Copet

8 0 0
                                    

Dellania Jacob


Di luar tampak gelap, rintikan demi rintikan hujan masih terus mengguyur Ibu Kota

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, sudah saatnya untuk pulang

"Della, gue cabut duluan ya, barusan di call nyokap, katanya grandma masuk hospital" kata Juliet sambil menepuk punggung ku yang sedang berdiri menatap keluar jendela

"Eh iya" jawabku kaget

"Gue pulang dulu, si grandma masuk hospital" dia mengulang katanya

"Oh okay gpp, emang grandma sakit apa?" Tanyaku

"Darah tingginya kumat lagi, lo tau lah kan gimana" sahutnya

Di Bandung, Juliet hanya tinggal bersama Ibu serta satu adik laki - laki, Ayah dan Ibu nya sudah lama bercerai karena ayahnya berselingkuh.

Di sana, ibu Juliet membuka toko butik kecil - kecilan.

Saat aku mengatakan padanya bahwa aku akan pergi ke Jakarta untuk kuliah, Juliet seakan setuju dan ingin ikut denganku, alasannya agar ia dapat tinggal sekaligus menjaga grandma yang selama ini tinggal dirumah tante nya

Sejak beberapa menit yang lalu Juliet beserta beberapa karyawan lainnya sudah keluar dari ruangan ini.

Hanya tinggal aku sendirian disini yang masih menatap ke arah luar gedung dengan pikiran yang berantakan

Akhirnya setelah beberapa saat aku pun memutuskan untuk pulang

Awan masih menangis seolah tak pernah ingin berhenti

Saat ini aku sedang duduk di halte busway dekat kantor, berdua dengan laki - laki bertubuh besar yang sedari tadi terus menatapku.

Daniel Gerson

Aku baru saja kembali ke kantor untuk mengambil beberapa berkas yang ketinggalan setelah pergi meeting tadi siang

Saat di lorong ku lihat gadis bernama Della itu berjalan di depanku

Sepertinya dia akan pulang tapi dengan siapa pikirku

Namun aku segera menebas pikiranku tentangnya, toh apa urusannya juga denganku

Saat aku sudah dalam Mobil kesayanganku untuk pulang, kulihat dari kaca jendela gadis itu sedang tarik - tarikan tas dengan seorang laki - laki

Itu copet!

Dengan kecepatan penuh ku hampiri tempat dimana della berada

Aku langsung keluar dari mobil dan ku hajar secara bertubi - tubi si bajingan itu sampai ia lari terpontang panting tanpa perlawanan

Ku lihat gadis itu menangis ketakutan

"Kau tidak apa - apa?" Tanyaku menghampirinya

Dia langsung berdiri memelukku, tubuhnya masih terisak dan bergetar hebat

Aku merasa iba kepadanya

Tak lama dia pun segera melepas pelukannya

"Maaf" katanya sambil tertunduk

"Tidak apa, tenang saja" jawabku lembut

"Terimakasih atas bantuannya Pak" dengan melihat ke arah mataku

Ntah mengapa, tatapan itu terasa tak asing, rasanya hampir setiap hari aku melihatnya

"Masuklah ke mobil biar ku antarkan kau pulang" kataku

Namun ia menggeleng dan menolak tawaranku, katanya takut merepotkan

"Tidak akan merepotkan, memang kau mau duduk sendirian disini dan diganggu oleh orang jahat lagi?" Kataku menakutinya

L E M A R IWhere stories live. Discover now