Tiga

6 0 0
                                    

Haii lanjutin ya cerita nya baca terus ya guys semoga suka dengan cerita ini...

"Aduh haus lagi nih, lupa tadi gak bawa air putih ke kamar, semoga aja udah sepi dibawah."ujar Ku (Alaik).aku pun turun "kayaknya udah sepi nih, sekalian bawa makanan kali ya biar gak kelaparan kan aku belum makan tadi". ucap ku lagi. aku menuruni tangga rumah untuk menuju ke dapur.

Di rumah ini ada 3 lantai. lantai 1 diluar ada taman kecil mengelilingi rumah dan tentu garasi untuk ke pintu utama rumah harus naik tangga sebentar dulu, ya ngertilah biar nanti jika naudzubillah ada bencana banjir rumah nya gak kebanjiran kata umikku dulu waktu aku tanya pas aku kecil, lalu ada pintu utama 1 menghubungkan ruang tamu yang dari klien abah dari jauh didalamnya sudah ada kamar mandi dan kamar tamu lalu ada pintu geser yang lumayan megah itu didalamnya adalah ruang tamu untuk saudara saudara, teman teman, juga ada kamar tamu dan kamar mandi, lalu ada 3 tangga sedikit untuk menghubungkan ruang keluarga isinya ada televisi, piano (yang hanya aku yang bisa memainkan, namun sekarang baru aku tahu ada tante aminah juga bisa memainkannya), ada banyak piala dan pajangan pajangan,juga ada beberapa perabotan ya memfitkan ruang santai lalu ada dapur rumah,sebenarnya dapur ada 2 (lantai 1 dan 2 ini nyambung ada tangga di dapur kotornya yang juga ada kamar mbak dan mbok yang kerja di rumah ) dapur lantai 1 samping tangga (isinya ada dapur kotor, persediaan bahan makanan dan kompor biasanya masak disana, kulkas besar) jadi tidak perlu melewati ruang keluarga setelah dapur depannya ada meja makan yang lumayan besar sampingnya ada ruang santai yang aku dan umi sering makan situ saat umi masih ada, lalu ada ruang sedikit didalamnya ada mushola untuk biasa sholat berjamaah keluarga (tapi sekarang aku lebih sering sholat di kamar atau diluar saat aku keluar ) juga dilengkapi dengan tempat wudhu, lalu ada pintu geser yang menghubungkan halaman belakang yang isinya ada kolam renang, juga ada tempat gym, taman, tempat santai dan satu gazebo agak besar Lalu di lantai 2 beberapa ruangan paling pojok kanan adalah kamar mas hafidz(aku memilihnya karena lebih lebar dari semua kamar yang ada), sebelah kamarnya adalah kamarku (aku memilihnya karena lebih lebar dari semua kamar yang ada), lalu kamar Mbak Kiya, lalu depan tangga ada perpustakaan, sebelahnya ada dapur yang ke dua (yang isinya beberapa cemilan dan softdrink,susu, ya antara lain seperti itu lah) tapi aku tidak biasa ke dapur lantai 2 karena gak bisa masak juga lebih luas dapur lantai 1, lalu sebelahnya tangga ke lantai 3 sebelahnya ada kamar adit, lalu ada kamar radit, sebelahnya kamar Rania, dan kamar Fatimah. dan setiap kamar memiliki halaman yang di pagari dan dengan pemandangan taman belakang dan tempat gym, gazebo, dan kolam renang juga tempat bilasnya. Di lantai 3 hanya ada kamar abah dan umiku dulu, sekarang abah dan Tante aminah ( aku masih belum bisa melupakan umikku maka dari itu aku masih memanggilnya tante bukan karena aku benci, kata umikku "enggak baik membenci orang nduk, karena semua pasti memiliki kekurangan di mata kita, kalau sempurna terus malaikat dong, jadi maafkan semua seburuk buruk nya orang itu agar kita tenang didunia nggeh anak umik yang cantik ini". sambil tersenyum membelai kepala ku yang tertutupi kerudung umi ku, umi annisa berucap seperti itu. Dan ada rooftopp juga tempat cuci dan rooftop biasanya juga dibuat untuk tempat jemuran karena bisa terkena sinar matahari di segala arah, itu penjelasannya rumah ku. kasihan penulisnya capek langsung aja ya. oh ya di lantai 2 hanya ada dua kamar mandi di lantai satu ada 1 kamar mandi tamu, dan di lantai 3 ada 1 kamar mandi yaitu di kamar abi dan tante aminah (dulu aku sering ke sana ke kamar abi saat umi annisa masih hidup sekarang sudah tidak pernah lagi), dan sekedar info di setiap kamar tidak ada kamar mandi nya, hanya ada closet untuk baju-baju disetiap kamar tapi kalau di kamarku agak besar diantara yang lain.

sebenarnya aku capek dengan sikapku yang sekarang ini tapi aku merasa semua sudah tidak ada rasa sayang juga perhatian pada diriku, juga aku sebenarnya hanya dirumah melepas kerudungku didepan saudara-saudara, abah dan juga tante aminah dan anak-anaknya, lalu diluar aku berganti pakaian didalam mobil dan keluar ke kampus kemana mana dengan berkerudung, karena mungkin aku masih memegang teguh bahwa nantinya jika seorang anak perempuan tidak berkerudung akan memberatkan orang tua nya yang akan masuk surga dan aku tidak boleh mencegahnya walaupun abi ku telah melupakan aku dan umikku. umikku hanya 1 umi annisa tidak ada yang lain.

sampai suatu hari, di hari umikku meninggal aku mendengar sesuatu yang tidak masuk akal, aku menuruni tangga berharap tidak ada satupun orang pun disana, lalu aku mengambil roti dan makanan ringan juga sebotol air putih besar, saat aku akan naik ternyata lampu ruang keluarga belum dimatikan, aku berniat mematikannya , namun langkahku terhenti saat sedang mendengar ada suara abah dan anak dari tante aminah yang laki-laki sedang mengobrol dengan raut muka serius dan sedu, karena aku penasaran akhirnya aku memutuskan untuk sembunyi ditempat yang agak dekat dengan mereka namun juga menghindar di tempat yang biasanya umi aminah sering memanggil abi akhirnya karena dekat dengan mereka berdua adalah kamar mandi tamu, akhirnya aku diam-diam masuk ke sana dan beruntung mereka berdua tidak melihatnya.


Ya aku mendengar semuanya disana, aku meletakkan air putih dan rotiku di dapur karena aku ingin mendengar semuanya. aku mendengar cerita yang membuatku syok, membuatku bingung, tidak tahu harus apa, hanya tangis yang mengalir sekarang, ya di kamar mandi aku membekap mulut ku sendiri agar tangis ku tidak terdengar oleh mereka, mendengar kenyataan yang perih, "Selama ini aku dibohongi dan membuatku tidak berbakti dan malah berbuat durhaka pada umi kandung sendiri . apa yang harus aku lakukan ya allah mengapa hidup ku jadi seperti ini ya allah maafkan hambamu ini ya allah?". ucap ku lirih pada cermin dan tangis yang yang aku tahan sedari tadi pecah didalam sana. Saat itu aku mendengar Tante Aminah bergabung dan mereka semua sudah di kamar masing.


Malam itu aku mengetahuinya,segala sesuatu yang ditutup-tutupi aku tidak bisa apa apa, didalam sana aku hanya bisa menangis sampai aku mungkin merasakan perut ku sakit (mungkin karena aku belum makan dari pagi tadi), sulit untuk aku bernafas dan jantungku yang lemah ini sedang bergemuruh aku tak tahu harus meminta tolong pada siapa, dan aku hanya diam dan menangis didalam hingga aku memejamkan mata semua hitam pekat rasa tadi tidak terasa lagi, hampa,mungkin ini hari terakhirku.


"Jangan siksa aku dengan rasa yang engkau berikan ini ya allah, aku sudah tidak kuat lagi ya allah aku ingin meninggalkan semuanya".

sudah ya gimana teman-teman ceritanya kalau dibaca senang comment ya juga dilike juga ya temen-temen.. sampai jumpa temen-temen

insyaallah sepertinya aku bakal update setiap hari tunggu besok ya temen-temen. mohon maaf kalau ada yang typo atau gimana hehehe.

sedikit kata kata nih buat Qani "Jangan mengatakan kamu akan pergi. jika kamu tidak bisa, biar tuhan yang akan bersamamu berdoalah, dekatkan dirimu pada sang khaliq , menangislah, lalu ingat semua yang diberikan allah, jika kebahagiaan cukup ucapkan alhamdulillah, namun jika diberikan cobaan bersyukurlah karena allah akan menaikkan derajat kita, tidak semua orang mendapakannya, allah melakukan itu agar kamu menjadi dekat dengannya, meminta mu lebih bertaqwa pada nya". Allah Ta'ala berfirman (ـ(لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) ("Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita". QS At Taubah:40).

semoga kita semua diberikan perlidungan sampai jumpa besok. insyaallah

wassalammualaikum.wr.wb

KeterpaksaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang