Tujuh

3 0 0
                                    

haii  semuanya aku lanjutin lagi ya.. dibaca yaa hehehehe

"Jika dia jodohku maka dekatkan kami, jika tidak kirimkan padaku penggantinya".

semuanya sudah berubah aku memutuskan untuk berdamai dengan perasaan ini, mencoba untuk dekat dengan semua, mencoba untuk menghargai namun memang masih berusaha untuk terbuka, karena yang seharusnya aku tahu abah tidak memberi tahu ku merasa bodoh di semua keluarga yang tahu semuanya, sedangkan aku pura-pura baik baik saja, pura pura tidak mendengar apa apa yang pasti aku terlihat baik namun tidak. 

aku masih berada di rumah sakit dan sebentar lagi akan pulang. dan ternyata dokter itu adalah anak dari teman abah di pondok yang aku mondok disana, aku mendengarnya ketika abah menanyakan karena tidak asing dengan nama abahnya. Dan abah bilang minggu ini aku kesana dan mengajak dokter itu untuk bareng kalau ingin pulang karena memang minggu depan adalah jadwal untuk pulang.

"Iya boleh sekali om, nanti saya kabari lewat hafidz jika tidak mengganggu saya memang akan berkunjung ke abah".Kata dokter itu

"wah bagus ya sudah barengan saja, iya minggu depan langsung ke rumah abah saja ya, panggiknya abah saja enggak enak dipanggil om hehehehe". kata abah

"iya bah, saya permisi dahulu ya bah. oh ya bah anak abah sudah boleh pulang hari ini". kata dokter  sambil melirik ke arah ku

"oh ini kenalkan ini anak abah nama panggilannya Qo, eh Alaik". kata abah yang tahu aku tidak begitu senang dipanggil Qani.

"Oh alaik kedamaian memang sangat damai memandangnya". kata dokter itu dan langsung menutup mulutnya dan langsung berkata "maaf bah enggak sengaja, astaghfirullah keceplosan bah, ya sudah saya permisi dulu ya bah, umi semuanya assalammualaikum". dan langsung pergi 

"hehehe lucu ya Al?" kata mas hafidz

"sampek mukanya merah gitu mbak, lucu deh". kata rania 

"aduh masak merah sih biasa aja atuh". kata ku sebenarnya aku juga sangat senang dan tersipu kenapa dia itu tahu nama ku yang biasanya tahu itu hafal alquran eh ini dia tahu hehhehe.

"biasa aja apa luar biasa". kata umi 

"aduh umii, jangan gitu atuh ayo pulang mi aku mau istirahat". kataku

"iya bener mi, kasihan Alaik harus istirahat, cepet pulang cepet baik". kataa fatimah, entah kenapa dia kelihatan tidak suka dengan yang diucapkan dokter tadi gak tau, dan gak mau suudzan deh aku

akhirnya aku pulang dan langsung kekamar di antar sama mbak kiya, dan adit radit, lalu aku dikamar istirahat.

Sore hari nya aku dibangunkan dengan umi untuk turun jika kuat, kalau tidak kuat nanti umi akan antar makanan katanya. karena aku sudah sembuh gak pusing lagi aku meutuskan untuk mandi dan makan di ruang makan, namun karena belum ada apa apa di meja makan aku memutuskan ke dapur eh ternyata mbak kiya masih masak akhirnya aku membantunya.

"mbak kiya masih masak ya?, Al bantu boleh ya?". kataku 

"loh Al kok disini, nanti kalau sakit gimana , kamu duduk aja disana". balasnya

"enggak a aku mau bantuin aja, boleh dong ya masak gak boleh". kataku sedikit memaksa

"iya deh dek boleh, tapi kalau capek bilang ya, ini aku lagi masak sayur lodeh nih tapi mbak lupa bahan-bahannya sama ayam kecap nya jadi masih goreng telur sama tempe tahu aja." katanya

"okee deh mbak kiya, aku tahu mbak biar aku yang bikin ya mbak tapi kalau kurang asin atau apa comment ya". kataku karena aku dulu sering masak masakan dan bikin kue alhamdulillah masih inget dan semoga enak aku segera menyiapkan bahan bahannya dan merebus air juga memotong motong ayam nya dan kacang panjang juga beberapa bumbu akhirnya jadi lalu aku yang tadi dibantu sama mbak kiya akhirnya jadi. aku dan mbak kiya memasak dan berbincang bincang biar gak kesannya kaku hehehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KeterpaksaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang