55 Terima kasih Arion

16.9K 534 121
                                    

Yey met malming, eh maaf maaf ini udah pagi jam 00,45 baru siap sama cerita ini.

Happy Reading <3

55 Terima Kasih Arion

Ayla berlari tergesa menuju kembali ke kamarnya, Kezia mendengus pelan dia hanya menatap tubuh Ayla yang mempercepat larinya menaiki anak tangga.

Lain halnya dengan Ayla, dia langsung menutup pintu kamar dengan kencang dia menyendarkan tubuh di pintu dengan tubuh yang merosot ke bawah sambil menekuk lututnya. Suara isakan keluar dari bibirnya, dia menenggelamkan wajah di lutut dengan tubuh bergetar.

Panggilan dari luar tidak begitu ia pedulikan, rasa sakit di dadanya lebih kuat. Ayla mendongakkan kepalanya, pasokan udara terasa menipis.  Sakit dan nyeri menjadi satu, air matanya yang sedari tadi tidak tertahan keluar kembali membashi pipinya.

Mengapa harus dirinya yang mengalami hal seperti ini?

Apa Tuhan ingin menghukumnya?

Apa Tuhan memang tidak mengizinkan dirinya bahagia?

Mengapa, mengapa, dan mengapa. Isi pikirannya di penuhi banyak pertanyaan yang begitu membebankannya. Ayla mengepal kuat tangannya dan memukul lantai yang tidak berdosa, keadaannya sangat buruk. Mata membengkak, dan idung memerah.

"Arion...." lirihnya.

"Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu? Kenapa kamu tinggalin aku?" tanyanya entah pada siapa.

Ayla mengusap perut datarnya, "Arion, kamu bahkan belum tahu kalau ada  baby yang selalu kamu tunggu di sini."

Ayla merangkak mendekati tempat tidur dan duduk bersandar di sana, Ayla membuka ponselnya untuk mneeghubungi Arion.

Ayla Winarta: Arion

Ayla Winarta: Arion,  kamu di mana?

Ayla Winarta: yang Jia kasih tahu itu bukan kamu kan?

Tidak terbalaskan bahkan tidak di baca, Ayla meremas kuat ponseknya membuat kuku-kukunya memutih. Ayla menarik selimut di atas tempat tidur dan melemparnya asal, Ayla juga melepar dua bantal dan satu gelas di atas nakas.

"Ayla!"

Ayla memejamkan matanya dengan kepala mendongak dia menoleh sekilas ke arah pintu kamar yang berhasil di buka oleh Nessya dan Kezia, Ayla menunduk tangannya meremas ponselnya membuat kuku-kuku jarinya memutih.

"Lo ngapain Ayla?!"

Ayla tertawa hambar, tatapanya kosong.

Ayla terdiam saat Kezia duduk di sebelahnya dan Nessya di depannya, Ayla menahan napas beberapa saat setelah Kezia menunjuk isi pesan bersama Aron yang jelas tertera; Arion nggak selamat, lukanya beneran parah. Aku sama Papa bakalan langsung balik, jagain Ayla dulu pasti keadaannya drop banget.

Ayla menggigit bibir bagian bawah, dia ingin menangis namun dia sudah dari tadi menangis. Hanya ada suara isakan kecil tanpa air mata yang mengalir di kedua sudut matannya, Ayla ingin mengelak dari semua fakta yang ada namun foto bukti yang Aron kirim begitu jelas.

Childish Boy (New Version) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang