Chapter 4

42.8K 264 3
                                    

Selamat membaca...

Cerita ini murni hanya karangan dan imajinasi penulis

Aku adalah Birth Machine ( Alat untuk melahirkan). Awalnya aku bekerja sebagai wanita malam tapi suatu hari ada seorang pemuda yang menawarkan untuk membawaku kerumahnya dan menjadikanku teman tidurnya. Aku setuju dan ikut tinggal dirumah mewahnya, mendapat pakaian bagus dan juga hidup yang layak. Akan tetapi aku tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang mafia. Dia akan menjual bayi pada orang-orang yang membutuhkan dengan harga yang luar biasa. Jadi dia memintaku untuk menjadi mesin melahirkannya. Tidak ada alasan untuk aku menolak karena aku sudah dibeli olehnya.

Ini adalah kehamilan pertamaku, usianya sudah masuk 9 bulan. Aku sedang berbaring di ranjang saat ada sesorang masuk, dia Tuanku. " apa yang kau lakukan? Kapan due datenya?" tanyanya. Aku bangun dan duduk ditepi ranjang " menurut dokter 2 hari lagi dia akan lahir, tapi hari ini aku sudah merasakan beberapa kali kontraksi tuan.". Dia mendekat kemudian memintaku melepas celana dalamku yang ternyata sudah banyak sekali lendir. " tekuk kakimu, aku akan memeriksanya", titahnya. Aku hanya menurut. " oh ternyata sudah bukaan 4, jalan-jalan lah dikamar, agar pembukaanmu cepat. Aku akan kesini 4 jam lagi". Setelah dia pergi aku menanggalkan semua pakaianku dan mulai berjalan-jalan.

2 jam berlalu dan kontraksi diperutku semakin intens. " uuuhhhh pinggangku, perutku seperti diremas dari dalam, ughhhh". Aku duduk ditepi ranjang sambil mulai memainkan payudaraku untuk mempercepat pembukaan. " uhhh..ohhh..emhhh..ahhh" aku mendesan nikmat sekaligus sakit. Entah sudah berapa lama aku sudah kesulitan berjalan. Aku berdiri diam ditepi meja sambil mengelus-elus pinggangku "uuhhh berapa lama ini akan berlangsung, ini sangat sakit" peluh sudah membanjiri tubuhkuu.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan tuanku berdiri disana . " berbaringlah, aku akan memeriksamu lagi" aku menurut. Jalan pelan-pelan menuju ranjang , saat itu "eeegggghhhhh haaahhh tuan eeenggghhhh" aku tidak sengaja mengejan. " hey jangan mengejan dulu, cepat buka kakimu" aku menahan ejananku mati-matian. " sudah pembukaan 9 ternyata. Kau tahu kan, kau harus melahirkan bayi ini sendirian. Ada kamera disini. Aku akan memantaumu dan saat bayi itu sudah lahir aku akan masuk untuk membawanya. Paham kan?" "uhhh ..yyaaa tu..ann uhhh". Dia berlalu meninggalkan ku.

Setelah pintu ditutup aku segera membuka kakiku selebar mungkin kemudian mengejan "eeeeggggghhhhhhhhh haaaaaahhh come on baby eeennngggggggg hhhahaaaah" PYOKK air ketubanku pecah. Kontraksi  datang lagi " eeennngggghhhhhhh hhaaaahhhhh engggggghhhhhh" PLUk kepala bayiku lahir. "enggggghhhhhh ayoo keluarlah eeengggghhhh haaaahhhhh" oek oek oek tangis bayi menggema diseluruh ruangan. Aku jatuh kebelakang karena terlalu lelah. Aku melihat tuan masuk dan mengambil bayi itu kemudian pergi.

Skip 1 tahun

1 tahun setelah aku melahirkan, kini aku sudah hamil lagi. Usia kehamilanku sudah 9 bulan. Sudah 2 minggu ini tuan tidak datang untuk menemuiku. Meskipun aku satu rumah dengannya tapi kamarku ada jauh dibagian belakang rumah. hanya tuan dan asisten pribadinya yang tahu keberadaanku. Cuaca hari ini sangat panas. Aku memutuskan untuk berendam dan melemaskan otot-otot tubuhku. Ku isi bathup dengan air hangat dan aku masuk kedalamnya. Rasanya sangat nyaman dan juga segar. Tiba-tiba aku merasakan perutku mulas " Ugghhh.. huh OoHHh Uughhh" aku mengelus pelan perutku yang terasa sangat kencang. Saat ku perhatikan air di bawah selangkanganku berubah menjadi kemerahan dan tampak keruh. Aku terkejut , kemudian berdiri dan ternyata darah menetes dari vaginaku. Kontraksi kembali lagi dan aku reflek membungkuk " ugghh apakah sudah waktunya?" aku mengelus perut bagian bawahku. Aku mandi kemudian mengenakan dress hamil tanpa bra dan celana dalam.

1 jam berlalu aku mondar-mandir di kamar dan kontraksiku semakin intens " aku akan mengecek bukaanku" aku duduk kemudian memasukkan kedua jariku. "ternyata sudah bukaan 6". Aku membilas tanganku di wastafel, berjalan menuju ranjang kemudian berbaring miring ke kiri. Semakin lama semakin sakit dan aku ingin BAK ke kamar mandi. Aku jalan pelan-pelan ke kloset. Sampai disana aku tak sengaja mengejan "eegggghhhhhh.. hah.hah" dan PYAAAARR ketubaku pecah. Aku jongkok didekat wastafel " eeennngggghhhh jangan lahir disini eeeggggghhhhhh tahan seben eeeggghhh tar" aku berjalan tertatih-tatih ke ranjang. Sampai di pintu toilet keinginan mengejan sudah tak bisa kutahan "eeeennngggghhhhh haaaaahhhh diaa aa.k..ann lahir eenngghhhh" bersamaan dengan itu pintu kamarku terbuka dan tuanku disana " oh sudah waktunya ya, baiklah lanjutkan" kemudian dia pergi. Aku masih berusaha jalan ke tepi ranjang. Aku langsung jongkok kemudian mengejan dengan kuat sampai wajahku memeraahh" eeengggghhhhhhh haaahh" PLOP kepala bayiku menggantung "eeeennngggghhhh....eennggggghhhhh haaaahhhhh" akhirnya oek oek oek. Bayiku lahir seluruhnya. Dan seperti biasa tuan segera masuk dan mengambilnya.

Entahlah sampai kapan semua akan seperti ini. tapi melewati 2 kali proses tersebut membuatku mulai menyukainya..

END

BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang