Pagi harinya irene terbangun dengan perasaan yang berkecamuk. Ia bingung kenapa mimpi semalam sangatlah nyata.
Tak mau berlama lama berkecamuk dengan pikirannya. Ia segera menuju ke kamar mandi.
"Aw shhh...ah jadi semalam bukan mimpi." Ucap irene. seketika pipinya bersemu dengan senyum yang merekah.
Ia pikir semalam adalah mimpi semata, namun ketika ia merasakan rasa nyeri di selangkangan nya irene jadi sedikit tersipu. Entah kenapa kegiatannya dengan Lim langsung terlintas di ingatannya.
Irene menuju ke kamar mandi dengan langkah terseok karena selangkangannya masih sakit.
Hari ini Tidak seperti biasa. Irene lebih banyak tersenyum. Entah kenapa jantungnya terus saja berpacu seperti semalam saat ia bersama lim.
***
Sore harinya lim mengajak kedua buah hatinya untuk makan malam di luar. Sebelumnya lim tidak lupa untuk memandikan Della terlebih dahulu. Sama seperti hari hari biasanya.
Della tidak akan mau mandi kalau bukan lim yang memandikannya. Ia akan menangis kalau lim tidak ada dirumah atau pulang terlambat.
Kalau Deva akan di mandikan oleh sang pengasuh. Deva cenderung penurut dan tidak banyak mengeluh.
"Daddy~" panggil Deva saat lim sedang menyisir serta menata rambut Della sedemikian rupa. Deva sendiri sudah rapih dengan tuxedo hitam yang persis seperti sang ayah.
"Ya ada apa sayang. "Ucap lim lembut. Pandangannya teralih ke arah deva yang sedang memegang botol susunya.
"Cebenalnya kita mau kemana cih. Deva mau main aja. Lepac yah Deva gelah." Ucap Deva yang mulai tidak nyaman. Tangannya mulai membuka kancing tuxedo nya.
"Daddy...Della nggak mau pakai ini." Ucap Della dengan menarik narik ujung tuxedo lim.
"Kita mau ketemu seseorang kalian pasti suka. Ayo sekarang kita berangkat" ucap lim menggendong si kembar secara bersamaan.
Dalam mobil lim sesekali ikut menyanyi bersama si kembar. Lim sesakali tertawa mendengar nyanyian Della dan Deva yang masih cadel dan sulit dimengerti itu.
"Cha kita sudah sampai ayo turun." Ucap lim melepaskan seatbelt Della dan Deva.
"Kita cudah campai dad?"tanya Deva penasaran
"Hmm ayo..kalian jalan sendiri yah. "Ucap lim dengan tangan kanan menggandeng lengan mungil Deva sedangkan Della di kanan.
"Daddy ko kita ke lumah cakit cih ?"tanya Della.
"Ada deh udah ayo sayang"
Saat perjalanan ke ruangan Irene. Lim mendengar bisikan bisikan orang-orang.
"Wah lucu sekali. "
"Hmm ayahnya juga sama tampan."
"Aku sedang membahas anaknya bodoh bukan ayahnya."
"Ya nggak papa. Nggak ada istrinya ini"
Hanya itu yang bisa lim dengar karena sedari tadi si kembar tidak lelah bertanya.
Tok tok tok
"Masuk" mendengar jawaban si pemilik ruangan lim langsung masuk. Bisa lim lihat Irene yang sedang membereskan peralatannya. Irene masih membelakangi mereka.
"Hai sudah siap" tanya lim
"Lim kapan sampai." Tanya Irene ia belum menyadari kalau si kembar sedang menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us | Lisrene
FanfictionTentang hubungan kita yang dimainkan sang takdir. Tentang hubungan kita yang ia mainkan dengan sangat luar biasa. Banyak peristiwa yang tidak mudah di tebak menghampiri kita. Cukup banyak kenangan indah yang sekejap hilang hanya karena rasa iba. Nam...