Chapter - 14

4.3K 628 226
                                    

Begitu malam tiba, kamu memutuskan untuk berpisah dari Tanjirou, lagi pula kamu tahu dimana tempat iblisnya berada. Toh ada Tanjirou, kamu tak ingin ia menjadi tokoh figuran.

Lagipula, kamu juga malas menghadapi Kazumi yang tersulut emosi. Kamu menunggu semua selesai dari atas atap sembari menatap langit.

Apalagi kamu tidak mempunyai tatapan hangat seperti Tanjirou untuk membuat orang lain tenang saat menatapnya, matamu sangat bengis. Sejujurnya.

Jika diberi kesempatan pun kamu hanya akan mengatakakan, "hargai hidupmu.", "dunia itu kejam, tapi juga indah.", atau "kau harus bertahan hidup untuk yang sudah mati.".

Dan, semua itu adalah kata-kata yang kamu dapatkan saat masih menjalani kehidupan didunia nyata. Menonton Anime berlebihan, tiba-tiba menjadi clean freak, mengikuti husbumu. Membuat ibumu terkejut, sampai sampai memeriksa kan kamu.

Kamu sangat merindukan masa-masa menjadi (Fullname), masa yang sulit, namun juga menyenangkan. Kamu belajar banyak hal dari pengalaman yang kamu lalui. Kamu merindukan segalanya.

Matahari sudah bergerak menggantikan bulan, kamu merasa sudah cukup untuk menunggu Tanjirou dan berniat menghampirinya.

Namun niatmu urung tatkala melihat laki-laki itu berdiri tepat di bawahmu. Kamu yang sadar akan sesuatu sedikit tersipu dan segera turun. Tanjirou yang tidak mengerti apa-apa memiringkan kepalanya bingung.

"Apa ... kau melihatnya?" Rona tipis muncul menghiasi wajahmu. Tanjirou yang mengerti maksud pertanyaanmu ikut merona, "t-tidak, sungguh!"

Kamu berdehem pelan untuk menetralisirkan suasana. "Oke, aku percaya."

"Lokasi selanjutnya di asakusa Prefektur Tokyo! Rumornya ada iblis yang bersembunyi disana, kwak!"

Seekor gagak mendarat tepat di bahu kanan Tanjirou dan berseru sangat keras, membuat kamu dan laki-laki itu terkejut. Kamu sudah menduganya, namun tak menyangka akan seterkejut ini.

"Eh, langsung ke lokasi selanjutnya, ya?" Beo Tanjirou linglung.

"Sekarang!" Gagak itu kembali berseru.

"Tunggu sebentar...," ujar laki-laki itu. namun segera di sahut oleh gagak tersebut.

"Sekarang!"

Kamu hanya tergelak melihatnya, mau tak mau akhirnya kamu dan Tanjirou segera pergi menuju lokasi selanjutnya. Lebih tepatnya-kamu ingin bersama laki-laki itu untuk beberapa waktu kedepannya, karena kamu memiliki waktu senggang.

***

Dua hari berlalu dan kalian sudah sampai di Asakusa. Kamu menatap Tanjirou yang berdiri di sampingmu, entah mengapa kamu bisa membaca pikirannya tentang keramaian yang ia lihat.

"Apa kau pusing? Mau menepi sejenak untuk mengisi perut?" Ujarmu.

Tanjirou lantas mengangguk untuk mengiyakan tawaranmu, wajahnya yang terlihat lesu membuatmu tersenyum tipis. Kemudian kamu membawanya menuju salah satu kedai ramen yang ia kunjungi seperti didalam komik.

"Aku pesan mie yamakake dua porsi," ujarmu pada sang penjual.

"Oke."

Kemudian kamu memberi segelas air pada Tanjirou untuk menenangkan dirinya. Sela-sela minumnya kamu melihat laki-laki itu tersentak. Kamu menduga bahwa ia bereaksi dengan bau yang menyeruak indera penciumannya. Kibutsuji Muzan.

