~ Ch 9 ~

1.3K 111 7
                                    

Benny  berada  di  balkon  kamar. Memandangi  bulan, yang  malam  ini  begitu  indah. Dulu  saat  keluarganya  masih  lengkap. Setiap  malam  sehabis  magrib. Ia, ayah  dan  ibunya, memandangi  sinar  bulan. Sambil  mengobrol  santai.

Tapi  kini  semuanya  musnah. Rumah  pun  hangus  terbakar  habis. Bahkan  barang-barang  peninggalan  kedua  orang  tuanya, ikut  habis  terbakar. Ia  tak  punya  apa-apa  lagi.

Beruntungnya  ia  kini. Diadopsi  oleh  Bramantyo  bersaudara. Hidupnya  lebih  terjamin  sekarang. Tak  lagi  hidup  susah. Meski  begitu, ia  tak  lantas  menjadi  pongah. Mengingat  bahwa  ia  hanya  adik  angkat.

"Adek, kenapa  diluar ??" suara  Vello, membuat  Benny  menoleh.

"Kakak," balasnya. Vello  duduk  di  sebelahnya. Menyampirkan  selimut  tebal, pada  tubuh  Benny. Membuatnya  hangat.

"Udah  malem  lho. Nanti  bisa  demam  kamunya," ucap  Vello.

"Kak. Aku  beruntung  banget, jadi  bagian  keluarga  ini. Aku  nggak  tahu  lagi, kalau  nggak  ketemu  kalian. Mungkin  bisa  habis  sama  Rama  cs," jelas  Benny. Vello  memeluknya  dari  belakang.

"Justru  kakak, yang  harusnya  bilang  makasih. Kamu  mau  jadi  adik  kita. Jujur  aja  dari  dulu, kakak  pengen  punya  adik. Tapi  baru  kesampaian  sekarang," jelasnya.

"Gitu  ya  kak ??"

"Iya. Mulai  saat  ini. Kalau  kamu  ngerasa  ada  kesulitan. Jangan  ragu, untuk  bilang  sama  kita  berenam," jawab  Vello.

"Iya  kak," Benny  tersenyum  manis.

"Ayo  istirahat !!" perintah  Vello.

Benny  menurut, dan  masuk  lebih  dulu. Segera  berbaring  menyamankan  diri. Vello  mengunci  pintu  balkon, dan  menutup  tirai. Ia  ikut  berbaring, di  sebelah  adiknya.

Tbc..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New  Lil  BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang