Bagian 14

47 13 1
                                    

[Kalian bisa play mulmednya kalau ada instruksi dari aku yaaa, hehehe]

🌸🌸🌸

     Setelah Zen menyelesaikan lagu kedua yang dibawakannya, tepuk tangan riuh rendah dari penonton, aku juga ikut bertepuk tangan, karena ini kali pertama aku mendengar Zen menyanyi dan suaranya sangat indahhhhhhh. Bahkan saking fokusnya dengan penampilan Zen, aku lupa kalau ada Ragas, hahaha.

     “Seneng banget kayaknya,” ujar Ragas sambil menatap lurus kearah panggung.

     “Bagus banget Gas suaranya..” pujiku.

      “Yailah, di sekolah kita juga ada yang suaranya kayak gitu Jah. Cuman vokalisnya aja yang  gak pernah ganti lagu, jadi gak ketauan,” ucap Ragas. Di sekolahku juga ada ekskul band, tapi saat ada acara di sekolah, mereka hanya menyanyikan lagu itu-itu saja, sampai bosan kami mendengarnya

     “Iya ya bener.”

     “Gimana tadi?? Kalian pada terhibur nggak?” Tanya Zen di panggung sana.

     “Iyaaa,” ucap penonton serentak. Wahhh banyak banget suaranya, mana kebanykan dari kaum perempuan. Aku juga yakin mereka terpukau oleh ketampanan Zen.

     “Alhamdulillah kalo kalian terhibur. Nah sekarang gue mau bawain satu lagu lagi, tapi gue tampil sendiri nggak sama temen-temen gue. Lagu ini gue persembahin buat temen gue yang lagi nonton. Budi Doremi – Tolong.”

     Zen langsung memainkan gitarnya dan langsung menyanyikan lagu Tolong.

[play mulmednya gaissse...]

Ku rasa ku sedang jatuh cinta
Karena rasanya ini berbeda
Oh apakah ini memang cinta
Selalu berbeda saat menatapnya

Mengapa aku begini
Hilang berani dekat denganmu
Ingin ku memilikimu
Tapi aku tak tahu

Bagimana caranya?

Tolong, katakan pada dirinya
Lagu, ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Sampai aku mampu, ucap maukah denganku?

Ku rasa ku sedang jatuh cinta
Karena rasanya ini berbeda
Oh apakah ini memang cinta
Selalu berbeda saat menatapnya

Di sini aku berdiri
Menanti waktu yang tepat
Hingga akhirnya ku mampu
Katakan padamu, ooo

Tolong, katakan pada dirinya
Lagu, ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Mungkinkah dia tahu, cinta yang ku mau?

Ooo.. ooo

Tolong, katakan pada dirinya
Lagu, ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Sampai aku mampu, ucap maukah denganku?

Ooo, maukah kau dengan, aku?

Zen menyelesaikan lagu itu dengan senyuman. Penonton memberikan tepuk tangan yang meriah. Aku tidak bohong, suara Zen sangat indahhhhh, aku kagum padanya. Aku menengok kearah Ragas, dia bertepuk tangan seperti orang yang belum makan, loyo!

     “Kenapa?” Tanya Ragas.

     “Tepuk tangannya nggak semangat banget!”

     “Suaranya biasa aja,” ucapnya datar. Aku rasa pendengaran dia terganggu karena keseringan memakai earphone. Jangan di contoh ya teman-teman.

     “Hafizah!” panggil Zen sambil berlari kearah ku.

     “Zen!!”

     “Gimana tadi penampilan gue?” Tanya Zen.

Mau Kemana? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang