wendy pemirsa.

Berbeda dengan gue yang agak malas kalau dikampus, makanya jarang ada yang deketin gue.

"Lo udah keluar? Tumben udah selesai kelasnya nyonya Taeyon," tanya gue.

Wendy duduk disamping gue. Gue kembali memandang lekaki itu yang masih aja di depan kelas.

"Ada urusan penting katanya. Gue disana sendiri jadi samperin lo kesini."

"Wen gue masih gak nyangka gue suka sama Sehun."

Lelaki itu namanya Sehun. Jurusan sastra b. Indonesia semester 6, dan gue Seulgi jurusan sastra b. Indonesia semester 4. Sehun kakak tingkat gue. Tapi gue gak gentar untuk ngejar Sehun secara diam-diam. Gue percaya takdir, kalau memang takdir berbicara pasti gue dan Sehun dipersatukan.

"Gue juga nggak. Cewek macam lu sukanya main diem-dieman, heran." Gue menoleh ke Wendy, dia menggelengkan kepala seraya berdecak. Gue juga ikut menggeleng, masih gak percaya pada diri gue ini.

Ck... Ck... Ck...

🌼🌼🌼

#Seulgi

#Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#Sehun

#Wendy

În Secret Ca (Diam Diam Suka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang