Juu-yon

2.2K 262 4
                                    

Kaito sesekali akan melihat kearah Shinichi yang masih terdiam enggan berbicara sejak mereka keluar dari supermarket beberapa saat lalu, tanpa diketahi apa penyebabnya, Kaito ingin sekali menegur dan bertanya.

Tapi, faktanya. Kaito tidak ingin terkena amarah Shinchi yang kini emosinya sedang tidak stabil. Kaito merasa seba salah saat ini, "Shin .."

"Kai!" Shinichi menghentikan jalannya, terdiam membuat Kaito menatapnya takut-takut jika pria itu akan kembali marah seperti sebelumnya, "Detektif Megure bertanya padaku tadi,"

Kaito yang sejak tadi tengah bersiaga, kini kembali memasang sikap seperti biasa lalu menghela napas lega. Bukan suatu hal yang bahaya, pikir Kaito tersenyum senang, "lalu?"

Shinichi mengambil napas panjang, awalnya dirinya enggan untuk bertanya pada Kaito, tapi Shinichi adalah sosok yang tidak menyukai menyimpan sesuatu, "jika aku dihadapkan seperti Sajima-san, apa yang harus aku lakukan? Berkata jujur atau menutupinya?"

Pilihan yang sangat sulit bagi Shinichi, ia sangat menyukai pekerjaannya saat ini. Menyelesaikan banyak kasus walau harus mempertaruhkan nyawa dan keselamatan, tapi menjadi seorang detektif yang hebat adalah cita-cita terbesar yang dimilikinya.

Di lain sisi, Shinichi tidak ingin Kaito di tangkap dan di masukkan ke dalam penjara, atau mungkin bayangan lebih buruknya adalah, Kaito harus di kirim ke penjara di pulau tengah laut dengan penjagaan yang ketat.

Kaito tiba-tiba tertawa keras, lalu merangkul bahu Shinichi dengan senyuman lebar miliknya, "hanya itu?" Kaito menatap Shincihi yang kini menatapnya kesal.

Shinichi sama sekali tidak habis pikir dengan pria yang kini menjadi kekasihnya, kenapa pria itu sama sekali tidak dapat di ajak serius dan selalu bermain-main.

"Kai! Aku serius!" Shinichi tidak bisa mengatakan jika ia akan bersikeras mempertahankan jabatannya, dalam hatinya Shinichi belum siap melepaskan pekerjaannya saat ini.

"Kenapa kau harus memusingkannya?" Kaito tersenyum lembut, "aku tau jika kau sangat mencintai pekerjaanmu ... jadi.. kau bisa memilih pekerjaanmu," Kaito menunjukkan deretan gigi rapih miliknya, "tidak ada yang perlu di cemaskan! Shin!"

Shinichi terpaku, mencoba mencerna setiap jawaban yang diberikan Kaito beberapa saat lalu. Pria itu rela di tangkap demi Shinichi agar tidak kehilangan pekerjaan yang sangat dicintainya.

Kaito berjalan lebih dulu saat melihat ekspresi Shinichi perlahan mulai berubah dan kembali tenang seperti biasa, sejak awal menjalin hubungan dengan Shinichi, dirinya sudah memikirkan semuanya.

Jika memang pada saatnya, Shincihi di tempatkan untuk memilih dirinya atau pekerjaannya, Kaito tidak akan memaksa Shinichi untuk memilihnya, berada di sisi Shinichi sudah sangat cukup bagi Kaito.

Walaupun sejujurnya, Kaito amat teramat sangat cemburu dengan pekerjaan Shinichi.

Pekerjaan Shinichi selalu berhasil mencuri perhatian, sekalipun mereka berdua sedang bersama seperti saat ini, Shincihi akan memilih pekerjaannya di bandingkan dirinya.

Lain halnya dengan Kaito yang sejak dulu selalu menjadi pusat perhatian media masa, anak seorang pesulap yang hebat, dan kini menjadi penyanyi terkenal yang sedang naik daun, tapi fokus Kaito kini hanya satu, pria itu- Shinichi.

Shinichi menatap punggung Kaito yang semakin lama semakin menjauh, seulas senyum tipis menghias wajahnya. Bagaimana bisa aku membenci pria itu? Pikir Shinichi.

Dengan langkah besar, Shinichi berjalan ke arah Kaito, menggandeng tangan pria itu lalu tersenyum manis, "apa ibumu akan menyukaiku?"