Kamu hanya terdiam melihat ia berlari meninggalkan kamu dan Nezuko, kamu tidak berniat mengikutinya, biarlah ini berjalan sesuai alurnya.

"Kemana anak laki-laki tadi?" Tanya penjual padamu.

"Ada urusan mendadak," jawabmu seadanya.

"Lalu siapa yang akan memakan udon buatanku?"

Kamu memincingkan mata kearahnya. "Tenanglah, pasti akan termakan."

"Makanlah selagi hangat, jangan menunggu sampai udon buatanku dingin."

"Aku akan membayarnya dua kali lipat."

"Nona ini bukan soal uang!" Ia menggertak kearahmu, kemudian menatap Nezuko yang sedari tadi memperhatikan. "Kenapa harus menunggu teman laki-lakimu kembali? Apa temanmu yang ini tidak bisa makan? Apa-apaan bambu itu? Cepat lepaskan."

"Cukup, aku akan langsung makan keduanya," katamu. Kemudian kamu mengambil sumpit dan memakan dua porsi udon itu sendiri.

Paman tersebut tersenyum puas melihat kedua mangkoknya sudah kosong. Tak lama Tanjirou datang, ia menatap kamu heran.

"Pesenlah lagi, paman ini sangat berisik mempeributkanmu yang tak kunjung kembali, jadi aku memakan punyamu sekaligus agar dia diam," ucapmu. Sesuai perkataanmu Tanjirou memesan lagi dan lantas menghabisnya sesegera mungkin agar kamu dan Nezuko tidak menunggu.

"Maafkan aku, aku meninggalkan kalian tadi...," ujar Tanjirou. Laki-laki itu sedikit merasa bersalah.

"Tak apa, urusanmu lebih penting, "kan?"

Tiba-tiba Nezuko memberhentikan langkahnya begitu menatap sesuatu dari balik kegelapan, membuat Tanjirou bingung dan menatap objek didepan sana.

"Ah, kau menungguku? Aku bisa menemukan kalian dengan mencium baunya," ujar Tanjirou. Kamu yakin yang berada didepan sana adalah Yushiro.

"Bagaimana bisa kau menemukanku, tempat itu selimuti dengan sihir agar tidak terlihat dengan orang lain. Selain itu...," Yushiro menjeda ucapannya sejenak, ia menunjuk Nezuko yang berada di sampingnya. "Bukannya gadis itu iblis? Dia juga kejam."

"Kau tidak menilai seseorang yang baru pertama kali kau temui," ucapmu tak terima. Kemudian kamu mencakup wajah Nezuko, "penglihatanmu itu rusak setelah jadi iblis, ya? Tidakkah kau melihat wajah cantik dan polos ini, huh?"

"Benar! Lihatlah lebih dekat! Tidak mungkin dia kejam! Orang bilang Nezuko yang tercantik di desa kami!" Tanpa sadar Tanjirou juga ikut menambahi ucapanmu untuk membela Nezuko.

"Kita pergi," ucap Yushiro, sepertinya ia tak mau meladeni perdebatan seperti ini.

"Tidak-tunggu-ayo, tapi kau bilang kejam tadi aku masih belum bisa menerimanya! Mari kita ketempat yang lebih terang supaya kau bisa melihatnya!" Tanjirou menunjuk salah satu lampu jalanan. "Disana saja!"

Di sepanjang jalan kamu dan Yushiro saling bertatapan. Kamu bisa mengerti tatapannya dan ia juga bisa mengerti tatapanmu.

"Akui sajalah, Nezuko memang cantik, itu fakta."

"Aku tidak akan mengubah perkataanku."

"Dasar kekanakan."

"Gadis aneh."

"Nichirinku masih bersih, mau menodainya dengan darahmu?"

"Selain aneh kau juga gila."

t.b.c

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

little sister, hashibira inosukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang