Vote sedetik doang susah banget? Heran -_-
Happy Reading <3
18 Rumah Sakit I
Ayla turun dari dalam taksi, Ayla mengecek kembali isi pesan di ponselnya dan setelahnya segera menghubungi adiknya, Farel.
"Hallo, Farel kamu di mana?" tanyanya langsung saat panggilan telah terhubung.
"Kakak tunggu aku, sekarang Kakak di mana?"
"Di parkiran depan,"
"Ok, kakak tunggu biar Farel jemput."
Ayla mengangguk dan segera mematikan ponselnya, Ayla menunggu dan tak berapa lama cowok dengan tubuh tinggi datang menghampirinya.
"Kakak ayo," ajak Farel. Ayla tak lantas menyahuti, dia memperhatikan rupa adiknya. Sangat berbeda. Ayla tersentak saat Farel meraih tangannya, "Kak ayo." ajak Farel lagi.
Kali ini Ayla menurut, Farel menarik tangannya menaiki lift menuju lantai 3. Pintu lift terbuka Farel segera mengiring kakaknya menuju ruang yang di tempati oleh ibu mereka, Farel memberikam isyarat agar Ayla duduk di bangku depan ruang.
"Ibu kenapa Farel?"
Farel menoleh menatap ke arah kakanya dan kembali menatap lurus ke lorong yang tidak terlalu ramai. "Ibu tadi jatuh di kamarnya, Ibu juga ngeluh di dadanya sakit. Ibu juga ada bilang," Farel memberikan jeda.
Farel menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, "Ibu tadi minta aku untuk nelpon Kakak biar Kakak mau dateng ke rumah, tapi sama Kakak nggak di jawab."
Ayla terdiam, tubuhnya terasa membeku saat ini juga. Ayla menutup wajahnya, "maafin Ayla," ucapnya dengan suara tertahan.
"Maafin Ayla, maafin, maafin Ayla Bu..." Farel menatap ke arah Ayla, dia mendengar dengan jelas suara isakan kecil. Farel menggeser duduknya untuk mendekat, Farel mengusap bahu Ayla untuk menenangkan.
"Kak Ayla itu nggak pernah nangis, Kak Ayla itu kuat dan Kak Ayla itu Kakak terbaiknya Farel dan Fina. Ini bukan salahnya Kakak juga, kita semua tahu Ibu lagi sakit. Farel yang salah karena nggak bisa jagain Ibu, bukan Kakak." ucap Farel yang masih terus mengusap punggung Ayla.
"Kak, jangan di pikirin terus ya? Kakak masih inget kan pesan Ayah? 'Apa pun yang terjadi anak-anak Ayah nggak boleh nangis Ayah tahu anak-anak Ayah semua itu kuat,' apalagi Kak Ayla. Ayah percaya banget sama Kakak, intinya kakak jangan mirkirin aneh-aneh kita doain yang terbaik untuk Ibu semoga Ibu bisa cepet sembuh."
Ayla menurunkan tangannya, wajahnya kini telah memerah padam dan kedua pipinya sudah di banjiri oleh air mata. Farel tertawa pelan melihat wajah Kakaknya, Ayla memukul punggung Farel dan mendorong wajah adiknya dengan kesal.
"Gak usah ketawa!" Ayla menyeka air matanya dengan punggung tangan, di tengah kegiatannya itu seorang suster datang menghampiri mereka berdua.
"Keluarga Ibu Amira?"
"Iya, kami anaknya." ucap Farel mewakili.
"Bisa ikut ke ruangan dokter Rivaldi? Dokter ingin memberitahukan sesuatu," Farel tak langsung menjawab, dia menatap ke arah Ayla yang masih menenangkan dirinya, menghapus air mata yang dan menyeka ingus yang ikut keluar karena tangisannya.
"Kak, aku keruangan dokter sebentar ya. Kakak tunggu di sini aja ya." Ayla menatapnya sebentar dan mengangguk, Ayla kembali menatap suster.
"Sus," suster itu berbalik menatap ke arah Ayla, "saya boleh masuk keruangan Ibu saya nggak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/214347220-288-k858092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy (New Version) [SELESAI]
FanfictionNote: Sebagian part sudah di hapus acak, lebih lanjut bisa baca di HiNovel -New Version- Start : Maret 2020 End : Juli 2020 Revisi + tambahan part baru : Juli 2020 s/d September 2020 Versi Baru : November 2020 [Sebagian part sudah di apus] Ba...