KAITO KID Belongs To Gosho Aoyama

DETECTIVE CONAN Belongs To Gosho Aoyama

THE MAGICIAN LOVE Belongs to RamaLina

Shinichi tidak pernah menyangka akan kembali dihadapkan dengan kondisi seperti ini, duduk bersisian dengan Kaito, dan saling berhadapan dengan Ran dan Aoko.

Kedua gadis itu menatap tajam, meminta sebuah penjelasan atau ketidak hadiran Kaito dan Shinichi dari sekolah, tanpa kabar, tanpa izin, mereka berdua tidak masuk sekolah sesuka hati.

"Jadi .. dari mana kalian?" Ran menatap tajam, kedua tangan terlipat di depan dada, lalu menunggu jawaban, "apa kalian benar tidak ingin sekolah lagi? Lalu membolos bersama?"

"Ada supermarket yang baru buka di kota, dan banyak barang bagus di sana. Aku sedang mencari barang untuk keperluan besok dan Shinichi membantuku," Kaito memilih untuk menjelaskan.

"Aku tidak tau jika di sana ternyata sedang ada kasus-"

'brak'

Kaito dan Shinichi hampir melompat saat Ran memukul meja cukup kuat, Shinichi diam-diam menatap ke arah meja, untuk memastikan jika meja itu masih dalam keadaan baik.

"Bukankah aku sudah bilang? Jauhi kasus itu! Kau bisa terbunuh jika terus mengurusinya! Shinichi aho!"

Kaito menatap kearah Ran ragu, gugup karna gadis itu sangat menyeramkan saat sedang marah, dan Kaito harus berkata dengan sangat perlahan untuk tidak membuat gadis itu semakin marah, "detektif Megure meminta kami untuk membantu,"

"Ha?" Aoko menatap Kaito terkejut, "Jii-san sudah mengatakan untuk tidak terlibat keramaian pembunuhan kan? Bakaito! Bagaimana Aoko nanti menjelaskan pada Jii-san dan baa-san?"

Kaito menelan salivanya sulit, dalam hati terus berharap jika Aoko tidak akan melapor hal ini pada ibunya. Cukup dengan segala omelan yang ia dengar setiap akhir pekan Ibunya menghubungi.

Kaito hampir hapal semua omelan yang ibunya sampaikan setiap kali mereka berbicara melalui video call.

Aoko dan Ran menghela napas, "kalau begitu, kalian harus berjanji untuk tidak terlibat kasus lebih sering lagi," peringat Ran.

"Kaito tidak taukan? Betapa cemasnya baa-san?" Aoko bertanya dan hanya di balas dengan senyuman oleh Kaito.

Bahkan dia tidak peduli dengan anaknya, batin Kaito setiap kali mengingat ibunya hanya akan memarahinya sebentar lalu mematikan sambungan telpon mereka secara sepihak.

"Kau juga! Shinichi! Kau tidak ingin orang tuamu datang lalu membawamu pergi bersama merekakan?" Ran menatap kearah Shinichi yang kini tengah menggeleng kuat.

Shinichi sudah bertekad untuk tinggal bersama Agassa, meskipun pria itu selalu membuat penemuan-penemuan yang gagal.

"Ah benar! Tentang baa-san.. dia bertanya kapan Kaito akan berangkat," Aoko kembali teringat saat ibu Kaito menghubungi dirinya untuk menanyakan kejelasan keberangkatan Kaito menemui ibunya.

"Aku akan berangkat akhir pekan," Kaito kini memilih untuk beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah dapur untuk mengambil air.

"Kaito! Kau harus ingat hal-hal apa saja yang harus di bawa! Dan jangan ada yang tertinggal atau terlupa!" Aoko kembali memarahi dan memperingati Kaito yang sering kali ceroboh saat sedang terburu-buru.

"Kaito akan pergi sendiri lagi?" Ran bertanya, menatap kearah Aoko bingung.

Aoko menghela napas lelah, "kemungkinan seperti itu-"

"Tidak. kali ini aku tidak sendiri," Kito tertawa pelan dengan tangan yang masih menuangkan air ke dalam gelas, "aku akan pergi dengan Shinichi,

Shinichi menutup wajahnya, lalu menghela napas kesal.

"APA?!" Aoko dan Ran berteriak seketika.

To be Continue ..

(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)

RamaLina

The magician love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang