Chapter 04

773 105 8
                                    

*** Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** Flashback

"Kau pergi dari rumah kami? Selamanya?"

Sembari menghimpit ponsel pintar di antara bahu dan telinga kirinya, Giselle menyeret koper miliknya memasuki sebuah toserba.

"Benar, Bibi Irene. Maaf karena tidak memberitahumu kalau aku pergi." Jawab Giselle, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lalu mulai mencari makanan instan yang hendak ia beli.

"Apa ucapanku benar-benar berhasil menyakiti hatimu?"

Pergerakan tangan Giselle yang hendak meraih salah satu mi instan pada rak terhenti saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita melalui sambungan telepon itu. "Bukan begitu, Bibi. Aku pergi dari keluargamu karena keinginanku sendiri."

"Tapi, Giselle. Bisakah kau lupakan apa yang dulu pernah terjadi antara suamiku dan Ayahmu? Itu adalah masa lalu dan seharusnya kau tidak perlu selalu mengungkitnya dan mengingatkannya pada kami atas bantuan yang dulu Ayahmu pernah berikan pada suamiku, kami punya kehidupan dan hidup kami bukan hanya untuk mengabdi padamu saja sebagai bentuk balas budi."

Giselle menautkan alisnya tidak mengerti sekaligus terkejut karena tiba-tiba saja Irene berbicara mengenai apa yang terjadi pada masa lalu. "Aku samasekali tidak bermaksud seperti itu---"

"Baiklah kalau begitu, jaga dirimu sendiri dan jangan melibatkan kembali keluargaku di dalam hidupmu. Pamanmu sudah memiliki seorang putri kandung dan wajar jika dia lebih menyayangi putri kandungnya sendiri dibandingkan dengan putri temannya."

"Baik, Bibi. Aku dapat mengerti, tapi---"

"Baiklah kalau begitu terima kasih, Kim Giselle. Selamat malam."

Kedekatan Giselle dengan Suho membuat Irene terkadang kesal pada Giselle karena seringkali Suho lebih memprioritaskan Giselle daripada dirinya dan Karina. Sebenarnya ini semua bukan sepenuhnya salah Giselle ataupun Suho, hanya saja Irene tidak tahu alasan kenapa Suho sangat menyayangi anak dari temannya dan memperlakukannya layaknya putri kandung.

Suho tidak bisa menjelaskannya pada Irene, karena hal itulah hubungan antara Giselle dengan Irene dan Karina menjadi tidak baik dan selalu terjadi kesalahpahaman.

Giselle hanya bisa menghela nafas, memasukkan ponsel pintar miliknya ke dalam tas selempangnya dan kembali memilah junk food mana yang ingin ia beli kemudian berlanjut mencari barang kebutuhan lain.

"Terima kasih." Ujar Giselle pada sang kasir setelah berhasil melakukan pembayaran.

Bersamaan dengan keluarnya Giselle dari dalam toserba dengan membawa sekantong plastik belanjaannya dan juga menyeret kopernya, sebuah kilat cahaya layaknya nyala blitz kamera mengejutkan Giselle dan tak lama disusul oleh suara gemuruh petir yang kuat.

Vice Versa : Giselle HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang