Juu - Roku

2.2K 233 7
                                    

"Ran aku harus bersiap untuk pergi .." peringat Shinichi saat gadis di depannya masih enggan untuk melepaskan dirinya dan masih mengajaknya untuk berkeliling sepanjang kota untuk mencari sebuah buku.

"Ayolah .. Shinichi! Sangat jarang aku berpergian lagi denganmu!" Ran menatap kearah beberapa buku yang sejak minggu kemarin menarik perhatian dirinya, "lihat ini!"

Shinichi dengan malas menatap kearah judul buku pilihan Ran, "apa-apaan judulnya?"

"Mou! Shinichi! Ini buku yang sangat terkenal tau!" Ran menatap kesal.

Shinichi menatap sampul buku- tepatnya judul buku yang dibaca lama-lama olehnya, sebuah novel klasik romansa percintaan remaja, "aku pergi," putus Shinichi kesal.

Tidak menyangka jika Ran akan menunjukkan buku-buku seperti ini padanya, padahal gadis itu jelas tau jika Shinichi lebih menyukai buku pelajaran atau buku tentang pengetahuan, terlebih jika belum ada yang bisa memecahkannya.

Ran tertawa, "habis sejak tadi kau serius terus!" Ran melihat ke sekeliling, "lagian .. kitakan jalan-jalan untuk mencari suasana di kota, bukan mencari kasus pembunuhan! Shinichi!"

"Ran .. tapi itu-"

"Pekerjaanku," Ran memotong perkataan Shinichi lalu tersenyum penuh kemenangan, karna tebakan dirinya tepat sebelum Shinichi menyelesaikan kalimatnya.

Shinichi menghela napas pelan, "huh .. "

"Baik! Baik!" Ran tertawa kembali, lalu merangkul lengan Shinichi cepat, "kali ini saja kok, terakhir kali! Aku janji! Esok-esok kan aku tidak bisa jalan-jalan berdua denganmu lagi!" Ran tersenyum lembut.

"Ha?" Shinichi membeo bingung, "kita bisa jalan lain hari, kau pikir esok akan datang kiamat yang menghancurkan dunia?" Shinichi tidak mengerti jalan pikir sahabat sejak kecilnya.

Ran tertawa, "aku tidak menyangka jika kau sebodoh ini! Bagaimana bisa dia menyukaimu yang bodoh ini?"

"Apa?! Aku tidak bodoh! Aku pintar bahkan bisa melewati si ranking satu di sekolah, dan-" Shinichi menatap kearah Ran terkejut, "dia?"

Ran tersenyum lalu jalan lebih dulu, gadis itu sudah mengetahui hubungan Shinichi dengan Kaito.

"Hei! Ran! Apa maksudmu?!" Shinichi mencoba mengejar, tapi Ran sudah lebih dulu pergi, entah untuk mencari bahan makanan, atau mencoba menenangkan hatinya karna sesuatu yang sudah di pastikan olehnya.

"Aish! Anak ini benar-benar! Bagaimana bisa gadis itu pergi dengan cepat dalam kedipan mata?" Shinchi menghela napas kasar, tidak dapat menemukan sahabat sejak kecilnya di manapun.

Shicnichi membuka layar ponselnya, lalu emncoba menghubungi gadis yang hilang dari penglihatannya.

Hari semakin sore, matahari mulai terbenam. Waktu keberangkatan dirinya dengan Kaito sebentar lagi akan tiba. 30 menit yang lalu seharusnya dirinya sudah tiba di bandara dan 30 menit kemudian mereka meninggalkan negara Jepang.

Tapi tidak kali ini, gadis yang telah menjadi sahabat sejak kecilnya, menghilang entah kemana dan sulit untuk di temukan.

"Ran!"

KAITO KID Belongs To Gosho Aoyama

DETECTIVE CONAN Belongs To Gosho Aoyama

THE MAGICIAN LOVE Belongs to RamaLina

Aoko menatap kearah Ran dengan tatapan bingung, seharusnya dirinya mengantar Kaito di bandara sebelum benar-benar meninggalkan negara Jepang, walaupun hanya sebentar berada di luar negri, Aoko ingin melihat jika Kaito sama sekali tidak ketinggalan barang satupun.

2 jam lalu, dirinya dikejutkan oleh sosok Ran yang tiba-tiba tiba di rumahnya. Gadis yang baru di kenalnya beberapa bulan lalu datang tanpa mengabari, tersenyum tipis dengan kedua manik yang berkaca-kaca.

Aoko hanya mengangguk saat Ran meminta izin untuk masuk, tidak ingin pulang dalam keadaan menangis, dan sang ayah akan mengamuk pada Shinichi, walaupun itu bukan kesalahan pria itu, masih dendam, karna Shinichi lebih hebat dalam menyelesaikan kasus.

"Ran .. baik-baik saja?" Aoko menatap cemas, Ran sudah di anggap sebagai sahabat baik baginya.

"Uhm .. terima kasih Aoko.." Ran tersenyum tipis.

Aoko mengangguk, tidak ingin bertanya lebih jauh, tidak ingin mleihat Ran lebih sedih dari ini.

Entah apa yang membuat gadis itu hanya diam dengan kedua manik yang berkaca-kaca, Aoko memutuskan untuk tidak bertanya, dan membiarkan Ran lebih dulu yang bercerita padanya seperti sebelumnya.

"Ran- .. "

"Aoko.." Ran tidak mendengar saat Aoko memanggil, "bagaimana jika sosok yang selalu bersama denganmu lebih lama, tiba-tiba pergi begitu saja?"

Aoko menatap polos, "dia meninggal?"

Ran tersentak kecil, "Eh! Tidak .." Ran tersenyum canggung, bagaimana bisa pikiran Aoko sampai mengira Shinichi meninggal?

Aoko tersenyum manis, "kalau begitu kenapa Ran merasa sedih? Jika masih bisa bertemu atau sekedar melihat lalu bertegur sapa bukannya masih bagus?" Aoko tersenyum lebar memperlihat deretan giginya yang rapih.

Ran tertegun sebentar, lalu tertawa pelan. Benar .. apa yang harus di pusingkan? Pikir Ran.

🎲🎲🎲

Shinichi membuka layar ponselnya, mengirim pesan secepat kilat yang berisi permintaan maaf. Melewati gang-gang kecil tanpa pencahayaan lampu, Shinichi bertekad untuk menemukan sahabatnya.

"Aku harap dia tidak menungg-"

'Bruk'

"Tangkapan bagus!" sesosok pria bertubuh kurus tersenyum puas lalu berhigh five ria dengan rekannya yang bertubuh lebih besar, "kita tinggalkan!"

"Apa?" rekannya menatap terkejut, "bagaimana jika ia melapor?"

Pria bertubuh kurus tertawa keras, "bagaimana bisa?" lalu pria tersebut menunjuk Shinichi, "anak ini sudah mati!"

"Apa?"

"Kau ini!" Pria kurus itu memukul rekannya, "suntikkan tadi membuat sarafnya berhenti berkerja! Cepat atau lambat pernapasannya pasti juga langsung terganggu! Dia akan segera mati! Ayo kita cepat pergi! Bos pasti sudah menunggu!"

Rekan bertubuh besar itu bertepuk tangan riang, "wah!! Kau hebat sekali! Pantas saja jadi kaki tangan bos!"

"Ten-" pria kurus tersebut mendengar suara langkah yang mendekat, "kita harus pergi sekarang!"

Rekannya yang bertubuh besar itu mengangguk lalu mengikuti pria bertubuh kurus yang sudah lebih dulu lari menjauh, pria itu masih dapat mendengar jelas suara Shinichi walau terdengar pelan nyaris berbisik,

"Tolong ..."

Pria tersebut terkejut, berlari cepat ketakutan mengira jika Shinichi yang sudah mati kembali hidup dan menjadi zombie seperti yang sering kali di ceritakan dalam film-film.

Shinichi menatap kearah 2 orang yang sudah melumpuhkan dirinya hingga tidak sanggup bergerak, menatap kosong, Shinichi sebisa mungkin menjaga kesadarannya walaupun akhirnya gagal hingga tidak sadarkan diri, kedua mata Shinichi tertutup rapat bersamaan dengan napas yang berhenti.

Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya, Shinichi bertekad untuk mencari tau siapa yang sudah membuat dirinya menjadi seperti ini.

Dengan ponsel yang masih menyala, serta sebuah pesan yang masih belum sempat di kirimkan, Shinichi mengutuk siapapun yang telah membuat dirinya ambruk hingga kesulitan bernapas ataupun bergerak.

'Maaf .. sepertinya aku akan menyusulmu ke Paris besok, Ran belum aku temukan dan aku masih mencarinya ... Tolong .. jangan menungguku.. Kai-'

Seorang wanita yang tidak sengaja melewati gang tersebut berteriak ketakutan.

To be Continue ..

(Maaf jika terjadi kesalahan kata/typo dalam penulisan cerita)

RamaLina

The magician love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang