Chapter 08

499 62 17
                                    

Giselle memijat kepalanya, rasa pusing akibat begadang membuatnya tersiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Giselle memijat kepalanya, rasa pusing akibat begadang membuatnya tersiksa.

Sial, benar-benar sial. Semua ini akibat tetangganya yang seperti iblis bernama Haechan itu memainkan alat musik gitar elektrik semalam penuh, dan karena itu pagi ini Giselle terpaksa izin tidak dapat mengikuti jam pelajaran untuk beristirahat di ruang kesehatan.

Giselle menghela nafasnya lega begitu tubuhnya berhasil ia rebahkan di atas ranjang yang empuk, menatap langit-langit ruangan dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Di sini begitu tenang dan nyaman, jauh berbeda dengan apartemen yang aku sewa itu." Gumam Giselle.

Sebenarnya Giselle tidak mempermasalahkan lift di apartemennya yang belum diperbaiki, tetangganya yang hanya berjumlah hitungan jari, dan segala keanehan yang ia temukan pada awal ia menginjakkan kakinya di gedung apartemen Chic Violet Apartment.

Tapi satu hal yang menjadi masalah besar bagi Giselle, yaitu tetangganya.

Haechan itu seperti iblis dan semacamnya bagi Giselle, Giselle benar-benar merasa terganggu dan benci memiliki tetangga seperti Haechan.

Baru saja Giselle memejamkan matanya tiba-tiba telinganya mendengar suara pintu ruang kesehatan yang terbuka lalu suara langkah kaki seseorang, tidak, Giselle mendengar seperti ada dua orang yang baru saja masuk.

Berpikir mengenai hal buruk terkadang bisa mendatangkan hal buruk, Giselle menyesal sekarang karena tanpa sadar ia telah memikirkan Haechan di saat ia diberikan kesempatan untuk beristirahat dengan tenang tanpa suara bising. Gara-gara itu kini hal buruk kembali menimpa Giselle.

Hanya ada tirai yang membatasi ranjang Giselle dengan ranjang sebelah, jadi Giselle bisa mendengar dengan jelas semua isi percakapan yang dilakukan oleh dua orang di sebelahnya itu.

"Aku mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu. Tapi kenapa kau membiarkan gadis itu menciummu? Apa aku kurang cantik bagimu?" Tanya sang gadis.

"Kau cantik." Jawab remaja lelaki itu.

"Kalau begitu cium aku." Titah gadis itu dengan suara manja.

Giselle sukses dibuat mual karena mendengar percakapan itu, Giselle mencoba untuk kembali memejamkan matanya dan berusaha tidak mempedulikan dua manusia di sebelahnya itu, namun tiba-tiba Giselle menautkan alisnya begitu mendengar suara yang jauh lebih mengganggu.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan..."

Ini gila, benar-benar gila.

Begitu tirai yang membatasi ranjang Giselle dengan ranjang sebelah terbuka Giselle melihat dengan mata kepalanya sendiri seorang gadis tengah mencium dengan brutal bibir seorang lelaki, posisi mereka yang begitu intim dengan lelaki berada di bawah kungkungannya si gadis itu itu sukses membuat Giselle shock.

"Apa kalian sudah gila?! Ini ruang kesehatan! Bukan hotel! Kalian tidak bisa bertindak sesuka hati kalian di sini!" Teriak Giselle yang langsung menghentikan aktivitas kedua remaja itu.

Vice Versa : Giselle HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang