CH-4

17 4 0
                                    

"Nis, tugas kemaren lu udah kelar?" Tanya Cici.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Udah sih tapi ada yang bingung nomer berapa gituu.." Jawab Denis. 

"Coba kerjain bareng yuk dikelas, gue juga ada soal yang agak bingungin" Kata Cici.

"ok" Jawab Denis.

Pintu lift pun terbuka di lantai tujuan mereka bertiga, namun hanya Hadi yang berbeda ruang kelasnya. Ia sempat melihat Cici berjalan di belakang Denis namun Hadi sempat menarik tangan Cici dan membuatnya berhenti sejenak lalu menoleh kearahnya.

"Ci--" Kata Hadi.

"gue mau ngerjain tugas, buat catetannya pak Eko minta ke Dwi aja, catetan dia juga dari gue kok" Kata Cici yang membuat Hadi terdiam dan melepaskan tangannya.

Cici meninggalkan Hadi berdiri mematung untuk segera masuk ke dalam kelas, sampai di kelas ia berusaha untuk tidak mengambil pusing kelakuan Hadi yang menurutnya sedang berusaha mendekatinya. Irga pun bingung yang melihat sahabatnya datang seperti terburu-buru padahal ia sedang tidak terlambat.

"Kenapa, Ci?" Tanya Irga.

"gak papa" Jawab Cici.

Kelas pun dimulai semua mahasiswa fokus dengan mata kuliah yang materinya kali ini cukup sulit. Setelah 2 jam kemudian, kelas selesai dan betapa terkejutnya Cici saat melihat Hadi di depan kelas dan langsung berdiri di depannya. Cici pun mengabaikan Hadi, namun laki-laki itu terus mengikutinya walau dari jarak yang agak jauh.

Sementara itu di kantin kampus seorang laki-laki sedang menunggu dan terus menolehkan kepalanya ke arah pintu keluar masuk arah kantin. Betapa senangnya laki-laki itu saat melihat Cici memasuki area kantin namun gadis yang ditunggunya sejak tadi tidak menyadari keberadaannya dan membuatnya berlari menghampiri CIci.

"Ci, makan sama aku!" Kata laki-laki itu sambil menahan tangan Cici.

"IRFAN!! Ngapain lo disini?" Kata Cici sedikit teriak karena terkejut.

"Mau makan siang bareng kamu, rencananya sih malem juga" Kata Irfan.

"Gak ahh, makan aja sendiri sana gue mau makan di---" Kata Cici menolak ajakan Irfan namun Dwi tiba tiba memotong kalimatnya yang belum selesai itu.

"Fan, meja itu cuma lo doang kan? Kita disitu yah.. soalnya meja pada penuh semua" Kata Dwi dengan santainya.

"Tapi wi.." Kata Cici sambil terus mencari -cari bangku yang kosong.

"Ga ada satu pun Ci, udah sama aku aja. Guyss ayo" Kata Irfan lembut dan mengajak teman-teman Cici yang sudah ia kenal itu.

Cici pun terpaksa berada di satu meja dengan Irfan dan yang lebih menyebalkannya adalah Irfan duduk persis di depan Cici. Tau kenapa menyebalkan? Karena sudah pasti Irfan akan bertingkah sangat mengganggu seperti memaksa menyuapi Cici makan bahkan menggenggam tangan Cici seakan ia tak ingin Cici lepas darinya.

Setelah selesai makan Cici berencana untuk ke perpustakaan untuk tidur, jangan salah paham dulu, Cici dan teman-temannya memang sering curi kesempatan untuk tidur di perpustakaan jika memang kelas berikutnya kosong entah karena dosennya atau hal lain. Cici yang bergegas untuk masuk kembali ke dalam gedung terpaksa ditinggal teman-temannya karena Irfan menahannya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Irfan sambil menahan tangan Cici.

"Mau kemana kek suka suka gue, lepas.." Jawab Cici kesal.

STATUS KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang