CH-5

16 4 0
                                    

"ga usah minta maaf, dan jangan pernah hubungin gue lagi. cukup kata "aku kamu" antara kita. ga perlu lagi lo ketemu gue. urus aja pacar lo itu" Kata Cici yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Irfan.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seperti tersambar petir, itulah yang Irfan rasakan saat ini. Kata kata itu adalah kata-kata yang paling ia benci jika Cici yang mengatakannya. Dulu pernah Cici bercanda dan mengatakan hal yang sama tapi tak disangka justru malah membuat Irfan mengamuk dan mengikat Cici di kursi mobil. Niat Cici yang ingin tertawa terbahak-bahak justru berubah menjadi sebuah tangisan ketakutan karena Irfan berubah drastis saat Cici mengucapkan kata 'jangan hubungin gue lagi dan gak ada lagi "aku-kamu" antara kita dan juga cukup untuk hari ini, jangan temuin gue lagi'.

Kenapa sampai segitunya? sebenarnya Irfan sendiri juga bingung dengan perasaannya. Ia menginginkan Cici namun disisi lain ia tidak mau gadis itu tau apa isi hatinya maka terjadilah kelakuannya yang sangat menyebalkan yang membuat Cici mau tidak mau jadi lebih fokus pada dirinya dibanding dengan orang lain.

Pada saat Cici mengatakan itu, Irfan terasa kaku dan tak sanggup untuk memarahi Cici. Yang ia sadari adalah pacarnya itu memang sudah keterlaluan dan yang lebih membuatnya kesal sekaligus merasa bersalah karena Cici tak pernah membahas atau membicarakan pacarnya yang sudah kelewat batas.

Cici turun dari mobil dan Irfan tersadar dari lamunannya saat Cici dengan kesalnya menutup mobil Irfan dengan keras hingga timbul suara yang sangat keras. Irfan pun ikut turun dari mobil dan mengejar Cici. Setelah berhasil meraih tangan Cici, betapa terkejutnya Irfan dengan kalimat yang Cici lontarkan padanya. Bagaimana tidak, Cici tak pernah mengucapkan kata kasar sedikitpun namun sekarang ia melontarkan kata-kata kasar yang menurut Irfan sebenarnya tidak terlalu kasar bagi kebanyakan orang namun berbeda rasanya jika Cici yang mengatakannya.

"apa? mau apa lagi? mau iket gue dimobil lagi. gue bukan anjing lo, bukan jalang lo, bukan budak lo. untuk apa lo ngiket gue? hah?. cowo br*ngs*k kayak lo jauh jauh dari hidup gue. pergi dan jangan ganggu gue lagi" Kata Cici yang kesal tangannya ditahan Irfan.

"gak, aku gak mau.. bukan kamu bukan seperti yang kamu bilang tapi iyaa kamu bener aku cowo br*ngs*k. maafin aku, aku bakal putusin dia supaya gak ganggu kamu lagi" Kata Irfan sedikit merengek.

"jangan putusin dia demi gue. lagian bener juga kata dia, gue jalang, gue anjing, gue budak nafsu lo doang walaupun gue ga pernah ngelakuin apapun" Kata Cici yang hendak inign meninggalkan Irfan namun ditahan.

"aku anter kamu pulang yahh, aku ga mau kamu kenapa kenapa" Kata Irfan sambil menarik pelan tangan Cici.

"gak, lepasin gue. gue udah bilang kan.. gue bukan anjing lo lagi" Kata Cici sambil berusaha melepas tangannya dari genggaman Irfan.

"gakk, aku anter kamu pulang.. ayo ke mobil lagii.." Kata Irfan yang tak tahan menahan air matanya agar tidak keluar sambil menarik lembut tangan Cici.

"jangan ganggu gue" Kata Cici yang terus berusaha lepas dari Irfan.

Setiap tangan Cici berhasil lepas, Irfan kembali menggenggamnya dan menahannya. Irfan tak berani sedikit kasar pada Cici jika sudah begini ceritanya, bukannya menjadi luluh justru menjadi semakin marah jika Irfan sedikit keras pada Cici. Tak lama kemudian, seorang laki-laki menghampiri Cici dan Irfan. Laki-laki itu berusaha menjauhkan dan melindungi Cici dengan tubuhnya, siapa laki-laki itu? ialah Hadi yang melihat Cici dari kejauhan seperti sedang marah dan berusaha pergi dari laki-laki itu. Selesai mengisi bensin, ia langsung berputar mendekat ke arah mereka. 

STATUS KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang