Aku milik mu - 5

3.1K 331 22
                                    

Langit menggulung awan, hitam kelabu. Burung-burung menyelamatkan diri dari gemuruh hujan. Xichen menatap langit gelap, Sial!! Baru saja ia membuat anyaman tempat berteduh, tapi nyatanya alam tak memihaknya untuk menyelamatkan dinginnya malam dan sambutan hujan. Susah payah ia berjalan dengan menggendong Wangji ke gua terdekat, untung saja penglihatan Wanyin sangat tajam.

"Masuklah, Wanyin"

Wanyin masuk kedalam gua, walau beberapa lukanya telah diobati, udara dingin menusuk pori-pori kulitnya yang putih.

Xichen dengan sigap menaruh Wangji ketumpukan jerami, ia segera membuat api unggun dengan kekuatannya. Gua ini sangat gelap, bahkan tidak akan ada nyamuk yang berani berteduh digua segelap ini. Mungkin jika nekat, nyamuk-nyamuk bisa menabrak dinding gua.

Sayup-sayup suara mulai terdengar, benar seorang manusia ada di dalam gua, mungkin jaraknya ada sekitar 5 meter dari tempat Xichen. Suara seperti mengeluh itu membuat Wangji terbangun, perlahan ia memposisikan diri untuk bangun dari tidurnya, kepalanya terhuyung-huyung. Wangji masih pusing.

"Wangji, kau terganggu? Biar aku lihat ke dalam gua" Xichen hendak beranjak, namun tangannya tertahan oleh Wanyin. Ia seperti khawatir.

"Bagaimana jika itu orang jahat?"

"Tentu aku tidak akan membiarkan dia menyentuh mu"

Semburat rona merah pada wajah Wanyin mulai muncul, untung saja di dalam gua ini gelap, jadi Xichen tak akan melihat itu.

"Xiao Zhang... Aku"

"Tak perlu, tunggu disini saja dengan Wanyin. Biar aku yang melihat" Xichen mulai masuk dengan menggunakan kertas mantra api untuk menerangi jalan.

Semakin menjauh, ia berjalan kaki Xichen sedikit syok pada sesuatu yang bergerak. Ia mencoba mendekat lebih dalam. Tak tahu jika Wanyin dan Wangji juga mengikutinya dari belakang. Tentu saja mereka juga khawatir pada Xichen, bagaimana jika didalam gua terdapat ribuan mayat hidup? Tidak ada yang tahu.

"Aahh~ kepalaku pusing sekali" sosok itu bangun dari tidurnya.

"Tuan mu- "

"Wei Ying!!" Wangji langsung berlari memeluk Wei Wuxian secepat sabetan Bichen miliknya. Mungkin jika Lan Qiren tahu, ia pasti sudah menghukum Wangji.

Wuxian nampak bingung, tubuhnya dipeluk erat, harum bau cendana itu menguar dihidungnya. Sangat familiar, namun pandangannya tertuju pada sosok Lan Wangji, dan berkata dengan suara dalam, "Kau siapa?"

To be continued...

MEMORIES - WANGXIAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang