PB;32

154 20 1
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 32 — Created by clarisme28

▪▪▪

Di tempat duduk Rachel dan Dira Dino serta Tama dkk menduduki bangku kantin itu tanpa pesetujuan Rachel dan Dira.

Tama yang tahu kekasihnya mendiaminya, dia pun beranjak pergi membeli sesuatu.

“Hel, lo jangan gituin Tama dong, kasian dia.” Dira menyolek pinggal Rachel.

“Gue badmood sama dia,” ujar Rachel datar sambil berdiri.

“Badmood mulu lo kerjaannya,”

“Masa bo–” ucap Rachel terputus karena ulah Tama yang membuatnya memanas.

“Kenapa?” tanya pelan Rachel.

“Kamu nembus sayang,” ungkap Tama sambil menutupi sesuatu itu dengan jaket kesayangannya dan berakhir mengelus surai rambut kekasihnya itu.

“Ih..., gak bilang-bilang.” wajahnya merona seketika.

“Iya maap,”

‘Cowok selalu salah,’ batin Tama.

“Ini, ganti dulu,” senyum Tama sambil memberikan plastik hitam itu.

Dira melihat keromantisan sahabatnya, mencubit tangan Dino. Dino menatap bingung ke arah Dira.

“Kamu tuh gak peka amet sih,” cemberut Dira.

“Gak peka apa, hm?” gumam Dino.

“Tauah, pusing sama cowok gagal peka.”

‘Cewek gue kenapa sih? Gak peka gimana? Ahh.., pusing deh ngertiin cewek.’ pikir Dino mengusap wajahnya.

Di lain sisi Azriel yang melihat ke gentle temannya terkikik geli. Kevin yang masih berselancar didunia mayanya hanya menatap tak percaya.

Alvaro hanya menatap datar Tama yang masih tersenyum merekah itu, genggaman tangannya kian kuat.

‘Walau hari ini lo milik dia, tapi liat kedepannya gue bakalan rebut dia,’ batin Alvaro semangat.

Di barisan ketiga depan bangku Tama dkk, Nadine menatap tajam penuh murka. Ia seperti Alvaro yang mengepalkan tangannya.

Nadine tak pernah diperlakukan seperti Rachel. Memberikan yang menurut lelaki itu malu.

Dulu saat mereka berpacaran, Tama hanya mengantarkan, menjemputnya. Dinner saja ia yang  mengajaknya, Tama hanya mengangguk dan berkata ‘Iya, kamu aja yang handle.’  Astaga seperti itukah cara dia berpacaran.

Tapi, saat bersama Rachel semua berbeda, Tama bukan dirinya yang diam menunggu semua beres. Nadine yang mengingat saat berpacaran dulu membuat emosinya meluap-luap.

Naura yang melihat emosi Nadine mengelus punggungnya, memberikan ketenangan. Fani hanya bercelotek tak memperdulikan Nadine yang tengah menahan emosi itu.

09;PakBoy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang