Chapter - 07

4.9K 708 12
                                    

"Sabito! Kau tak apa?" Teriak Makomo menghampiri Sabito yang tampak terengah-engah sambil menggendongmu, di ikuti Giyuu di belakangnya. "Oh, astaga! Kenapa gadis itu terluka?" Tanya Makomo, kini ia beralih padamu.

"Dia tadi melindungi ku dan malah terluka." Sabito menurunkan mu dari atas punggungnya, kemudian menyenderkan tubuhmu di salah satu pohon. "Untung matahari sudah menyingsing, jadi aku tidak perlu takut jika seandainya ada iblis yang datang karena bau darahnya."

"Pendarahannya sudah berhenti?" Tanya Giyuu.

Sabito mengangguk, "sudah."

"Sudah di obati?"

"Belum."

"Kenapa belum?" Tanya Makamo memasuki pembicaraan Giyuu dan Sabito. "Berarti belum di bersihkan juga? Lukanya bisa infeksi."

"Kan, yang bawa obat kau," jawab Sabito sekenanya.

"Ah, iya," jawab Makomo kikuk. Kemudian gadis itu berjalan mendekatimu dan mengobati lukamu. Kamu yang merasa lukamu semakin perih lantas membuka mata, penglihatanmu masih kabur, jadi kamu tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di depanmu.

"Ah," desismu lirih. "sudah pagi?"

Sabito tersenyum melihatmu sudah sadar, "apa masih sakit? Jangan di paksakan, lukamu lumayan parah."

"Ah, terima kasih." Ucapmu kikuk.

"Ah, iya. Siapa namamu?" Tanya Sabito menatap kedua netramu. "Dan terima kasih karena kau sudah menyelamatkan ku saat tangan iblis itu hampir menghancurkan kepala ku."

Kamu terdiam cukup lama. "Siapa aku?" Netramu menatap lurus wajah Sabito, bingung harus mengatakan apa. "Ha-hashibira Ryo," jawabmu kaku, kemudian tersenyum kikuk.

"Kaku sekali," batin Giyuu, laki-laki bermarga Tomioka itu sudah menatapmu cukup lama. Menurutnya, kamu memiliki gelagat yang aneh.

Sabito terkekeh pelan melihatmu, "nama ku Sabito." Ia menunjuk Makomo dan Giyuu, "dan mereka adalah Makomo dan Giyuu, teman ku. Di mana temanmu? Apa kalian terpisah?"

Kamu terdiam sejenak, bingung bagaimana harus menanggapi pertanyaan Sabito. "Aku ... datang sendiri," jawabmu sekenanya.

Jawabanmu sempat membuat Sabito terdiam, lalu ia merekah senyum. "6 hari kedepan, tetaplah bersama kami. Sekarang kita teman, oke?"

Kamu tertegun sesaat, kemudian mengangguk samar, "iya...."

***

7 hari itu terasa sangat singkat, sekarang kamu bersama yang lainnya sedang berjalan menuju aula tempat awal kalian berkumpul.

"Yang lolos sedikit sekali, padahal persertanya ada 20 lebih." Ujar Makomo sembari memperhatikan sekitarnya. Lalu kalian bergabung dengan 3 peserta lainnya.

"Selamat datang kembali, senang melihat kalian kembali dengan selamat." Kata dua anak kembar Oyakata-sama tiba tiba muncul. Setelah menjelaskan beberapa hal, mereka membuka kain yang semula menutupi sebuah meja yang di atasnya terdapat bijih besi yang belum di olah.

"Baiklah sekarang silakan pilih bijih besi kalian yang akan dibuat Nichirin." Ujar salah satu anak Oyakata-sama memperlihatkan bijih besi tersebut. 

"Aku harus pilih yang mana?" Batinmu sweatdrop. Bagaimana pun juga, bijih besi itu terlihat sama di matamu, merasa tidak ada yang spesial atau sesuatu yang menarik dari seperkian banyaknya.

"Ryo." Makomo menepuk pundakmu, "kau tampaknya kebingungan, ya? Saran ku, kau ambil yang itu." Ujarnya sembari menunjuk salah satu bijih besi. Kamu hanya menurut, karena pikiranmu benar-benar blank sekarang.

"Terima kasih," gumanmu lirih.





t.b.c

little sister, hashibira inosukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang