"Qonita Abah tidak suka kamu melepas kerudung kamu. Abah sudah menahan selama 3 tahun ini tapi kamu tidak berubah tetap sama!" Ujar Abah sambil menunjuk Qonita
Dengan lantang dan keras dan memandang kearah abahnya dengan sinis Qonita membalasnya "Qonita melakukan ini agar nanti Abah tertahan masuk surga karena anaknya belum memakai hijab." Ummi Aminah yang sedang di samping Abahnya memandang ke arah Qonita dengan menangis. "Sudah selesai berbicara dengan ku Bah? Kalau sudah aku naik dulu. Aku muak melihat dia menangis seolah-olah ia yang menderita." Lalu wanita ke atas berlalu ke kamarnya meninggalkan banyak sekali yang memperhatikannya dari hafiz Tazkia juga adik-adiknya. "Kok kak Qonita sangat jahat ya sama umi sama abah kan enggak boleh dosa". Kata Adit. Lalu ummi Aminah menghampiri Adit dan duduk di antara Adit dan Radit yang sedang melihat umi dan Abah nya "kak alaik itu enggak jahat sama umi juga Abi cuma nggak alaik lagi capek aja." Ujar umi Aminah sambil mengusap kepala keduanya. lalu mereka melanjutkan menonton TV di ruang keluarga kecuali Qonita yang yang sedang di di atas di kamarnya. "Andai kamu tahu nak Umi mu yang sebenarnya. Kamu gak akan bilang seperti itu." Ujar Abah yang tidak sengaja didengar oleh mereka. "maksudnya bah bagaimana?". ujar Hafidz yang mendengar Abah nya berbicara seperti itu. " Apa Fidz abah tidak berbicara apa-apa". ujar Abahnya. hafidz pun membiarkan abah nya yang tidak jujur, "pasti ada yang di sembunyikan ini, aku harus tahu". hafidz berkata dalam hati. hafidz menunggu sampai semua sudah pergi ke dalam kamar mereka masing-masing dan beruntungnya abah nya masih ingin menonton acara bola. setelah semua sunyi Hafidz mencoba untuk berbicara pada abahnya "Bah jujur bah sama hafidz. ada apa ?". abahnya bingung ingin menjawab bagaimana "biar Hafidz dulu yang tahu bah kebenarannya seperti apa Hafidz mohon sama abah ceritakan".Akhirnya abah nya menceritakannya pada hafiz malam itu tentang kejujuran yang selama ini ditutup tutupi " oke hafiz anak abah. Abah tidak menceritakan kepada adikmu Qanita agar semuanya baik-baik saja namun adikmu malah bertingkah seperti itu". Ujar abah nya yang memegang kepalanya. " Ya bah ceritakan semuanya bah agar tidak ditanggung sendiri sama Abah. Inget bah Abah punya penyakit jika banyak pikiran Abah akan drop nanti kita semua sedih". Ujar Hafidz dengan mengelus pundak abahnya. " mungkin kalau abah sakit baru qonita akan sadar dan cepat berubah". Ujar Abah nya " tidak bah dia akan sangat sedih nantinya. Ayo bah berbagilah kesedihan Abah oada hafidz setidaknya hafidz akan meringankan beban Abah". Ujar Hafidz
"Ya anakku aku akan menceritakan ini abah dulu sebelum menikah dengan umi anisa abah melakukan sesuatu yang mungkin dibenci tuhan abah dengan umimu aminah telah melakukan hubungan yang dilarang dan umi mu hamil kamu jadi kamu adalah anak abah yang pertama lalu abah yang masih muda itu dijodohkan dengan umi anisa lalu umimu pergi dan Abah tidak bisa menikahi nya. Lalu 2 tahun kemudian abah menemukannya dengan kamu lalu abah menikahinya secara siri dengan abah sudah beristri kan umi anisa lalu umi anisa setuju tapi dia tidak ingin satu rumah dengan umimu. Umi anisa belum punya anak karena itu dia setuju. Lalu 2 tahun kemudian umi mu aminah melahirkan Tazkiya. Saat itu umi anisa tidak terima kenapa dirinya belum hamil juga 4 tahun pernikahan dengan abi. Lalu dengan pikiran konyol nya umi anisa meminjam benih dari umimu agar dia bisa memiliki seorang anak umi aminah menyetujui nya dan 2 tahun dia melahirkan Qani". " Jadi aku anak abah sesungguhnya dan Qani adikku bah?" Ujar Hafidz yang dari tadi menyimak dengan sudah mengeluarkan air matanya kareba tidak menyangka
" sebentar pelindung ku jangan dipotong terlebih dahulu ya kamu adalah anakku lalu umi anisa membawa qonita ke rumahnya dan abah. Lalu menyuruh abah untuk menceraikan umi Aminah sejak saat itu abah tidak mendengar apapun tentang umimu. Kabarnya hilang semua". Ujar nya abahnya yang terlihat sangat frustasi dengan ini " ya Allah bah jadi hafidz, Alaik, dan Tazkiya anak abah yang benar dan tentunya Radit dan Adit. Ya Allah bah aku selama ini memikirkan semua nya semakin tidak masuk akal dengan semua yang terjadi." Ujar Hafidz sambil memeluk Abah kandung nya. "Abahh ayo masuk sudah malam. Jangan nonton televisi terus" ujar Aminah dari lantai atas yang melihat hafidz dan suami nya berpelukan Lalu menghampiri mereka berdua. " Ada apa ini kok suami umi dan anak umi berpelukan gak ajak ajak umi?" Ujar Aminah " gak papa umi ini Abah bikin baper anak nya ". Ujar Hafidz yang kaget di pelukan abahnya dan langdaung menyeka air mata nya. Umi Aminah langsung menatap kearah Abah nya meminta penjelasan. Sebelum abahnya bersuara "umi janji dulu gak boleh nangis dulu".
" Apa dulu Hafidz ? Umi kan gak tau". "Abah sudah menceritakan cerita yang sedih dan bahagia tentang sebenarnya. Tapi belum selesai karena Abah menggantungkannya yang jelas hafidz tau yang sebenarnya sekarang." Ujar Hafidz sambil memeluk Aminah. "Kamu yang sebenarnya? Maaf nak Umi tidak menceritakannya langsung karena takut berfikiran bahwa umi..." Belum selesai Aminah ucap hafiz berkata "umi gak usah minta maaf karena aku bangga punya uminyang sangat tegar dan Abi yang sangat bertanggung jawab ini". Ujar Hafidz sambil memeluk mereka berdua. " Terimakasih nak sudah mengerti situasi abi dan umi". Ujar Abi dengan mengelus kepala hafidz. "Yasudah sekarang udah malam kita kita harus tidur semua yaa." Kata Aminah " iya umiku. Abi aku keatas dulu ya". Kata hafidz "iya jangan lupa berdoa." Ujar Aminah. hafidz naik disusul Abi dan umi yang bergandengan tangan semoga semua baik baik saja ujar mereka bersama sama.
Lalu dibalik semua itu ada sepasang kuping yang mendengarnya lagi di balik dapur yang gelap itu.Bersambung dulu ya guys kayaknya kalau gini aku tuh lagi semangat semangatnya nulis gpp deh walaupun yang baca dikit dan kayaknya ceritanya ini sesuai dengan yang aku mau gitu. Jadi have fun yang baca sepertinya akan setiap hari nulis nya nih hehhehe....
Udah dulu besok lagi ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Keterpaksaan
ChickLit"akankah aku membuang semua yang dulu pernah aku amalkan aku hafalkan demi rasa benci yang hinggap di hatiku saat ini? tidakkah nantinya aku akan menyesal? semuanya masih abu-abu aku bingung apa yang terjadi, di mana tempat aku berpulang!!!?" ujar A...