Cenayang Rich

19 1 0
                                    

Daniel Gerson


"Mengeluarkan uang banyak bukanlah suatu masalah yang besar untukku, tidak hanya itu, otakku yang bisa dikatakan cerdas pun selalu mampu menyelesaikan setiap permasalahan, sehingga membuat orang di sekitarku merasa sungkan untuk bermain - main dengan siapa aku, tetapi sejauh ini segala cara yang telah di coba tidak pernah berhasil untuk hal yang satu ini, sesuatu yang terus menghantui tanpa aku tau kapan ia akan berhenti"


Pagi ini aku sedang menyandarkan tubuhku sejenak pada kursi empuk yang terdapat di dalam ruanganku, dengan segelas espresso hangat yang sesekali aku teguk

Aku kembali terpaku pada kejadian semalam yang masih terus berputar di dalam kepala ku, rasanya seperti bom yang sewaktu - waktu bisa meledak kapan saja

Malam itu pukul 10 seusai pulang lembur dari kantor dengan fisik yang sangat lelah aku berjalan memasuki apartment ku di salah satu kawasan elit Jakarta, tak perlu kunci, hanya cukup dengan finger print atau dengan memasukan pin saja pintu apartment canggih itu sudah dapat terbuka

Rasanya penat karena dari pagi client terus berdatangan membicarakan bisnis, sesampainya diruang tamu aku langsung menghempaskan tubuhku pada sofa yang terdapat disana.

"Ting tong..ting tong.." beberapa kali bel apartment ku terus berbunyi

Sial pikirku, rasanya baru saja dapat merasakan istirahat namun sudah kembali harus di ganggu, lalu dengan langkah malas aku pun berjalan membuka pintu

Mataku menatap bingung dan sempat berfikir sejenak siapakah pria paruh baya yang saat ini sedang berada di depanku?

Akhirnya aku pun baru teringat, ternyata dia adalah orang yang ku jumpai waktu itu

Dia datang dengan mengenakan baju kemeja kotak - kotak berwarna pink, celana pensil serta bandana yang tak pernah lepas dari kepalanya, gaya semacam apa ini pikirku

"hallo ganteng, apa kabarnya? eke dateng nih cyin mau tuntasin janji waktu itu" katanya sambil melambai manja kepadaku

Aku baru kembali teringat bahwa beberapa hari yang lalu aku sempat membuat janji kembali dengannya setelah aku mengikuti saran Bryan Jamien, dia adalah sepupu sekaligus sahabat terbaikku

Dia terus memaksa ku untuk pergi menemui seorang cenayang bernama Rich agar dapat menunjukan apa maksud dari hal aneh yang selama ini kurasakan

Setibanya aku di tempat cenayang tersebut, aku kaget setengah mati dibuatnya, bukan karena ia berpenampilan serba hitam ataupun seram seperti di film, namun dia berbeda 180°, ia sangat feminim, waktu itu aku sangat ragu setelah melihat penampilan nya

Tapi seperti kata pepatah "don't judge the book by it's cover", di samping itu ada Bryan juga yang to menerus meyakinkan bahwa Rich adalah seorang cenayang yang hebat dan cukup terkenal akan "keahliannya".

"Sudah eke duga, pasti ada sesuatu yang ga beres cyin" katanya sambil menatapku

"Memang kau merasakan apa?" Tanyaku sambil meletakan 2 gelas coke dingin dimeja dan duduk bersebrangan dengannya

Dia mencondongkan badannya, lalu pembicaraan kami pun menjadi lebih serius

"Sejak hari itu you dateng dan ceritain ke eke mengenai kunci tua yang sering you mimpiin itu, eke sudah curiga..bahwa at your home you pasti ada save something" katanya serius namun masih dengan gaya khasnya

"Boleh eke jalan dan telusuri you punya apartment?" sambungnya, dengan cepat aku pun mengangguk mengiyakan

Lalu kami berjalan memasuki satu persatu ruangan

L E M A R IWhere stories live. Discover now